Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
DosenPengampu:
Dr. H. Agus Maimun, M. Pd
Dr. H. Mulyono, M.Ag
Oleh:
Anis Trianawati (13770046)
Abdun Nafi’ Kurniawan (13770029)
Moch Hafidz (13770048)
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
APRIL, 2014
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan
yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau
keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan
melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor
atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan
tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran
(measurment) dan evaluasi (evaluation), kegiatan pengukuran merupakan dasar
dalam kegiatan evaluasi. Dalam kegiatan pengukuran ini diperlukan
instrumen-instrumen berupa tes, salah satu bentuk tes tersebut adalah Tes
Bentuk objektif.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu jenis pengukuran
tersebut, yaitu tes bentuk objektif yang didalamnya terdapat berbagai jenis
butir soal yang masing-masing akan diurai secara lebih mendalam.
PEMBAHASAN
TES OBJEKTIF
A. Pengertian Tes
Objektif
Tes objektif (pilihan) merupakan
alat tes yang umum dan dapat diterima untuk mengevaluasi pelajar, khususnya
yang berkaitan dengan 3 level terendah dari Taksonomi Bloom. Guru biasanya
menggunakan instrument (alat) untuk memastikan bahwa evaluasinya tidak berat
sebelah, waktunya singkat, dan adanya kemantapan dengan jumlah siswa yang
banyak. Tes objektif (pilihan) juga mempersilahkan untuk melakukan analisa data
yang berpengalaman, yang mana tidak hanya membantu menentukan pelaksanaan
ujian, tapi mungkin dapat juga membantu menilai metode pembelajaran. Meskipun
tes objektif terbilang sangat mudah, tapi mereka (pelajar) biasanya
menghabiskan banyak waktu dan mencoba membuat jawaban atas pertanyaan tersebut.
Tes objektif merupakan alat yang sangat membantu ketika tes objektif tersebut
digabungkan dengan jenis tes subyektif
(esai) yang akan membantu mendapat level yang lebih tinggi pada kemampuan
kognitif dan atau bidang pembelajaran yang lain.
Tes
objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respons
yang harus dipilih oleh peserta tes. Pemeriksaan atau penskoran jawaban/respons
peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan secara obyektif oleh pemeriksa dan dapat
menggunakan alat bantu. [1]
Tes Obyektif
adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal
yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau lebih)
diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada pasangan
masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa
kata-kata atau symbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah
disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.[2]
Tes Obyektif
adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Hal ini
memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.[3]
B. Penggolongan Tes Obyektif
(Evaluasi (menggunakan
soal) jenis memilih (obyektif))
1)
Tes
Obyektif Soal benar salah
Jenis tes ini
merupakan jenis tes yang umum digunakan, akan tetapi potensi kesukaran. Pada tes
ini bisa jadi memberatkan keuntungannya (merugikan)
Ø Beberapa
kelebihan dari tes soal benar-salah, adalah:
· Lebih
mudah di buat.
· Mudah
dinilai.
· Soal
tes bisa dijawab dengan cepat, jadi mereka (pelajar) bisa digunakan sebagai
contoh rata-rata hasil pembelajaran.
· Penilaian
secara obyektif
Ø Beberapa kekurangan
dari tes soal benar-salah, adalah:
· Pertanyaan-pertanyaan
dengan arti mungkin susah untuk dikembangkan.
· Pertanyaan-pertanyaan
benar-salah menyebabkan adanya tebakan-tebakan (meraba).
· Mereka
tidak dites dengan tingkat kognitif yang tinggi.
· Mereka
(soal benar-salah) bukan alat ukur yang efektif terhadap pemikiran sendiri dan
penyelesaian masalah.
Orang yang
mengarahkan (dalam hal ini adalah guru) yang sudah tahu model tes ini
(benar-salah) akan menyukainya karena soal benar-salah tersebut mudah untuk
diberikan nilai menggunakan mesin scanner.
Pemikiran yang bagus dan penyusunan tes secara hati-hati dapat mendeskriminasi
antara siswa yang memiliki pengetahuan yang baik dalam pelajaran dan yang tidak
memiliki pengetahuan yang baik. Beberapa siswa melihat/ memandang tes jenis ini
sebagai lotre atau undian, dimana taruhan untuk mendapat jawaban yang benar
0%-50%), dan keberuntungan dan tebakan itu lebih diutamakan darai pada
kemampuan terhadap pelajaran.
