Tuesday, June 3, 2014

TES OBJEKTIF



Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


DosenPengampu:
Dr. H. Agus Maimun, M. Pd
Dr. H. Mulyono, M.Ag

Oleh:

Anis Trianawati                       (13770046)
Abdun Nafi’ Kurniawan         (13770029)
Moch Hafidz                           (13770048)
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

APRIL, 2014





PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang        
      Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
      Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation), kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi. Dalam kegiatan pengukuran ini diperlukan instrumen-instrumen berupa tes, salah satu bentuk tes tersebut adalah Tes Bentuk objektif.
      Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu jenis pengukuran tersebut, yaitu tes bentuk objektif yang didalamnya terdapat berbagai jenis butir soal yang masing-masing akan diurai secara lebih mendalam.










PEMBAHASAN
TES OBJEKTIF
A.    Pengertian Tes Objektif
      Tes objektif (pilihan) merupakan alat tes yang umum dan dapat diterima untuk mengevaluasi pelajar, khususnya yang berkaitan dengan 3 level terendah dari Taksonomi Bloom. Guru biasanya menggunakan instrument (alat) untuk memastikan bahwa evaluasinya tidak berat sebelah, waktunya singkat, dan adanya kemantapan dengan jumlah siswa yang banyak. Tes objektif (pilihan) juga mempersilahkan untuk melakukan analisa data yang berpengalaman, yang mana tidak hanya membantu menentukan pelaksanaan ujian, tapi mungkin dapat juga membantu menilai metode pembelajaran. Meskipun tes objektif terbilang sangat mudah, tapi mereka (pelajar) biasanya menghabiskan banyak waktu dan mencoba membuat jawaban atas pertanyaan tersebut. Tes objektif merupakan alat yang sangat membantu ketika tes objektif tersebut digabungkan dengan jenis tes subyektif (esai) yang akan membantu mendapat level yang lebih tinggi pada kemampuan kognitif dan atau bidang pembelajaran yang lain. 
      Tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respons yang harus dipilih oleh peserta tes. Pemeriksaan atau penskoran jawaban/respons peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan secara obyektif oleh pemeriksa dan dapat menggunakan alat bantu. [1]
     Tes Obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada pasangan masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau symbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.[2]
     Tes Obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.[3]
B.     Penggolongan Tes Obyektif  (Evaluasi (menggunakan soal) jenis memilih (obyektif))
1)                                          Tes Obyektif Soal benar salah
Jenis tes ini merupakan jenis tes yang umum digunakan, akan tetapi potensi kesukaran. Pada tes ini bisa jadi memberatkan keuntungannya (merugikan) 
Ø    Beberapa kelebihan dari tes soal benar-salah, adalah:
·      Lebih mudah di buat.
·      Mudah dinilai.
·      Soal tes bisa dijawab dengan cepat, jadi mereka (pelajar) bisa digunakan sebagai contoh rata-rata hasil pembelajaran.
·      Penilaian secara obyektif
Ø    Beberapa kekurangan dari tes soal benar-salah, adalah:
·      Pertanyaan-pertanyaan dengan arti mungkin susah untuk dikembangkan.
·      Pertanyaan-pertanyaan benar-salah menyebabkan adanya tebakan-tebakan (meraba).
·      Mereka tidak dites dengan tingkat kognitif yang tinggi.
·      Mereka (soal benar-salah) bukan alat ukur yang efektif terhadap pemikiran sendiri dan penyelesaian masalah.
Orang yang mengarahkan (dalam hal ini adalah guru) yang sudah tahu model tes ini (benar-salah) akan menyukainya karena soal benar-salah tersebut mudah untuk diberikan nilai menggunakan mesin scanner. Pemikiran yang bagus dan penyusunan tes secara hati-hati dapat mendeskriminasi antara siswa yang memiliki pengetahuan yang baik dalam pelajaran dan yang tidak memiliki pengetahuan yang baik. Beberapa siswa melihat/ memandang tes jenis ini sebagai lotre atau undian, dimana taruhan untuk mendapat jawaban yang benar 0%-50%), dan keberuntungan dan tebakan itu lebih diutamakan darai pada kemampuan terhadap pelajaran.
Disisi lain, penyusunan soal yang jelek bisa membuat siswa bingung dan atau salah pengertian terhadap soal tersebut, pengambilan soal tes objektif tersebut, yang mana seharusnya digunakan untuk menentukan tingkat pengetahuan, akan dicapai oleh siswa.
Ø    Panduan untuk menyusun soal tes benar –salah
a.      Gunakan statemen yang sepenuhnya benar atau sepenuhnya salah, dan hanya satu ide pada setiap soal benar/ salah.
Statement yang banyak dalam sebuah pertanyaan biasanya akan membingungkan dan dapat meghasilkan statement yang salah/ berlainan dengan yang diinginkan.
b.      Hindari konten (isi) yang sepele (tidak berguna) atau menghabiskan waktu untuk melihat secara detail.
Pertanyaan seperti itu akan mempermainkan siswa. Kecuali jika objektif pembelajaran menghendaki adanya sebuah tingkat pemahaman secara spesifik, maka soal pertanyaan seharusnya benar-benar diukur lebih kongkrit dan memberikan informasi yang sebenarnya.
c.       Hati-hati dalam menggunakan petunjuk khusus dalam teks.
Penggunaan kata seperti: “setiap,” “tidak ada,” “semua,” dan “selalu” cenderung mengacu pada jawaban “salah”. Siswa yang dapat diberi pengertian menyadari bahwa ada pengecualian di hampir setiap jenis statemen yang terbatas. Sebaliknya, ketika istilah”general/umum,” atau “sometimes/ kadang-kadang,” maka jawabannya lebih mengacu pada jawaban “benar.”               
d.      Hindari penggunaan kata negatif dan double negatif (lebih dari satu kata negatif).
Hal ini dapat menyebabkan pemahaman dalam soal tes tersebut terasa lebih sulit, terutama bagi pelajar yang sedang belajar bahasa baru (belajar bahasa lain selain negaranya, misal: inggris, arab. Dan sebagainya).

