Saturday, August 6, 2011

Jabir Bin Hayyan. Biografi, Keluarga, pendidikan, Karya, Kontribusi Bagi peradaban Islam.

Jabir Bin Hayyan
                                                  BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini kita hidup di era super modern. Betapa tidak, dalam menjalani aktivitas sehari-hari kita ditemani oleh ragam fasilitas modern yang melimpah. Ada telepon, kalkulator, komputer, AC, CD, radio, televise, kulkas, pompa air, motor, mobil, internet, dan sebagainya.
Hanya saja, kita sering lupa bahwa semua fasilitas modern itu tidak muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba . Akan tetapi, ada proses panjang yang melibatkan orang-orang yang memiliki kesungguhannya serta cita-cita mulia dalam upaya untuk memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Akhirnya, dunia mengenang mereka sebagai penemu dan perintis dunia yang berjasa besar dalam memajukan peradaban dunia.
Oleh karena itu, yang sekarang menikmati hasil kerja keras dan penemuan mereka tidak boleh begitu saja melupakan jasa mereka. Kita harus mengetahui dan mengenangnya. Bahkan kalau perlu kita jadikan kisah perjuangan, kesungguhan, dan semangat kerja keras mereka dalam upaya memberi arti bagi dunia, sebagai inspirasi dan cermin keteladanan bagi kita semua.
Berangkat dari pemikiran itulah penulis terdorong niat untuk membahas salah satu sumbangan dari tokoh ilmuan muslim yang membidangi ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia mencetuskan kimiawan Muslim yang bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern.
       Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya.
Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potassium senyawa penting dalam kehidupan manusia modern merupakan penemuan para kimiawan Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif. Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H.) adalah orang yang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuan Barat diambil dan dikembangkan menjadi apa yang dikenal sekarang sebagai ilmu kimia. Jabir, di Barat dikenal Geber, adalah orang yang pertama mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi dan mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta mengklasifikasikannya.
Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan 'Geber' itu pun tercatat berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian. Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.
Dari keberhasilan Jabir itulah Akhirnya penulis  berinsiatif untuk menulis tentang biografi, karya tulis dan sumbangan beliau terhadap dunia modern yang masih ada sampai sekarang. Semoga apa yang saya tulis ini berguna bagi bangsa dan negara Amien.
   



                                                           BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi Singkat Jabir Bin Hayyan
       Nama lengkapnya Jabir bin Hayyan bin Abdullah Kufi yang biasa dipanggil Abu Musa dan dikenal dengan Shufi. Dilahirkan di desa Thus Khurasan kemudian tinggal di Kufah. Kapan ia lahir, tidak diketahui dengan pasti. Diperkirakan ia lahir tahun 721 M, dan meninggal pada tahun 815 M. Di kalangan ilmuan Barat, ia dikenal dengan nama Geber, yang berasal dari kata “ jabir”. Asal-usul kesukuan Jabir memang tak terungkap secara jelas. Satu versi menyebutkan, Jabir adalah seorang Arab. Namun, versi lain menyebutkan ahli kimia kesohor itu adalah orang Persia.
        Dia menempuh pendidikan di bawah bimbingan dari dua gurunya yaitu Khalid bin yazid yaitu orang pertama yang berbicara ilmu kimia dan Imam Ja’far Shadiq yang dipanggil oleh Jabir dengan sebutan Sayyidi (tuanku).  Pada awalnya, dia menangani bidang obat-obatan di bawah dukungan Barmaki Vizir selama kekhalifahan Abbasiyah dari Harun al-Rasyid. Dia mengalami beberapa perubahan karena jatuhnya Barmaki dan ditempatkan dalam rumah penjara di Kuffah, hingga akhir hayatnya pada tahun 803 M. Pada awal karirnya dia berada di bawah kekuasaan Barmaki Vizir saat kekhalifahan Abbasiyah dari Harun al-Rasyid.
       Dialah orang pertama kali menemukan campuran kimia antara berbagai misteri, misalnya arsenic (zirnikh), antimony (itsmid). Teori yang kuat menyatakan bahwa hal itu akan membentuk barang tambang geologis, yang dinamakan teori tambang air raksa. Di antara temuannya yang lain adalah campuran baja, pemakaian O2 dalam pembuatan kaca, dan lain-lain. Penemuannya telah dijadikan dasar oleh para ilmuwan Eropa pada abad pertengahan dalam menyingkap rahasia kimia. Kita bisa mendapatkan, dalam buku karangannya yang pertama, istilah-istilah kimia, seperti garam amoniak (milh al-nasyadir), alkalin (al-qilwiyat), alembic (al-imbid), baja (al-itsmid), dan lain-lain yang tercantum dalam dua bukunya, kitab Shina’ah al-kimiya’, dan kitab al-Sabi’in.
B.    Karya Tulis Jabir Bin Hayyan
       Salah satu karya Jabir di bidang kimia adalah Kitab al-Kimiya dan Kitab al-Sab’in diterjemahkan dalam bahasa Latin pada jaman pertengahan. Terjemahan Kitab al-Kimiya diterbitkan oleh orang inggris bernama Robert dari Chester tahun 1144 M dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Buku kedua diterjemahkan oleh Gerard dari Cremona dan terkenal pada tahun 1187 M.
 Berthelot menerjemahkan beberapa buku Jabir denga judul Book of Kingdom, Book of the Balance, Book of Eastern Mercury, hal tersebut membuktikan bahwa dia tidak menggunakan judul yang asli dari buku-buku Jabir. Orang Inggris yang bernama Richard Russel telah menerjemahkan dan menerbitkan karya Jabir yang lain berjudul Sum of Perfection. Dia menggambarkan Jabir sebagai Geber, pangeran dan ahli filsafat Arab yang paling terkenal.
       Terjemahan tersebut terkenal di Eropa selama beberapa abad dan berpengaruh terhadap perubahan kimia moden. Beberapa istilah teknik ia perkenalkan misalnya, alkali (zat yang bersenyawa dengan asam), terdapat dalam berbagai bahasa Eropa dan telah menjadi kosa kata ilmiah. Hanya beberapa buku yang telah diedit dan diterbitkan, sementara lainnya masih ada dalam bahasa Arab belum diterjemahkan. Selain karyanya di bidang kimia dia juga menghasilkan karya di bidang ilmu lain seperti obat-obatan dan ilmu falak.
       Di samping pelbagai karya Jabir dalam bidang kimia, ada pula karyanya berupa tulisan-tulisan pendek dalam bidang filsafat, termodimanika, perdukunan, ilmu pasti, musik, kedokteran, sihir, dan agama. Yang pasti, semua karya ini tidak lahir dari satu pena. Karena sebagai karangan yang dinisbatkan kepadanya tidak semuanya benar. Seperti, tulisan yang dikeluarkan oleh orang Qaramathiah yang baru diketahui Sembilan puluh tahun setelah Jabir Hayyan meninggal dunia.

