Saturday, August 6, 2011

Omar Khayyam Biografi, Keluarga/Nasab, Pendidikan, Karya, Kontribusi Bagi Peradaban Islam.

I. Pendahuluan
    Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis akan sedikit banyaknya berbagi pengetahuan akan tokoh ilmuan Islam. Dengan mengangkat satu nama Umar Khayyam, dan penulis rasa nama ulama’ satu ini sudah tidak asing bagi kalangan ilmuan dunia.
    Mengingat ternyata begitu banyak ilmuan Islam, maka menjadi penting bagi kita untuk mengetahui para ilmuan Islam itu yang salah satunya sebagaimana penulis utarakan di atas. Ilmuan ini tentunya memiliki keistimewaan tersendiri diantara para ilmuan Islam yang lain dalam kontribusinya dalam ilmu Matematika, selain itu ia juga terkenal sebagai penyair .
    Seperti yang kita ketahui pada abad X Masehi disebut dengan abad pembangunan daulah Islamiayah dimana Dunia Islam, mulai Codon di Spanyol sampai ke Multan di Pakistan, mengalami pembangunan dalam segala bidang, terutama dalam bidang berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dunia Islam pada waktu itu dalam keadaan maju, jaya, makmur; sebaliknya dunia Barat masih dalam keadaan gelap, bodoh, dan primitif Dunia Islam sudah sibuk mengadakan penyelidikan di laboratorium dan observatorium Dunia Barat masih asyik dengan jampi-jampi dan dewa-dewa. Hal ini desebabkan agama yang dibawa Nabi Muhammad telah menimbulkan dorongan untuk menumbuhkan suatu kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam. Dorongan itu mula-mula menggerakkan terciptanya ilmu-ilmu pengetahuan dalam lapangan agama (ilmu naqli), bermunculanlah ilmu-ilmu agama dalam berbagai bidang. Kemudian, ketika ummat Islam keluar dan Jazirah Arab mereka menemukan perbendaharaan Yunani. Dorongan dari agama ditambah pengaruh dari perbendaharaan yunani “Ketika Islam sampai ke Byzantium, Persia dan lain-lain, mereka tidak lagi menjumpai ilmu Yunani dipelajari orang, yang didapati hanyalah eberapa tabib Yunani, perkembangan baru tidak diperoleh lagi. Dan pada saat Islam datang, ilmu Yunani sudah mati yang tinggal hanyalah buku-bukunya saja”, menimbulkan dorongan untuk munculnya berbagai ilmu pengetahuan di bidang akal (ilmu aqli) Islam memiliki begitu banyak ilmuan yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
    Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari naqli (Al-Qur’an dan Hadits), yaitu ilmu yang berhubungan agama Islam. Ilmu ini mulai disusun dasar perumusannya pada sekitar 200 tahun setelah hijrah Nabi sehingga menjadi ilmu yang kita kenal sekarang. Ilmu-ilmu itu antara lain :
a.    Ilmu Tafsir
b.    Ilmu Hadits
c.    Ilmu Kalam
d.    Ilmu Tasawuf
e.    Ilmu Bahasa
f.    Ilmu fiqh
    Pada perkembangan selanjutnya, ilmu aqli pun berkembang dengan pesatnya, dikarenankan buku yang diterjemahkan oleh ulama’ Islam dari hasil karangan Aristoteles, bagian tertentu karangan Plato, karangan mengenai Neo Platonisme, sebagian besar karangan Galen, serta karangan dalam ilmu kedokteran lainnya dan juga karangn mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya itu ternyata hanya dapat dibaca oleh mereka ulama’ Islam.
    Semenjak itu mulailah masa pembentukan ilmu-ilmu Islam dalam bidang aqli, yang sering dinamakan abad keemasan yang berlangsung antara 900-1100 Masehi. Ilmu-ilmu itu antara lain :
a.    Ilmu Kedokteran (diantaranya Al-Razi, Ibnu Sina)
b.    Ilmu Filsafat (diantaranya Al-Kindi, Al-farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd)
c.    Ilmu Optik (diantaranya)
d.    Ilmu Astronomi (diantaranya Al-Fazari, Al-Farghani, Al-Battani, Al-Biruni,)
e.    Ilmu Hitung (diantaranya Al-Khawarizmi, Al-Kindi,Al-Karaji,Al-Battani, Al-Biruni, Umar Khayam, Ibnu Sina)
f.    Ilmu Kimia (diantaranya Jabir Ibn Hayyan, Ar-Razi)
g.    IlmuTarikh dan Geografi (Ilmu Bumi) (diantaranya Al-Idrisy)
    Sesuai dengan janji awal, penulis akan berbagi pengetahuan akan ilmuan kita Umar Khayyam yang tidak diragukan sangat menggeluti ilmu aqli ini dalam bidang Ilmu Hitung.
    Tanpa kita sadari dengan kita mengetahui para ilmuan Islam, baik yang menggeluti bidang Ilmu Naqli dan Aqli, tentu akan menumbuhkan rasa cinta kita kepada mereka dan tidak kalah pentingnya kita akan termotivasi menapaki jejak mereka yang mulia dalam menjaga ilmu dan tidak hentinya senantiasa melakukan pengembangan-pengembangan ilmu tersebut sehingga ilmu itu membawa maslaha bagi kita sendiri, dan makhluk Allah SWT yang lain.
     Penulis ucapkan selamat membaca semoga bermanfaat, dan adapun ketidak sempurnaan tulisan ini tentunya masih dapat ditemukan. Oleh karena itu penulis sangat menanti kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca yang terhormat.
    Dalam makalah ini penulis akan menyajika hal-hal berikut
I.  Pendahuluan
II.  Pembahasan
a.    Biografi Umar Khayyam
1.    Nasab Umar Khyyam
2.    Beberapa tampilan gambar Umar Khayyam
b.    Pendidikanya
c.    Karya-karya
d.    Kontribusi bai peradaban Islam
III.  Penutup/Kesimpulan   
II. Pembahasan
a.    Biografi Umar Khayyam
a)    Nasab Umar Khayyam
    Umar Khyayyam terlahir di Persia (Iran) pada 18 Mei 1048 M (lahir antara 1038 dan 1048)  dengan nama lengkap Ghiyath A-Din Abu'l-FathUmar ibnu Ibrahim Al-Nisaburi A-Khayyami Secara bahasa, Khayyam berarti 'pembuat tenda'. Nama itu digunakan, karena sang ayah bernama Ibrahim adalah seorang pembuat tenda. Kota kelahiran Khayyam bernama Nishapur. Ia hidup di era kekuasaan Dinasti Seljuk abad ke-11 M. Khayyam menghabiskan masa kecilnya di kota Balkh (sekarang utara Afghanistan). Ia adalah sosok penyair besar, filsuf, sufi, ahli astronomi, dan ahli matematika termasyhur dari Persia (Iran).
b)    Beberapa tampilan gambar Umar Khayyam
         

