Friday, June 17, 2011

New...! MODEL –MODEL PEMBELAJARAN

MODEL –MODEL PEMBELAJARAN

No    Model pembelajaran    Kelebihan    Kekurangan    Situasi yang tepat

1.     Examples non examples    •    memper- luas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek
•    membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan  non example    •    Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
•    Memakan -waktu yang lama.    Model ini digunakan digunakan untuk mengajarkan definisi konsep
2.    Picture and picture    •    Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
•    Melatih berpikir logis dan sistematis    •    Memakan banyak waktu.
•    Banyak siswa yang pasif.    Model ini sangat cocok digunakan untuk pembelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika
3.    Numbered heads together    •    Memotivasi siswa untuk mencari wawasan sebanyak-banyaknya
•    Melatih siswa untuk bekerja sama
•    Melatih siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain    •    Suasana kelas menjadi gaduh
•    Kelas dapat dikuasai oleh anak yang pandai berbicara saja
•    Hanya efektif digunakan pada kelas yang jumlah siswanya sedikit    Struktur ini yang sangat baik untuk menggabungkan Kemitraan Belajar menjadi kelompok-kelompok atau tim dari empat
4.    Cooperative script    •    melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan
•    setiap siswa mendapat peran
•    melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan    •    hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
•    hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksinya hanya sebatas pada dua orang tersebut    Efektif digunakan yang jumlah siswanya sedikit. Dan dapat pula digunakan untuk penelitian tindakan kelas
5.    Kepala bernomor struktur    •    melatih kerja sama antar siswa yang bernomor sama
•    Setiap siswa menjadi siap semua.
•    Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
•    Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain.    •    Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
•    Waktu yang dibutuhkan banyak.
   