e.       Menghindari ke-ambigu-an kata dan istilah yang tidak tentu.
Istilah yang dapat menghasilkan/ menimbulkan makna lain, seperti: “several (beberapa)” dan “frequently (sering”) harus dihindari, karena kata tersebut mungkin sulit untuk diukur. Penggunaan kata-kata tersebut dalam pertanyaan mungkin akan memberatkan siswa.
f.       Buatlah soal yang mudah –jangan berikan petunjuk yang berhubungan dengan pertanyaan.
Semua pertanyaan harus konsisten sehingga tidak ada petunjuk yang jelas. Soal tes yang sangat panjang sering kali seseorang telah menjelaskan panjang lebar dalam sebuah usaha agar bisa membuat mereka jelas dan tidak ambigu. Siswa yang berhati-hati/ teliti akan mengingat tanda ini sebagai jawaban “benar.”  
g.      Selama anda mencoba membuat soal yang simpel/ mudah, jangan terlalu memperhatikan kemampuan berfikir siswa anda yang paling kuat.
Meskipun air membeku pada 0 C dan mendidih pada 100 C, siswa anda yang paling pandai mungkin akan menyangka soal tersebut jawabannya “salah” karena ketinggian permukaan laut atau kadar garam (air laut atau air segar) tidak dijelaskan.  Siswa anda yang paling pandai mungkin menyangka bahwa itu adalah “jebakan”. Dengan menambhkan kata “distilled (telah disuling)” akan menjadikan masalah tersebut menjadi jelas.
h.      Hati-hati dengan strukutur/ susunan kalimat dan pemilihan kata untuk memastikan kejelasan.
Contoh: penemuan kembali ekonomi pertengahan dipengaruhi oleh sepatu kuda, impor dari timur tengah.
Contoh tersebut disimpulkan dengan ide yang kurang penting. Lebih baik membuat kalimat berkala (orang yang menyimpulkan ide). Sebaiknya sepatu kuda, impor dari timur tengah, mempengaruhi penemuan kembali ekonomi pertengahan. (tentunya, pertanyaan tersebut dapat diubah untuk menghilangkan suatu sisi tentang sesuatu yang diimpor dari Timur Tengah) .
i.        Hindari bentuk-bentuk jawaban (susunan jawaban )
Pada rangkaian pertanyaan acak, seharusnya tidak ada bentuk-bentuk jawaban pertanyaan apabila dalam pertanyaan tersebut ada bentuk-bentuk jawaban seperti menjadikan semua pertanyaan dengan nomor genap di jawaban “ salah” dan pertanyaan pada nomor ganjil di jawaban “ benar” atau dengan susunan dua pertanyaan dengan jawaban “benar” dan diselingi dengan satu pertanyaan dengan jawaban “ salah,” maka siswa akan melihatnya tanpa waktu (tidak membutuhkan waktu yang lama, jika siswa sudah mengetahui susunan tersebut.
2)                                          Tes obyektif bentuk menjodohkan (Matching Test)
Sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pasangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan dan tes mempertandingkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabnya yang tercantum dalam seri jawaban.
Berikut adalah strategi lain yang dapat digunakan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mengevaluasi pengetahuan dan recall sederhana. Tes pencocokan mengandalkan siswa mampu membangun asosiasi atau hubungan antara dua daftar elemen yang disebut tempat dan tanggapan.
Tes pencocokan memiliki beberapa keunggulan
·      Mereka mudah untuk mencetak
·      Dibandingkan dengan benar / palsu pertanyaan, menebak berkurang
·      item hati-hati dibangun dapat menghasilkan valid suatu ukuran yang dapat diandalkan pengetahuan pada tingkat kognitif terendah (recall) Kekurangan