 
b. Pendidikannya
    di kota Balkh (sekarang utara Afghanistan). Di sana, dia menuntut ilmu kepada seorang ilmuwan kondang, Syekh Muhammad Mansuri.
    Khayyam juga menimba ilmu pada seorang guru terkemuka di wilayah Khurasan bernama Imam Mowaffaq. Saat itu, Khurasan menjadi ibu kota kerajaan Seljuk. Tak heran, bila ketika itu Khurasan  bersaing dengan Kairo dan Baghdad untuk menjadi pusat peradaban Islam dan dunia.
    Kekuasaan Seljuk Turki meliputi wilayah Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan sebagian besar Iran. Dalam situasi politik yang tak menentu, ketika itu, tak mudah bagi Khayyam untuk menuntut  ilmu.  Pada era  itu,  setiap  dinasti  berlomba  untuk  memperluas  wilayah kekuasaannya. 
    Khayyam  sempat  belajar  filsafat  di  Nishapur.  Seorang  temannya menuliskan sosok Umar Khayyam sebagai seorang pelajar yang dikarunia kecerdasan yang tajam dan kekuatan alam yang sangat tinggi. Menurut sebuah legenda yang cukup termasyhur, sewaktu menuntut ilmu kepada Imam Mowaffaq, Khayyam sangat dekat dengan Nizam-ul-Mulk (lahir: 1018 M) yang menjadi pejabat di Kerajaan Seljuk dan Hassan-i-Sabah (lahir:1034 M) yang menjadi pemimpin aliran Hashshashin (Nizar Ismaili). Ketiganya kerap disebut 'Tiga Sahabat'.Ketika  Nizam-ul-Mulk  menjadi  penguasa,  Hassan-i-Sabah  dan  Khayyam  datangkepadanya. Jika Hassan-i-Sabah meminta jabatan di pemerintahan. Kepada sahabatnya itu, Khayyam hanya meminta disediakan tempat untuk hidup, mempelajari ilmu dan beribadah. Konon, Khayyam mendapat dana pensiun yang per tahunnya mencapai 1.200 mithkals emas.
    Namun, keabsahan legenda itu diragukan sejumlah ilmuwan seperti Foroughi danAghaeipour. Menurut mereka, tak mungkin Khayyam dan Nizam-ul-Mulk bisa menjadi teman sekolah, karena usia mereka berbeda 30 tahun. Terlebih, ketiga orang itu hidup ditiga tempat yang berbeda. Kemungkinan, kisah persahabatan ketiga orang itu muncul,karena ketiganya sama-sama tokoh terkenal.Khayyam terkenal lantaran keluhuran ilmu dan puisi-puisinya, sementara Hassan-i-Sabah termasyhur sebagai tentara pemberontak dan Nizam-ul-Mulk kesohor dengan kekuasaan dan aturan serta hukum yang dikendalikannya. Maka tak heran, jika pada saat itu muncul legenda tentang persahabatan tiga figur terkemuka itu.
c. Karyanya
    Tidak diragukan lagi bahwa Umar Khayyam adalah seorang filsuf besar, ahli matematika dan ahli astronomi. Dia menulis dalam bahasa Arab lebih dari sepuluh buku mengenai filsafar, astronomi, dan matematika. Salah satu bukunya yang terkenal, al-Jibr , merupakan sumbangan terbesaar bagi ilmu pengetahuan. Dalam buku ini dia menunjukkan keilmuwan dan keasliannya. Penulis aljabar terkanal, al-Khuarizmi, tidak menunjukkan kualitas seperti yang ditunjukkan Umar Khayyam dalam memecahkan masalah dalam aljabar dan geometri. Tahun 1857, Woepeke mengedit dan menerjemahkan buku Umar Khayyam, al-Jibr. Bukunya membahas geometri, yang merupakan perbaikan buku Euclid dengan subjek yang sama ini menunjukkan keilmuwan dan keasliannya (sebagai orang yang mumpuni dalam fan bidang ilmu tersebut).
    Benar adanya ahli ilmu aljabar yang dipengaruhi oleh al-Khawarizmi adalah Umar al-Khayyam yang mengembangkan ilmu aljabar lebih lanjut sehingga ilmu ini dapat nama Al-Khayyam. Kalau al-Khawarizmi lebih banyak menumpahkan perhatiannya pada quadratic (lipat empat), maka Umar Al-Khayyam mengutamakan persamaan kubik dan persamaan derajat misalnya :