Disisi lain,
penyusunan soal yang jelek bisa membuat siswa bingung dan atau salah pengertian
terhadap soal tersebut, pengambilan soal tes objektif tersebut, yang mana
seharusnya digunakan untuk menentukan tingkat pengetahuan, akan dicapai oleh
siswa.
Ø Panduan untuk
menyusun soal tes benar –salah
a.
Gunakan
statemen yang sepenuhnya benar atau sepenuhnya salah, dan hanya satu ide pada
setiap soal benar/ salah.
Statement yang banyak dalam sebuah
pertanyaan biasanya akan membingungkan dan dapat meghasilkan statement yang
salah/ berlainan dengan yang diinginkan.
b.
Hindari
konten (isi) yang sepele (tidak berguna) atau menghabiskan waktu untuk melihat
secara detail.
Pertanyaan seperti itu akan
mempermainkan siswa. Kecuali jika objektif pembelajaran menghendaki adanya
sebuah tingkat pemahaman secara spesifik, maka soal pertanyaan seharusnya
benar-benar diukur lebih kongkrit dan memberikan informasi yang sebenarnya.
c.
Hati-hati
dalam menggunakan petunjuk khusus dalam teks.
Penggunaan kata seperti: “setiap,”
“tidak ada,” “semua,” dan “selalu” cenderung mengacu pada jawaban “salah”.
Siswa yang dapat diberi pengertian menyadari bahwa ada pengecualian di hampir
setiap jenis statemen yang terbatas. Sebaliknya, ketika istilah”general/umum,”
atau “sometimes/ kadang-kadang,” maka jawabannya lebih mengacu pada jawaban
“benar.”
d.
Hindari
penggunaan kata negatif dan double negatif (lebih dari satu kata negatif).
Hal ini dapat menyebabkan pemahaman
dalam soal tes tersebut terasa lebih sulit, terutama bagi pelajar yang sedang
belajar bahasa baru (belajar bahasa lain selain negaranya, misal: inggris,
arab. Dan sebagainya).
e.
Menghindari
ke-ambigu-an kata dan istilah yang tidak tentu.
Istilah yang dapat menghasilkan/
menimbulkan makna lain, seperti: “several (beberapa)” dan “frequently (sering”)
harus dihindari, karena kata tersebut mungkin sulit untuk diukur. Penggunaan
kata-kata tersebut dalam pertanyaan mungkin akan memberatkan siswa.
f.
Buatlah
soal yang mudah –jangan berikan petunjuk yang berhubungan dengan pertanyaan.
Semua pertanyaan harus konsisten
sehingga tidak ada petunjuk yang jelas. Soal tes yang sangat panjang sering
kali seseorang telah menjelaskan panjang lebar dalam sebuah usaha agar bisa
membuat mereka jelas dan tidak ambigu. Siswa yang berhati-hati/ teliti akan
mengingat tanda ini sebagai jawaban “benar.”
g.
Selama
anda mencoba membuat soal yang simpel/ mudah, jangan terlalu memperhatikan
kemampuan berfikir siswa anda yang paling kuat.
Meskipun air membeku pada 0 C dan
mendidih pada 100 C, siswa anda yang paling pandai mungkin akan menyangka soal
tersebut jawabannya “salah” karena ketinggian permukaan laut atau kadar garam
(air laut atau air segar) tidak dijelaskan.
Siswa anda yang paling pandai mungkin menyangka bahwa itu adalah “jebakan”.
Dengan menambhkan kata “distilled (telah disuling)” akan menjadikan masalah
tersebut menjadi jelas.
h.
Hati-hati
dengan strukutur/ susunan kalimat dan pemilihan kata untuk memastikan
kejelasan.
Contoh: penemuan kembali ekonomi
pertengahan dipengaruhi oleh sepatu kuda, impor dari timur tengah.
Contoh tersebut disimpulkan dengan
ide yang kurang penting. Lebih baik membuat kalimat berkala (orang yang
menyimpulkan ide). Sebaiknya sepatu kuda, impor dari timur tengah, mempengaruhi
penemuan kembali ekonomi pertengahan. (tentunya, pertanyaan tersebut dapat
diubah untuk menghilangkan suatu sisi tentang sesuatu yang diimpor dari Timur
Tengah) .
i.
Hindari
bentuk-bentuk jawaban (susunan jawaban )
Pada rangkaian pertanyaan acak,
seharusnya tidak ada bentuk-bentuk jawaban pertanyaan apabila dalam pertanyaan
tersebut ada bentuk-bentuk jawaban seperti menjadikan semua pertanyaan dengan
nomor genap di jawaban “ salah” dan pertanyaan pada nomor ganjil di jawaban “
benar” atau dengan susunan dua pertanyaan dengan jawaban “benar” dan diselingi
dengan satu pertanyaan dengan jawaban “ salah,” maka siswa akan melihatnya
tanpa waktu (tidak membutuhkan waktu yang lama, jika siswa sudah mengetahui
susunan tersebut.
