Muh. Sholihin
Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Batu (Angkatan 2014)
Alumni STAIMA Al-Hikam Malang 2013
Alumni STAIMA Al-Hikam Malang 2013
Nov, 2014
=============================
Istilah
triangulasi dalam kegiatan penelitian secara umum banyak dipahami oleh sebagian
kalangan hanya dapat di jumpai dalam penelitian kualitatif sebagai salah satu
teknik validasi sebuah penelitian. Akan tetapi, pemahamannya tidak sesederhana
yang dipahami oleh sebagian kalangan tersebut. Triangulasi akan sangat tepat
penggunaannya dalam sebuah penelitian apabila kita paham konsep dari
triangulasi itu sendiri, dan batasan-batasannya jika akan di implementasikan
dalam sebuah penelitian. Istilah triangulasi tidak hanya dipahami sebagai salah
satu teknik analisis data dan teknik validasi data kualitatif, akan tetapi
triangulasi dapat juga dipahami sebagai suatu teknik penelitian perpaduan
antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Peneliti
menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana
dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap
objek penelitian[1].
Metode
penelitian dengan teknik triangulasi digunakan dengan adanya dua asumsi yaitu
pertama, pada level pendekatan, teknik triangulasi digunakan karena adanya
keinginan melakukan penelitian dengan menggunakan dua metode sekalugus yakni,
metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Hal ini
didasarkan karena masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemhan
tertentu, dan memiliki pendapat dan anggapan yang berbeda dalam memandang dan
menanggapi suatu permasalahan. Suatu masalah jika dilihat dengan menggunakan
suatu metode akan sangat berbeda jika dilihat dengan menggunakan metode yang
lain. Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat apabila kedua sudut pandang
berbeda tersebut digunakan bersama-sama dalam menanggapi suatu permasalahan
sehingga diharapkan dapat mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan sempurna.
Asumsi yang
kedua yang mendasari penggunaan teknik triangulasi yakni, pada level
pengumpulan dan analisis data. Dalam penelitian dengan menggunakan triangulasi,
peneliti dapat menekankan pada metode kualitatif, metode kuantitatif atau dapat
juga dengan menekankan pada kedua metode. Apabila peneliti menekankan pada
metode kualitatif, maka metode penelitian kuantitatif dapat digunakan sebagai
fasilitator dalam membantu melancarkan kegiatan penelitian, dan sebaliknya jika
menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Triangulasi
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda) yaitu wawancara,
observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek
kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain
itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran
peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif[2].
Menurut
Sugiyono, teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada.
Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi yaitu,
1) Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh,
untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku murid, maka pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang
bersangkutan dan orang tuanya. Data dari ketiaga sumber tersebut, tidak bias
diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang
spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber data tersebut.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data
tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi
lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena
sudut pandangnya berbeda-beda.
3) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara , observasi, atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian
datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil
penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data[3].
Sedangkan
menurut Denzin dalam Paton mengungkapkan bahwa ada empat tipe dasar triangulasi
: 1) triangulasi data – adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu
kajian, sebagai contoh, mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau
dengan titik pandang yang berbeda; 2) triangulasi investigator – penggunaan
beberapa peneliti atau ilmuan sosial yang berbeda; 3) triangulasi teori –
penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data; dan
4) triangulasi metodologis – penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah
atau program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar wawancara
terstruktur, dan dokumen.
Lebih lanjut Denzin
dalam Patton menerangkan bahwa logika triangulasi berdasarkan pada dasar
pikiran bahwa, tidak ada metode tunggal secara mencukupi memecahkan masalah
faktor penyebab tandingan. Karena setiap metode menyatakan aspek yang berbeda
atas realitas empiris, metode ganda atas pengamatan haruslah dipakai, hal
inilah yang disebut dengan triangulasi[4].
Kesimpulan
Tringulasi
dalam ditinjau dari metode penelitian merupakan gabungan dari metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Dasar dari penggabungan dua metodologi tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar-benar kredibel dan
komprehensif. Sedangkan triangulasi sebagai salah satu teknik pemeriksaan data
secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya untuk mengecek data dalam
suatu penelitian, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data,
satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi peneliti
saja tanpa melakukan pengecekan kembali dengan penelitian lain. Triangulasi ini
merupakan teknik yang didasari oleh pola piker fenomenologi yang bersifat
multiperspektif. Artinya, untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan
tidak hanya satu cara pandang.
Daftar Pustaka
Michael Quinn
Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, cetakan kedua, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2009)
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
cetakan kesebelas (Bandung : Alfabeta, 2010)
Moloeng, lexy J.
2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nasution, Prof. Dr.
S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
No comments:
Post a Comment