·      item Uji sulit untuk mengembangkan sehingga item sejajar dalam bentuk dan tidak ambigu
·      Jumlah material yang dapat dilindungi oleh pertanyaan-pertanyaan yang terbatas, karena kompleksitas konstruksi.
·      Karena mereka bergantung pada pengakuan daripada kemampuan untuk menghasilkan jawaban, mereka tidak menguji orisinalitas siswa.
Contoh: Berikut ini adalah contoh dari cara item yang cocok mungkin diatur. Dalam contoh ini. Para siswa diminta untuk mencocokkan model yang benar mobil (premis) dengan produsen (respon)
Premises
Responses
Bronco
Sable
Horizon
Maxima
Accura
a)      Isuzu
b)      Ford/ mercury
c)      Chrysler/ plymouth
d)     General motors
e)      Nissan
f)       Honda
Siswa diharapkan untuk menempatkan respon abjad dalam kosong yang tersedia. Namun, jika Anda tidak hati-hati dalam menjelaskan bagaimana mendekati pertanyaan semacam ini. Siswa dapat:
 • Cobalah untuk menulis jawaban penuh dalam kosong
• Menggambar lingkaran atau mencoba untuk menghubungkan jawaban secara linear.
Sebuah variasi dari pencocokan label diagram, chatting, gambar atau contoh. Jika ada beberapa elemen atau bagian struktur yang akan diberi label, mengatakan dalam photomicrograph dari sel atau graphich dari formasi geologi, hanya daftar lima sampai sepuluh label, masing-masing dengan baris kosong dan huruf pada atau di samping tempat item yang akan diidentifikasi dalam graphich tersebut. (tentu saja, meminta siswa untuk memasok label lebih menantang, tetapi membutuhkan penilaian manual).
Ø    Saran untuk membangun tes pencocokan
a.       Berikan instruksi yang jelas Biarkan siswa tahu untuk menandai jawaban mereka, apakah tanggapan dapat digunakan lebih dari sekali.
b.      Sertakan materi hanya masuk akal dalam setiap kategori yang cocok Penggunaan yang tidak terkait, sering konyol, bahan yang dirancang untuk memberikan bantuan komik adalah memberikan kejelasan
c.       Jauhkan bagian Anda berbicara homogen, paralel dan konsisten
Melompat dari nomina ke verba atau kata sifat, atau dari kata-kata tunggal untuk frase, hanya akan membingungkan siswa Anda dan dapat mengakibatkan menguji kemampuan mereka untuk memecahkan kode sintaks, daripada menunjukkan pengetahuan tentang hasil belajar Anda. Misalnya, tidak dalam kolom yang sama termasuk item yang terpisah berurusan dengan nama, tanggal dan peristiwa. Jika hanya ada tanggal dalam satu kolom dan hanya peristiwa di kolom lain, semua jawaban yang masuk akal. Di sisi lain, jika ada campuran tanggal dan peristiwa di kedua kolom, beberapa item jelas tidak bisa dicocokkan. Dalam situasi seperti ini, mahasiswa dapat segera menyingkirkan pilihan tertentu karena mereka  keras kepala
d.      Gunakan format standar Tempat tempat di sebelah kiri dan tanggapan di sebelah kanan, dan pastikan seluruh pertanyaan cocok pada satu halaman.
e.       Sertakan minimal 5, dan tidak lebih dari 12, pada tiap kategori Untuk mengurangi menebak berdasarkan proses emilination, menggunakan sejumlah besar tanggapan dari tempat, dan memungkinkan respon yang akan digunakan lebih dari sekali. Pastikan untuk menunjukkan informasi ini di tes.