C.    Kontribusi Jabir Bin Hayyan Dalam Dunia Islam
       Sumbangan terbesar dari Jabir adalah di bidang kimia, Ia dikenal telah menulis lebih dari seratus buku lengkap dengan penjelasannya, dan dua puluh dua buku yang membahas masalah kimia. Dia melakukan penelitian di bidang kimia. Dia melakukan penelitian di bidang kimia (diambil dari bahasa Arab al-Kimiya) yang kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi ilmu kimia modern. Meskipun dikenal sebagai seorang ahli kimia, dia seolah tidak berusaha mengejar dengan serius zat-zat logam mulia seperti seorang ahli kimia. Dia berjuang keras dalam mengembangkan metode kimia dasar dan mengamati mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Jabir memfokuskan dalam percobaan dan pengembangan metode untuk mendapatkan karya yang dapat diproduksi ulang. Dia mengkhususkan dari dalam usahanya membuat metode kimia dasar dan mempelajari bermacam-macam reaksi kimia . Hal tersebut membantu pengembangan ilmu kimia sebagai sebua ilmu pengetahuan dari legenda-legenda tentang kimia. Jabir menekankan dalam berbagai subtansi agar dibuat reaksi kimia sehingga dapat membuka jalan untuk hukum yang tidak dapat dirubah.
       Sumbangan mendasar bagi ilmu kimia dan kesempurnaan ilmu pengetahuan adalah crystallizion (pembekuan), distillation (penyulingan), calcination (oksidasi/pembakaran), sublimation (penyubliman) dan evaporation (penguapan) serta mengembangkan beberapa instrument untuk membuat percobaan tersebut.
       Keberhasilan terbesar dari jabir adalah menemukan mineral dan asam, yang pertama kali disiapkan dalam alembic (Ambique)  miliknya. Penemuannya tentang alembic membuat proses penyulingan menjadi mudah dan sisteematis. Di antara berbagai terobosan yang pernah dia lakukan antara lain ramuan dan nitric, hydrochloric, citric dan tartaric acid. Berbagai percobaan yang dilakukan Jabir terkenal sistematis sehingga dia dijuluki sebagai bapak kimia di Eropa dapat ditelusuri langsung dari Jabir Ibn Hayyan.


                                            BAB III
                                          PENUTUP
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa Jabir merupakan seorang pelopor dalam pembuatan beberapa proses kimia terapan. Karya-karya Jabir antara lain pembuatan besi baja, persiapan berbagai jenis logam, pencegahan karat, penulisan dengan emas, penggunaan manganese dioxide dalam pembuatan kaca, mewarnai pakaian dan penyamakan kulit, mengkilapkan pakaian yang tahan air, pengindentifikasian cat dan minyak gemuk. Sebagai tambahan, dia membuat aqua regia untuk melarutkan emas.
Begitu banyak sumbangan yang telah dihasilkan Jabir bagi pengembangan kimia. Berkat jasa Jabir-lah, ilmu pengetahuan modern bisa mengenal asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi, dan tehnik kristalisasi. Jabir pulalah yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Keberhasilan penting lainnya yang dicapai Jabir adalah kemampuannya mengaplikasikan pengetahuan mengenai kimia ke dalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Ternyata, Jabir jugalah yang kali pertama mengaplikasikan penggunaan diaksoda pada pembuatan gelas kaca.
Tak heran, bila sosok dan pemikiran Jabir begitu berpengaruh bagi para ahli kimia Muslim lainnya seperti Al-Razi (9 M), Tughrai (12 M) dan Al-Iraqi (13 M). Tak cuma itu, buku-buku yang ditulisnya juga begitu besar pengaruhnya terhadap pengembangan ilmu kimia di Eropa.




DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Sa’id, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Jakarta Timur : PT Pustaka Al-Kautsar, cetakan pertama.
Manda Mila, Triningsih, Cendekiawan Islam, Yogyakarta : PT “ Kota Kembang”, cetakan 1, 2003.
Amin, Husayn Ahmad, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, bandung :PT Remaja Rosdakarya, Cetakan Ketujuh, Juni 200.

No comments:

Post a Comment