1.    X3 + bx2 = cx + d
2.    X2 + cx = bx + d
3.    X3 + d = bx2 + cx
    Cara demikian ini dinamakan analisa ilmu ukur.
    Ia dapat memecahkan persoalaan persamaan-persamaan pangkat tiga dan empat melalui tori kerucut-kerucut yang saling memotong (Intersecting conics), suatu keberhasilan tertinggi bangsa Arab dalam bidang aljabar serta keberhasilan tertinggi yang pernah dicapai oeh para ahli matematika modern dalam penyelesaian persamaan-persamaan pengkat lima dan seterusnya dari metode universal apapun.
    Akan tetapi selain itu Umar Khayyam lebih dikenal karena quatrain (sajak empat baris/empat berpasangan dua-dua ) yang indah, Ruba’iya. Dia adalah penyair yang hebat. Sajak-sajaknya yang indah telah menyentuh hati penyair-penyair Timur dan Barat. Penulis dan penyair pada zamannya tidak bisa memberinya pengakuan yang layak, tetapi enam abad kemudian seorang penyair ulung dari Barat, Fitzgerald, dengan berani menyanyikan lagu Umar Khayyam, dan dia menerjemahkan banyak bait-baitnya.
    Sulit untuk menentukan jumlah puisi dan sajak yang ditulis Umar Khayyam, tetapi jumlah Ruba’iyat atau quatrain-nya lebih dari 1200. Banyak yang mengaku sebagai pencipta komposisi ini, tetapi tidak seorang pun yakin siapa yang sebenarnya yang menulis. Akan tetapi, mereka mengakuinya sebagai Ruba’iyat-i Umar Khayyam.
    Umar Khayyam tidak diragukan lagi adalah penyair mistis, penulis monoteistik, dan penyair yang rasional dan argumentatif. Dia ditentang oleh ulama ortodok dan dimusuhi oleh ssemua aturan agama yang terlembaga. Baginya institusi agama tidak berarti apa-apa. Sufisme tidak penting dan cinta agamayang berlebihan adalah sesuatu yang dibencinya. Dia penganutagama yang natural dan memakai pendekatan kemanusiaan dan alamiah. Sajak Ruba’iya-nya adalah untuk mereka yangberhati bersih dan sederhana. Dia adalah seorang pemaaf atas segala kesalahan dan simpatinya benar-benar dari lubuk hati yang paling dalam.
    Akan tetapi, dibalik semua itu dia adalah seorang yang optimis dan bukan seorang yang pesimis. Bagi dia keindahan, kebenaran hidup, dan kemakmuran memiliki daya tarik khusus. Dia memiliki sisi kemanusiaan. Dia percaya adanya perpindahan ruh yang berlawanan dengan keyakinan fundamental Islam. Oleh karena itulah, kaum Muslim ortodok tidak pernah menerimanya sebagai penyair Islam.
d. Kontribusi
    Pada masa hidupnya, Khayyam dikenal sebagai seorang ahli matematika dan astronom..
    Salah satu kontribusinya yang lain dalam bidang matematika, dia menemukan  metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.  Pada  1077  M,  Khayyam  menulis  kitab Sharh  ma ashkala min musadarat kitab Uqlidis (Penjelasan Kesulitan dari Postulat-postulat Euclid).
    Umar Khayyam juga berkontribusi dalam geometri, khususnya pada teori perbandingan.Sebagai seorang astronom, Khayyam sempat diundang penguasa Isfahan, Malik Syahpada  tahun  1073  M.  Ia  diminta  untuk  membangun  dan  bekerja  pada  sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyam dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Khayyam  pernah  membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.