f.       Pertimbangkan merancang pertanyaan pencocokan tiga kolom, seperti contoh berikut. Bila menggunakan dua daftar tanggapan, akan sangat membantu untuk mengidentifikasi item dalam satu daftar dengan nomor dan orang-orang dalam daftar kedua dengan huruf.
Ciri-ciri:
·         Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban
·         Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan jodoh dari pertanyaannya.
      Jadi, dalam bentuk tes ini, disediakan dua kelompok bahan dan testee harus mencari pasangan-pasangannya yang sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok kedua, sesuai petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut.
Ø    Beberapa kelebihan tes obyektif bentuk menjodohkan (Matching Test):
·      Pembuatannya mudah
·      Dapat dinilaidengan mudah, cepat, dan obyektif
·      Apabila tes ini dibuat dengan baik, maka faktor menebak praktis dapat dhilangkan
·      Tes jenis ini berguna untuk menilai berbagai hal, seperti:
1)      Antara problem dan penyelesaiannya
2)      Antara teori dan penemunya
3)      Antara sebab dan akibatnya
4)      Antara singkatan dan kata-kata lengkapnya
5)      Antara istilah dan definisinya
Ø    Beberapa kelemahan tes obyektif bentuk menjodohkan (Matching Test):
·      Cenderung lebih banyak mengungkap aspek hafalan atau daya ingat saja
·      Karena mudah disusun, maka tes ini kadang dijadikan pelarian bagi pengajar, yaitu digunakan apabila pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain
·      Tes jenis ini kurang baik untuk mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran (interpretasi)
·      Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap hal-hal yang sebenarnya kurang perlu untuk diujikan
3)                                          Tes obyektif bentuk Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda adalah model tes paling populer. Siswa di beri promise atau pokok soal sebagai dasar dari soal kemudian mereka disuruh memilih dari beberapa alternatif jawaban. beberapa alternatif jawaban yang salah disebut distraktor/pengecoh, sedangkan jawaban yang benar disebut kunci jawaban.
Para guru suka bentuk tes ini karena relatif cepat untuk di tata dan mudah untuk dinilai. kamu tidak akan kesulitan dalam memeringkatnya. tapi di lain sisi, beberapa guru dengan beberapa alasan menganggap model tes ini tidak sesuai untuk mengukur kognitif tingkat tinggi, aspek afektif dan psikomotorik siswa.
Soal pilihan ganda dapat di nilai menggunakan kertas scan komputer, dikirimkan ke komputer pusat dan dalam beberapa menit menerima data yang diinginkan.  persentasi kebenarannya adalah 100%. hasil dari tes tadi bisa diurutkan berdasar nama siswa, nilai dari yang terendah sampai tertinggi, menganalisa berapa soal yang paling mudah bagi mereka, berapa soal yang jawabannya paling banyak salah, mencari rata2, median dll. semua yang kamu ingin ketahui dari hasil tes tersebut.
Ø    Beberapa kelebihan tes obyektif pilihan ganda:
1.       mudah dinilai menggunakan perangkat mekanik
2.       beberapa materi yang luas bisa di cover dalam waktu yang cepat
3.       siswa dapat berkonsentrasi pada jawaban yang spesifik
4.       obyektif
Ø    Kesulitan tes pilihan ganda
1.       Kesulitan membuat konstruksi soal untuk menilai level pembelajaran yang tinggi
2.       Konstruksi tes yang sederhana membuat siswa mudah untuk menjawab soal