2)
Tes
obyektif bentuk menjodohkan (Matching Test)
Sering dikenal
dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pasangan, tes menyesuaikan, tes
mencocokkan dan tes mempertandingkan. Matching test terdiri atas satu seri
pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabnya
yang tercantum dalam seri jawaban.
Berikut adalah
strategi lain yang dapat digunakan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi
dalam mengevaluasi pengetahuan dan recall sederhana. Tes pencocokan
mengandalkan siswa mampu membangun asosiasi atau hubungan antara dua daftar
elemen yang disebut tempat dan tanggapan.
Tes pencocokan
memiliki beberapa keunggulan
· Mereka
mudah untuk mencetak
· Dibandingkan
dengan benar / palsu pertanyaan, menebak berkurang
· item
hati-hati dibangun dapat menghasilkan valid suatu ukuran yang dapat diandalkan
pengetahuan pada tingkat kognitif terendah (recall) Kekurangan
· item
Uji sulit untuk mengembangkan sehingga item sejajar dalam bentuk dan tidak
ambigu
· Jumlah
material yang dapat dilindungi oleh pertanyaan-pertanyaan yang terbatas, karena
kompleksitas konstruksi.
· Karena
mereka bergantung pada pengakuan daripada kemampuan untuk menghasilkan jawaban,
mereka tidak menguji orisinalitas siswa.
Contoh: Berikut ini adalah contoh
dari cara item yang cocok mungkin diatur. Dalam contoh ini. Para siswa diminta
untuk mencocokkan model yang benar mobil (premis) dengan produsen (respon)
Premises
|
Responses
|
Bronco
Sable
Horizon
Maxima
Accura
|
a) Isuzu
b) Ford/
mercury
c) Chrysler/
plymouth
d) General
motors
e) Nissan
f) Honda
|
Siswa diharapkan
untuk menempatkan respon abjad dalam kosong yang tersedia. Namun, jika Anda tidak
hati-hati dalam menjelaskan bagaimana mendekati pertanyaan semacam ini. Siswa
dapat:
• Cobalah untuk menulis jawaban penuh dalam
kosong
• Menggambar lingkaran atau mencoba
untuk menghubungkan jawaban secara linear.
Sebuah variasi
dari pencocokan label diagram, chatting, gambar atau contoh. Jika ada beberapa
elemen atau bagian struktur yang akan diberi label, mengatakan dalam
photomicrograph dari sel atau graphich dari formasi geologi, hanya daftar lima
sampai sepuluh label, masing-masing dengan baris kosong dan huruf pada atau di
samping tempat item yang akan diidentifikasi dalam graphich tersebut. (tentu
saja, meminta siswa untuk memasok label lebih menantang, tetapi membutuhkan
penilaian manual).
Ø Saran untuk
membangun tes pencocokan
a. Berikan
instruksi yang jelas Biarkan siswa tahu untuk menandai jawaban mereka, apakah
tanggapan dapat digunakan lebih dari sekali.
b. Sertakan
materi hanya masuk akal dalam setiap kategori yang cocok Penggunaan yang tidak
terkait, sering konyol, bahan yang dirancang untuk memberikan bantuan komik
adalah memberikan kejelasan
c. Jauhkan
bagian Anda berbicara homogen, paralel dan konsisten
Melompat dari nomina ke verba atau
kata sifat, atau dari kata-kata tunggal untuk frase, hanya akan membingungkan
siswa Anda dan dapat mengakibatkan menguji kemampuan mereka untuk memecahkan
kode sintaks, daripada menunjukkan pengetahuan tentang hasil belajar Anda.
