Friday, October 7, 2011

RINGKASAN HADITS TARBAWY

RINGKASAN HADITS TARBAWY
Oleh: A. Qomarudin

A.    PENDAHULUAN
Dalam sejarah disebutkan bahwa Rosululloh SAW menjelang akhir hayatnya tidak meninggalkan harta ataupun apa-apa kepada keluarga dan para sahabat kecuali 2 perkara; yaitu al-Quran dan al-Hadits. Selain itu, dalam Islam keduanya adalah termasuk sumber ajaran agama Islam yang  kaya akan isi dan muatan. Al-Quran ada yang mengatakan mutiara yang pada setiap sudutnya memancarkan sinar cahaya. Sedangkan permasalahan-permasalahan yang tidak dijelaskan dalam al-Quran, kemudian dijelaskan dalam al-Hadis. Maka kedudukan al-Hadits tidaklah jauh berbeda dengan al-Quran.
Banyak dijelaskan dalam al-Quran ayat yang memiliki semangat dalam mendidik manusia untuk menjadi yang lebih baik. Begitu juga dalam al-Hadits akan banyak kita temukan di dalamnya hadits-hadits yang menjelaskan tentang masalah edukatif. Dengan demikian dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa sungguhlah sangatlah penting peran ilmu pengetahuan dalam setiap kehidupan umat manusia.
Apabila melihat kepada dunia pendidikan saat ini, sudah seharusnya kita menggali lebih dalam pendidikan yang diajarkan oleh al-Quran dan al-Hadis. Sebab pada zaman yang dibilang modern ini, banyak dari umat Islam yang kehilangan arah perjalannnya sebagai seorang Khalifah dan ‘Abd di muka bumi ini. Melalui konseptualisasi dan teoritisasi al-Quran dan al-Hadits perlu dan harus dibangun suatu Ilmu Pendidikan Islam yang nantinya diharapkan dapat mempersembahkan kepada umat yang berilmu dan berakhlakul karimah.
Oleh karena itu, dalam usaha kita menjadi seorang insan yang taat akan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya, menjadi sangat penting bagi kita untuk dapat mempelajari Tafsir ataupun Hadits Tarbawy. Namun dalam makalah ini, penulis hanya akan mengetengahkan tentang hadits tarbawy. Itupun hanya penulis ambil suatu kesimpulan-kesimpuan atau rinkasan dari setiap pembahasan suatu babnya.