3.       Tes pilihan ganda memakan waktu dan sulit untuk ddikembangkan
4.                   Murid dengan kelemahan membaca bahasa inggris dapat kesulitan memisahkan antara jawaban benar atau salah.
5.       Meskipun multiple choice salah satu cara menghindari instruksi yang bias, gaya penulisan pembuat soal, opini2nya dan pilihan2 pasti akan tercermin dalam soal.
Ø    Saran - saran dalam membuat soal pilihan ganda
1.       Desainlah beberapa item soal untuk mengukur tujuan pembelajaran
jika tujuanmu untuk mengukur penerapan pengetahun siswa maka pertanyaannya harus lebih dari sekedar pertanyaan sederhana tentang pilihan jawaban yang ada di kelas. pertanyaan tersebut harus menyajikan situasi terbaru dan bertanya kepada siswa bagaimana menerapkan prinsip2 pengetahuan yang sudah difahami.
2.       Menyajikan satu masalah dengan jelas dalam sebuah pertanyaan
untuk membuat ukuran yang valid, masalah yang diukur harus jelas sehingga siswa tahu arah dari pertanyaan tersebut, contoh yang salah :
dalam sholat
a. bersuci                     c. tasyahud awal
b. takbir                       d. kentut
Pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah yang khusus dan menyajikan kawaban yang homogen.
contoh : di Indonesia, penduduk yang paling padat terletak dipulau
a. Jawa                        c. Sumatera
b. Kalimantan             d. Sulawesi
Disini siswa akan focus pada kepadatan populasi, dan pengecoh yang lain masih tentang geografi.
3.       Ambillah kata2 kata yang tepat, hindari detil pertanyaan yang berlebihan
4.       Semua pengecoh harus masuk akal
5.       Buat minimal 4 jawaban, lebih baik lagi 5 jawaban
6.       Jangan mengakhiri item soalmu dengan grammatical "give-away"
7.       Jika jawaban terdapat tanggal waktu atau tokoh, buatlah logika yang sesuai dan jagalah dalam format yang konsisten
8.       Sebarlah jawaban yang benar
9.       Jika item soal mengandung opini atau  teori "pakar", pastikan membuatnya dengan jelas.
10.   Hindari stement dobel negatif 
11.   Hindari alternatif jawaban "semua yang diatas" atau "tidak ada ayng diatas".
12.   Semua jawaban punya panjang yang sama.
13.   Amatilah pertanyaan-pertanyaanmu lagi mulai awal sampai akhir untuk menghindari kesamaan isi / maksud.
14.   Pastikan memberi pertanyaan yang jelas. arah yang spesifik.
Multiple choice test atau soal bentuk pilihan ganda pada dasarnya terdiri dari dua bagian; yaitu batang tubuh soal (stem), yang berupa pertanyaan pengantar atau pernyataan tidak lengkap, dan dua atau lebih kemungkinan jawaban atau alternative (option). Secara teknis jawaban yang benar disebut jawaban atau kunci jawaban (key) dan yang lainnya disebut jawaban disebut pengecoh (penggoda, penyesat, pengganggu) di dalam bahasa Inggris disebut dis-tractors.
a. Jenis Analisis Konteks
Soal bentuk pilihan ganda jenis ini menuntut peng-ambil tes untuk memahami seluruh konteks soal yang biasa-nya mempunyai format formal, kemudian mengambil kesim-pulan darinya. Contoh: analisis cukup dengan membuat table dan grafik, mengacu pada konsep bahwa soal yang baik adalah soal yang mampu membedakan kelompok atas dan kelompok bawah.
1. Barang siapa tidak kehilangan sesuatu, dia masih mempunyai sesuatu itu. Si Ani tidak kehilangan tahi lalat. Jadi, si Ani masih mempunyai tahi lalat Penalaran di atas itu