III. Kesimpulan
 Umar Khayyam
Nama :
Sebuah ol bu-Fath EBN-Ebrahim 'Omar ol-Khayyami dari Nisyapur
    “Khayyam berarti "pembuat tenda"
Julukan: Hujjah al-Haqq (Pewenang Atau Pembela kebenaran)
Lahir :
    Tanggal: 1048 CE
    Tempat: Nisyapur, Persia (Iran)
Profesi :
    Ahli matematika
    Ilmuwan
    Ahli astronomi
    Filsuf
    Penyair
Sufi
Kontribusi :
    Jalali Kalender (lebih tepat daripada Kalender Julian, dan hampir seakurat sistem interkalasi Gregorian)
    Kontribusi Aljabar (solusi geometrik dari persamaan kubik)
    Tabel astronomi
    Dan Rubaiyat
   

Kewafatan :
    Tanggal: 1123 CE
     Usia     : 80 Tahun
    Tempat: Nisyapur, Persia (Iran)

Daftar Pustaka

Haque M. Atiqul, 100 Pahlawan Muslim yang Mengubah Dunia (Terjemahan dari buku asli :     Hundred Muslim heroes Of the World), Jogjakarta : Diglossia. 2007.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=     http://www.okonlife.com/life/index.htm    

http://iranpoliticsclub.net/history/scientists2/index.htm

http://archive.kaskus.us/thread/4604042

Maufur M. el-Khoiry, Zaman Keemasan Islam Para Ilmuwan Musli dan Pengaruhnya Terhadap     Dunia Barat, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru. 2003.

Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Jakarta : PT Ikrar Mandiriabadi. Jilid 5.


Sunanto Prof. Dr. Hj. Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur : Prenada Media. 2003.

No comments:

Post a Comment