B.    BEBERAPA PENDIDIKAN DARI HADITS TARBAWY
1.    Pendidikan bagi seorang anak
a.    Peran orang tua dalam keluarga
Dalam suatu jalinan keluarga, orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Salah satunya yaitu sebagai pemimpin dalam keluarga atau biasa disebut ayah sebagai kepala rumah tangga dan ibu sebagai seorang ibu rumah tangga. Seorang ayah akan lebih cenderung berperan dalam masalah materi (nafkah) sedangkan ibu cenderung mengurusi keadaan rumah. Namun dalam kebiasaan kita, seringkali keduanya berperan bersama-sama.
Sebagai seorang pemimpin tentunya pada akhir kepemimpinannya harus menyerahkan pertanggung jawabanya kepada yang memberikan pimpinan tersebut yaitu Allah SWT. Dalam hal ini, orang tua memilki peran penting dalam keluarga yaitu sebagai figur yang paling nyata bagi anak-anaknya. Karena tidak sedikit anak-anak kita akan mengaca dan meniru apa-apa yang orang tua lakukan. Maka seorang tua harus dapat menjadi pemimpin dalam keluarganya seorang pemimpin yang baik.
b.    Tanggung jawab orang tua terhadap anak
a)    Menyambut kelahiran
•    Bershodaqoh
Ini dimaksudkan untuk mewujudkan syukur atas anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT berupa sang jabang bayi. Karena pada kenyataannya banyak orang yang merasa susah karena tidak memilki keturunan (anak). Hal ini biasa dilakukan dengan memberikan shodaqoh kepada fakir miskin sesuai dengan bobot rambut sang jabang bayi. Atau cukup dengan selametan.
•    Menyembelih aqiqah
Selain sebagai rasa syukur, hal ini dimaksudkan agar adanya ikatan lahir dan batin antara orang tua dengan anak. Karena ada riwayat yang mengatakan bahwa anak yang tidak atau belum diberikan aqiqoh, tidak bisa memberikan doa kepada orang tuanya yang telah meninggal.
•    Memberikan nama
Orang tua mempunyai kewajiban memberikan nama kepada anaknya, itupun harus dengan nama yang bagus. Mengapa demikian? Karena nama adalah identitas dan juga doa. Dan di dalam doa tersimpan suatu harapan orang tua terhadap anaknya.
b)    Memberikan pendidikan
Ada 3 lingkungan yang dapat dijadikan sebagai tempat pendidikan anak, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun sekolah yang paling pertama dan paling utama yang berpengaruh bagi anak adalah lingkungan keluarga. Dalam keluarga seorang anak banyak mendapatkan pelajaran dari kedua orang tuanya. Maka dari itu agama islam memandangnya sebagai sebuah institusi atau lembaga yang dianjurkan untuk dibangun, diatur, dan dijadikan sebagai lahan beribadah kepada Allah SWT.  
Menurut penulis ada 2 segi pendidikan yang perlu dikembangkan pada anak sejak dini, yaitu;
•    Ajaran agama
Dalam kacamata Islam, setiap manusia memiliki fitrah atau potensi yang diberikan Allah SWT dalam diri seseorang yang bagaimanapun statusnya, ia menyimpan modal suatu agama (Tauhid) yang telah ditanamkan jauh sebelum ditiupkannya ruh dalam jasad manusia. Namun, hal ini juga akan dipengaruhi oleh bagaimana didikan yang diberikan oleh orang tua terhadap tauhid anak-anaknya.
•    Ajaran akhlaq
Dalam suatu hadits dijelaskan bahwa “Rasulullah SAW bersabda, bahwa tidaklah aku diutus di dunia ini kecuali untuk menyempurnakan akhlaq”. Dari situ dapat kita kaji lebih dalam lagi bahwa budi pekerti atau akhlaq memang sangat penting sebagai modal bagi kita dalam bergaul dengan siapa saja. Dalam Islam ada 2 pergaulan (hablun);  hablumminallah, hablumminannaas.
Terkait dengan hadis dalam “Arba’un al-Tarbawiyah”, penulis hanya akan menjelaskan tentang "واضربوهم عليها"   di dalamnya memuat pertama, akhlaq kepada Allah SWT yang mana orang tua harus memberikan didikan kepada anaknya untuk melaksanakan sholat 5 waktu dan anjuran untuk memukulnya apabila sudah sampai umur 7 tahun tidak melakukan kewajiban tersebut. Kedua, akhlaq kepada orang tua yang mana dijelaskan dengan anjuran untuk memisahkan tempat tidur anak-anak dari orang tuanya.
c)    Memberikan nafaqah
Dalam “Arba’un al-Tarbawiyah” ada hadits tentang "من يقوت" , di sini penulis memasukkan orang tua sebagai golongan orang-orang yang memiliki tanggungjawab terhadap anak-anaknya untuk memberikan nafaqah. Sebab Allah SWT akan memberikan dosa kepada orang-orang yang menyia-yiakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini, seorang ayah adalah memiliki tanggungan istri dan anak-anaknya.
2.    Pendidikan dalam pernikahan
a.    Memilih calon istri
a)    Kufu’ (cocok)
Dalam Islam dianjurkan untuk mencari seorang istri yang sesuai dengan tingkatannya. Mulai dari suku, kekayaan, agama dan lainnya. Karena ikatan pernikahan itu akan dibawa sampai akhir hayat dan bukan sekedar main-main belaka. Dan itu akan dapat dijadikan pijakan awal menjaga kelanggengan tali pernikahan.
b)    Wadud (penyayang)
Seorang istri yang baik adalah dia yang memiliki rasa kasing sayang. Baik itu untuk sang suami atau untuk anak-anaknya di kemudian hari. Dan dengan istri yang memiliki sifat wadud akan membuat suasana keluarga penuh dengan ketentraman.
c)    Walud (subur)
Akan menjadi permasalahan besar dalam suatu keluarga apabila kita menikah akan tetapi tidak memiliki keturunan. Maka Nabi menganjurkan untuk mencari istri yang subur yang nantinya diharapkan banyak menghasilkan keturunan. Dan itupun akan menjadi kebanggaan Rasulullah SAW di hari kiamat nanti di hadapan para nabi yang lain
b.    Menggauli istri
Hal ini adalah dalam kategori wajib bagi seorang suami, minimal sekali pada masa suci. Dan apabila hal tersebut tidak diberikan oleh suami kepada istri maka suami telah melakukan maksiat kepada Allah SWT. Dan hal tersebut juga sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sampai terkait pada adab-adabnya.

C.    PENUTUP
Dari ringkasan penulis tentang mata kuliah haditst tarbawy diatas, penulis hanya dapat menulis beberapa poin yang sudah pernah diajarkan di ruang kuliah. Dari situ dapat penulis tarik kesimpulan bahwa Allah dan Rasulnya telah banyak memberikan pelajaran bagi kehidupan kita di dunia ini, dengan perantara al-Quran dan al-Hadist. Maka sepatutnya kita mempelajari dan mengkaji lebih dalam lagi dari kedua sumber ajran islam tersebut.

No comments:

Post a Comment