Saturday, January 7, 2012

REVIEW 3 Kerajaan Besar Islam. KAMI PERNAH BERJAYA. dan SELANJUTNYA KEJAYAAN ITU AKAN BERPIHAK LAGI PADA KAMI.


REVIEW 3 KERAJAAN BESAR ISLAM
Oleh: A. Qomarudin
From variety of  source

A.    MASA  3 KERAJAAN BESAR
1.      Kerajaan Ustmani (Ottoman) di Turki
Kerajaan Usmani adalah yang pertama berdiri, yang terbesar, dan yang paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk Tum kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (raja besar keluarga Usman) setapak demi setapah wilayah kerajaan dapat diperluasnya, dan kemudian dilanjutkan oleh beberapa raja setelahnya.
Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M). Pada puncak keemasannya, turki mampu membuka kunci sejarah dengan menaklukkan constantinopel (Istanbul) dan mengakhiri kekuasaan kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dan selanjutnya membawa Islam ke Eropa.
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan usmani berlangsung dengan cepat dan luas. Sebagai bangsa yang berdarah militer, turki usmani lebih banyak memfokuskan diri dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan mereka tidak begitu menonjol sehingga dalam khasanah intelektual islam kita tidak menemukan ilmuan terkemuka dari turki usmani. Beberapa kemajuan yang dicapai pada saat itu diantaranya;
1)      Bidang kemiliteran dan pemerintahan.
Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan militer, dan terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah. Dan dalam kepemerintahan telah membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur, dan untuk mengatur urusan pemerintahan negara disusunlah sebuah kitab UU (Qanun) yang diberi nama Multaqa Al-Abghur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad 19.
2)      Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan turki usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya yaitu: kebudayaan Persia, Byzantium, dan arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari kebudayaan Byzantium mereka mengambil ajaran tentang organisasi pemerintahan dan kemiliteran. Sedangkan ajaran tentang prinsip ekonomi, sosial, kemasyarakatan, keilmuan mereka terima dari bangsa Arab.
3)      Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Pada masa turki usmani tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling berkembang adalah bektasyi dan maulawi yang banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer.
Selain itu, ada beberapa faktor yang menjadi pendukung kemajuan kerajaan Usmani, antara lain; keunggulan politik para pemimpinnya, keberanian, keterampilan dan ketangguhan serta kekuatan militer yang sanggup bertempur kapan dan dimana saja. Akibat kegigihan para pemimpin dalam mempertahankan Turki itulah yang akhirnya membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan Turki dapat diraih dengan cepat.
Dan beberapa sebab kemunduran kerajaan ini adalah;
1)      Luasnya wilayah kekuasaan yang tidak dapat dikendalikan dari pusat
2)      Heterogenitas Penduduk
3)      Penguasa yang tidak cakap setelah Sulaiman Al-Qanuni
4)      Budaya Pungli
5)      Pemberontakan yang dilakukan dari pasukan Yennisari
6)      Perekonomian yang dari waktu ke waktu semakin terpuruk
7)      stagnasi dalam lapangan Ilmu dan teknologi
8)      Munculnya gerakan nasionalisme.
2.      Kerajaan Safawi di Persia
Pada awal berdirinya, kerajaan shafawi memiliki 2 fase: fase pertama gerakan shafawiyah yang mempunyai 2 corak: corak sufi dan corak syiah. Sedang fase ke-2 berubah menjadi gerakan politik yang ingin membentuk pemerintahan sendiri. Dan pada saat itu di Persia ada 2 dinasti bangsa Turki yang berkuasa Dinasti Kara Koyunlu di bagian Timur dan Dinasti Ak Koyunlu yang beraliran suni di bagian Barat.
Nama Safawi ini terus di pertahankan dari tarekat Safawiyah menjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Safawi. Ketika kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan Safawi di Persia masih baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dan dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki Usmani. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah yang dijadikan sebagai madzhab negara. Oleh karena itu, kerajaan Safawi dianggap sebagai peletak dasar pertama terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Kondisi daulah shafawiyah yang memprihatinkan terjadi pada 3 raja setelah Syah Ismail I, dan baru dapat diatasi setelah raja shafawi kelima (Syah Abbas I). Syah Abbas I dapat membawa kerajaan safawi meraih kemajuan dalam kurun 40 tahun periode kepemerintahannya (1588-1628 M). Adapun beberapa langkah yang ditempuh oleh Abbas I untuk memulihkan kerajaan Shafawi adalah; berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dan mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani. Dan beberapa Kemajuan yang dicapai kerajaan ini adalah;
1)      Bidang politik
2)      Bidang Ekonomi, bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan ini Shafawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. selain sektor perdagangan, Shafawiyah juga mengalami kemajuan pada jalur pertanian.
3)      Bidang Ilmu Pengetahuan. Sepanjang sejarah Islam, Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan.
4)      Bidang Pembangunan Fisik dan Seni. Kemajuan bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sampai  Syah Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Dan unsur lainnya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, permadani dan benda seni lainnya.
Dibawah pemerintahan 6 raja sepeninggal Syah Abbas I, kondisi kerajaan Shafawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Shafawi adalah;
1)      Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani.
2)      Dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaaan Shafawi.
3)      Kemerosotan aspek kemiliteran pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi seperti semangat Qizilbash.
4)      Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.
5)      Sistem politik, kebijakan memaksakan madzhab syi’ah, secara politik dapat membuat orang-orang sunni tidak senang dan akhirnya justru memberontak melepaskan diri dari kekuasaan Shafawi dan pada akhirnya Sunni melalui suku Afgan berhasil menguasai wilayah shafawi.
3.      Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughol adalah kerajaan termuda, berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota kerajaan, di dirikan oleh Zahirrudin Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur lenk.
Pada tahun 1530 M, Babur meninggal Dunia dalam Usia 48 tahun setelah memerintah Mughol selama 30 tahun dengan mewarisi kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya di pegang oleh anaknya Humayyun. Sepanjang masa pemerintahan Humayyun selama 9 tahun ( 1530-1539 M ) Negara tidak pernah tercipta suasana aman.
Dan pada tahun 1556 M terjadilah peperangan yang dahsyat, di sebut Panipat II yang di menangkan Akbar (putra sekaligus pengganti Humayun). Akbar mulai menyusun strategi dalam pemerintahannya itu, ia berusaha membangkitkan perekonomian Negara dan pertahanan Negara, sebagai wujud untuk menghalangi pemberontakan-pemberontakan yang akan terjadi kembali. Akbar juga menerapkan sistem politik Sulakkhul (toleransi universal). Dengan politik ini, semua rakyat India di pandang sama.
Beberapa kemajuan yang dicapai dengan sistem yang di terapkan Akbar, adalah;
1)      Dalam bidang ekonomi, Akbar memfokuskan pada masalah pertanian, pertambangan dan perdagangan. Di samping untuk kebutuhan dalam Negeri, hasil pertanian itu di Ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia tenggara. Dari,
2)      Bidang seni dan budaya, ini muncul dari  perkembangan ekonomi yang telah dicapai dan kemudian memancing Akbar untuk mengembangkan bidang ini, dan pada akhirnya bidang ini juga berkembang pesat.
Kemunduran yang terjadi di Mughal di India di mulai pada masa Raja Bahadur Syah I (1707) sebagai raja ke-7 dan akhirnya kerajaan ini berakhir pada 1858 pada masa Raja Bahadur Syah II akibat dari ekspansi inggris dan juga banyaknya pemberontak anggota kerajaan karena telah hilanggnya kesetiaan. Dengan demikian ada beberapa sebab yang melatar belakangi kemunduran kerajaan Mughal, diantaranya yaitu;
  1. Stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer
  2. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik
  3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya
  4. Pewaris tahta kerajaaan oleh orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan
  5. Konflik yang berkepanjangan dengan daerah-daerah yang telah dikuasai.