6.    Student teams-achievement divisions (stad)    •        •        Cocok diterapkan untuk mengajarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan satu jawaban seperti yang terdapat dalam matematika dan IPA.
7.    Jigsaw (model tim ahli)    •    siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.
•    siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
•    siswa dituntut untuk menyampaikan pendapatnya masing masing terkait materi pelajaran yang akan dipelajari    •    Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi.
•    Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.    Model ini mendukung pembelajaran kontekstual
8.    based Problem introductuon (PBI)    •    Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
•    Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
•    Dapat memperoleh dari berbagai sumber.    •    Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
•    Membutuhkan banyak waktu dan dana.
•    Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.     Cocok diterapkan pada :
Kelas V : materi sifat benda
Kelas VI : perubahan benda
9.    Artikulasi    •    Guru dapat mengetahui daya serap siswa
•    Semua siswa aktif    •    Memakan waktu yang lama    Cocok diterapkan pada materi berbasis kompetensi
10.    Mind mapping    •    Siswa dapat mengemukakan pendapat dengan bebas
•    Melatih siswa untuk membuat suatu kesimpulan    •    Siswa tidak aktif sepenuhnya
•    Tidak sepenuhnya murid belajar    Model pembalajaran mind mapping cocok untuk semua jenis mata pelajaran, namun lebih efisien pada pelajaran yang berupa bacaan seperti pada ikatan kimia dibandingkan pada pelajaran berhitung.
11.    Make - a match
Mencari pasangan    •    Melatih siswa untuk lebiih teliti.
•    Melatih kecermatan dan ketepatan serta kecepatan siswa    •    Waktu yang terlalu cepat.
•    Siswa kurang konsentrasi    paling cocok diterapkan pada mata pelajaran ilmu-ilmu social, sastra, beberapa bagian sains dan bidang studi lain yang tujuan pelajarannya lebih menekankan pada konsep daripada ketrampilan.
12.    Think pair and share    •    memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan.
•    siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.
•    siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
•    siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
•    memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran    •    Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.
•    Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.
•    Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.    Ini strategi yang sederhana, efektif dari anak usia dini melalui semua fase-fase berikutnya untuk pendidikan tersier dan seterusnya.
13.    Debate    •    Mempertajam hasil
•    Menyajikan kedua segi permasalahan
•    Membangkitkan analisa dari kelompok
•    Menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah
•    Membangkitkan daya tarik
•    Mempertahan perhatian dan minat peserta
•    Dapat dipakai pada kelompok yang lebih besar     •    Keinginan untuk mempertahankan pendapat/menang sangat besar
•    Mungkin anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang berdebat
•    Membatasi partisipasi anggota kelompok kecuali diikuti diskusi
•    Mungkin terlalu banyak emosi yang terlibat
•    Memerlukan banyak persiapan•       
14.    Role playing    •    Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
•    Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
•    Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
•    Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.    •    memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
•    Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
•    Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu
•    Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
•    Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini    dapat digunakan sebagai pelatihan profesional atau di ruang kelas untuk memahami sastra, sejarah, dan bahkan ilmu pengetahuan
15.    Group investigation    •    Siswa menjadi lebih aktif.
•    Tugas guru menjadi lebih ringan.
•    Setiap kelompok mendapatkan tugas yang berbeda sehingga tidak mudah untuk mencari jawaban dari kelompok lain
•    Diskusi menjadi lebih aktif.
•    Siswa yang nilainya tertinggi diberikan penghargaan yang dapat mendorong semangat belajar siswa.    •    Siswa cenderung ribut, sebab peran seorang guru sangat sedikit.
•    Membutuhkan waktu yang lama.
•    Biasanya siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan hasil temuannya kepada temannya.    Model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
16.    Talking stik
    •    Menguji kesiapan siswa.
•    Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
•    Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).    •    Membuat siswa senam jantung    Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK
17.    Bertukar pasangan    •    Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
•    Semua siswa terlibat.    •    Memerlukan waktu yang lama.
•    Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.    Model pembelajaran “bertukar pasangan” memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Model ini dapat diterapkan untuk berbagai mata pelajaran di sekolah.
18.    Snowball throwing    •    Melatih kesiapan siswa.
•    Saling memberikan pengetahuan.    •    Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
•    Tidak efektif.   
19.    Student facilitator and explaining    •    Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain.
•    Dapat mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya. 
•    lebih dapat memahami materi.    •    Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
•    Banyak siswa yang kurang aktif.   
20.    Course review horay    •    Pembelajarannya mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya.
•    Melatih siswa untuk kerjasama.    •    Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
•    Adanya peluang untuk curang.    Dapat diterapkan pada mata pelajaran matermatika maupan pelajaran lain
21.    Demonstration    •    Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
•    Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
•    Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.    •    Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
•    Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
•    Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
    Metode Demonstrasi cocok digunakan apabila:
1. Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa. 2. Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil dan melakukannya.
3. Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti
22.    Explicit intruction    •    Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
•    Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.    •    Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
•    Untuk mata pelajaran tertentu.    Model ini dapat digunaka dalam berbagai materi pelajaran
23.    Cooperative integrated reading
And composition (circ)    •    Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
•    Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain    •    Pada saat dilakukan presentasi, terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang secara aktif tampil menyampaikan pendapat dan gagasan.
    Dapat diterapkan dalam pelajaran bahasa
24.    Inside-outside-circle
(lingkaran kecil-lingkaran besar)    •    Siswa mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
    •    Membutuhkan ruang kelas yang besar.
•    Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau.
•    Rumit untuk dilakukan.   
25.    Tebak kata    •    Sangat menarik siswa sehingga setiap siswa ingin mencobanya    •    Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.   
26.    Word square    •    Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
•    Melatih untuk berdisiplin.     •    Mematikan kreatifitas siswa.
•    Siswa tinggal menerima bahan mentah.    
27.    Scramble    •    Memudahkan mencari jawab.
•    Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.     •    Siswa kurang berpikir kritis.
•    Bisa saja mencontek jawaban teman lain.    
28.    Take and give    •    Siswa dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.     •    Metodenya Tidak terlalu efektif
•    Metodenya terlalu bertele-tele.    
29.    Conseptsentense    •    Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
•    Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.     •    Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
•    Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.    
30.    Complette sentense    •    Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata dalam kalimat.
•    Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan rumpang/tidak jawabannya.
•    Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi.     •    Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal.
•    Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak kata, karena biasanya hanya kata hubung.
•    Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.    
31.    Time token
Arends 1998    •    Semua siswa aktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan berpartisipasi dalam diskusi.
•    Dapat menumbuhkan dan melatih keberanian siswa dalam berpendapat bagi siswa yang pemalu dan sukar berbicara.
•    Semua siswa mendapatkan waktu bicara yang sama sehingga tidak akan terjadi pendominasian pembicaraan dalam berlangsungnya diskusi.     •    Siswa yang memiliki banyak pendapat akan sulit mengutarakan pendapatnya karena waktu yang diberikan terbatas.    
32.    Pair cheks
Spencer kagen
1993    •        •       
33.    Keliling kelompok    •    Adanya tanggung jawab setiap kelompok
•    Adanya pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya
•    Lebih dari sekedar belajar kelompok
•    Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat, pandangan serta hasil pemikiran
•    Hasil pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu kepala
•    Dapat membina dan memperkaya emosional    •    Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling kelompok
•    Suasana kelas menjadi rebut
•    Tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yangmemerlukan pengayaan
   
34.    Tari bambu    •    Memperkaya pengetahuan siswa
•    Melatih siswa berbicara
•    Melatih siswa mendengarkan pendapat orang lain    •    Tidak semua materi tersampaikan
•    Membutuhkan tempat yang luas
    Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antar siswa.
35.    Dua tinggal dua tamu
(two stay two stray)
Spencer kagan 1992    •    Melatih siswa untuk bekerja sama    •       

No comments:

Post a Comment