A. Benar
B. Salah pada premis mayor
C. Salah pada premis minor
D. Salah pada kesimpulan
E. Tak dapat ditentukan, benar atau salah.
Jawaban = E
b. Jenis Alternative Tak-Lengkap
Kadang-kadang penulis soal berpendapat bahwa apabila kemungkinan jawaban itu ditulis lengkap akan terlalu jelas bagi pengambil tes, oleh karena itu soal tersebut tidak akan berfungsi sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu kemungkinan jawaban ditulis tidak lengkap agar pengambil tes lebih “berfikir” dalam memilih jawaban yang benar. Contoh:
1. Nama murid Socrates yang terkenal bermula dengan huruf:
A. A sampai E
B. F sampai J
C. K sampai O
D. P sampai T
E. U sampai Z.
Jawaban = D (Plato),
Contoh lain:
2. Apabila anda menghitung akar 26, angka berapakah yang terdapat pada decimal kedua?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9.
Jawaban = E (√26 = 5.099)
c. Jenis Kombinasi
Bentuk soal pilihan-ganda jenis kombinasi ini terdiri dari batang tubuh soal diikuti oleh sejumlah kemungkinan jawaban di antaranya satu atau lebih benar. Contoh:
PETUNJUK
Untuk soal-soal berikut ini pilihlah:
A. Jika (1), (2), dan (3) betul;
B. Jika (1) dan (3) betul
C. Jika (2) dan (4) betul;
D. Jika (4) saja yang betu;
E. Jika semuanya betul
Menurut bacaan di atas kelestarian lingkungan hidup di Indonesia terancam punah karena…
(1) Jumlah penduduk yang banyak
(2) Tingkat kelahiran yang lebih tinggi daripada ting-kat kematian.
(3) Struktur umur yang muda
(4) Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diikuti peningkatan produksi pangan.
Jawaban = A
d. Jenis Kompleks
Soal bentuk pilihan-ganda jenis kompleks terdiri atas pernyataan mengenai hubungan sebab-akibat, dan si peng-ambil tes diminta memilih dari kemungkinan jawaban yang berkenaan dengan benar-tidaknya sebab, benar-tidaknya akibat, dan ada tidaknya hubungan sebab akibat itu. Contoh:
PETUNJUK
Untuk soal-soal berikut setiap sol terdiri dari tiga bagian, yaitu: PERNYATAAN, kata SEBAB, dan ALASAN, yang disusun berurutan. Pilihlah:
A. Jika pernyataan betul, alasan betul, keduanya menunjukkan hubungan sebab-akibat.
B. Jika pernyataan betul dan alasan betul, tetapi ke-duanya tidak menunjukkan hubungan sebab-aki-bat.
C. Jika pernyataan betul dan alasan salah.
D. Jika pernyataan salah dan alasan betul.
E. Jika pernyataan dan alasan kedua-duanya salah.
Hasil penelitian di Indonesia relative kecil
SEBAB
Para sarjana Indonesia tidak mendapat pendidikan me-ngenai bagaimana caranya meneliti.
Jawaban = C
Kiranya jelas bahwa satu soal pilihan ganda jenis kompleks ini sebenarnya terdiri atas beberapa soal yang terjalin menjadi satu. Untuk dapat menjawabnya dituntut berfungsinya beberapa jenjang kompetensi sekaligus. Kedelapan macam/jenis bentuk soal pilihan ganda yang telah disajikan di atas adalah jenis-jenis yang pokok. Para penulis soal dapat memperkayanya dengan variasi lain.




[1]Amin Tabin, Bentuk-Bentuk Tes, http://amintabin.blogspot.com/2010/11/bentuk-bentuk-tes.html? m=1, akses tangga 26 mei 2014  pukul 16.54 WIB
[2]Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1996), hlm.106-107
[3]Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.164-165

No comments:

Post a Comment