B.     WACANA
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali (setelah masa klasik) setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar Islam. Kemunculan tiga kerajaan Islam telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban Islam. Seperti takdir yang telah Allah tentukan disetiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran (sunatullah). Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahannya yang gilang gemilang, masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Secara umum ada 3 faktor yang menjadi sebab kemuduan; (faktor ekologi dan alami, faktor internal, dan faktor eksternal).
Pada masa kejayaan tiga kerajaan besar di atas, umat Islam kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam. kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan pada masa tiga kerajaan tidak sebanding dengan kemajuan di zaman klasik. Bidang ilmu pengetahuan, umat Islam sudah mulai taklid pada imam besar yang lahirpada masa klasik islam. beberapa sains yang berkembang pada masa klasik ada yang tidak berkembang, bahkan ada yang dilupakan.
Ada beberapa alasan mengapa kemajuan yang dicapai oleh 3 kerajaan besar Islam tidak sebanding dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik:
  1. Karena pada masa 3 kerajaan besar Islam, metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang adalah berpikir tradisional, sehingga cara berfikir ini mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan yang muncul.
  2. Karena pada masa 3 kerajaan besar Islam, kekuasaan Islam di pegang oleh Turki, yaitu bangsa yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang bangsa yang suka ilmu.
  3. Karena pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya pemikiran filsafat Yunani.
  4. Karena pada masa klasik Islam, disediakan sarana-sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran. Seperti perpustakaan, karya-karya ilmiah dan lain sebagainya, dan warisan tersebut banyak yang hancur dan hilang akibat serangan bangsa Mongol ke beberapa pusat peradaban dan kebudayaan Islam.


No comments:

Post a Comment