Misalnya, tidak dalam kolom yang sama termasuk item yang terpisah berurusan
dengan nama, tanggal dan peristiwa. Jika hanya ada tanggal dalam satu kolom dan
hanya peristiwa di kolom lain, semua jawaban yang masuk akal. Di sisi lain,
jika ada campuran tanggal dan peristiwa di kedua kolom, beberapa item jelas
tidak bisa dicocokkan. Dalam situasi seperti ini, mahasiswa dapat segera menyingkirkan
pilihan tertentu karena mereka keras
kepala
d. Gunakan
format standar Tempat tempat di sebelah kiri dan tanggapan di sebelah kanan,
dan pastikan seluruh pertanyaan cocok pada satu halaman.
e. Sertakan
minimal 5, dan tidak lebih dari 12, pada tiap kategori Untuk mengurangi menebak
berdasarkan proses emilination, menggunakan sejumlah besar tanggapan dari
tempat, dan memungkinkan respon yang akan digunakan lebih dari sekali. Pastikan
untuk menunjukkan informasi ini di tes.
f. Pertimbangkan
merancang pertanyaan pencocokan tiga kolom, seperti contoh berikut. Bila
menggunakan dua daftar tanggapan, akan sangat membantu untuk mengidentifikasi
item dalam satu daftar dengan nomor dan orang-orang dalam daftar kedua dengan
huruf.
Ciri-ciri:
·
Tes terdiri dari
satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban
·
Tugas testee
adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga
sesuai atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan jodoh dari
pertanyaannya.
Jadi, dalam bentuk tes ini, disediakan
dua kelompok bahan dan testee harus mencari pasangan-pasangannya yang sesuai
antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok
kedua, sesuai petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut.
Ø Beberapa
kelebihan tes obyektif bentuk menjodohkan (Matching Test):
· Pembuatannya
mudah
· Dapat
dinilaidengan mudah, cepat, dan obyektif
· Apabila
tes ini dibuat dengan baik, maka faktor menebak praktis dapat dhilangkan
· Tes
jenis ini berguna untuk menilai berbagai hal, seperti:
1) Antara problem dan penyelesaiannya
2) Antara teori dan penemunya
3) Antara sebab dan akibatnya
4) Antara singkatan dan kata-kata lengkapnya
5) Antara istilah dan definisinya
Ø Beberapa kelemahan
tes obyektif bentuk menjodohkan (Matching Test):
· Cenderung
lebih banyak mengungkap aspek hafalan atau daya ingat saja
· Karena
mudah disusun, maka tes ini kadang dijadikan pelarian bagi pengajar, yaitu
digunakan apabila pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain
· Tes
jenis ini kurang baik untuk mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat
tafsiran (interpretasi)
· Tanpa
disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap hal-hal yang sebenarnya kurang
perlu untuk diujikan
3)
Tes
obyektif bentuk Pilihan Ganda
Tes pilihan
ganda adalah model tes paling populer. Siswa di beri promise atau pokok soal
sebagai dasar dari soal kemudian mereka disuruh memilih dari beberapa
alternatif jawaban. beberapa alternatif jawaban yang salah disebut
distraktor/pengecoh, sedangkan jawaban yang benar disebut kunci jawaban.
Para guru suka bentuk
tes ini karena relatif cepat untuk di tata dan mudah untuk dinilai. kamu tidak
akan kesulitan dalam memeringkatnya. tapi di lain sisi, beberapa guru dengan
beberapa alasan menganggap model tes ini tidak sesuai untuk mengukur kognitif
tingkat tinggi, aspek afektif dan psikomotorik siswa.
Soal pilihan
ganda dapat di nilai menggunakan kertas scan komputer, dikirimkan ke komputer
pusat dan dalam beberapa menit menerima data yang diinginkan. persentasi kebenarannya adalah 100%. hasil
dari tes tadi bisa diurutkan berdasar nama siswa, nilai dari yang terendah
sampai tertinggi, menganalisa berapa soal yang paling mudah bagi mereka, berapa
soal yang jawabannya paling banyak salah, mencari rata2, median dll. semua yang
kamu ingin ketahui dari hasil tes tersebut.
Ø Beberapa
kelebihan tes obyektif pilihan ganda:
1. mudah
dinilai menggunakan perangkat mekanik
2. beberapa
materi yang luas bisa di cover dalam waktu yang cepat
3. siswa
dapat berkonsentrasi pada jawaban yang spesifik
4. obyektif
Ø Kesulitan tes
pilihan ganda
1. Kesulitan
membuat konstruksi soal untuk menilai level pembelajaran yang tinggi
2. Konstruksi
tes yang sederhana membuat siswa mudah untuk menjawab soal
3. Tes
pilihan ganda memakan waktu dan sulit untuk ddikembangkan
4. Murid dengan kelemahan membaca
bahasa inggris dapat kesulitan memisahkan antara jawaban benar atau salah.
5. Meskipun
multiple choice salah satu cara menghindari instruksi yang bias, gaya penulisan
pembuat soal, opini2nya dan pilihan2 pasti akan tercermin dalam soal.
Ø Saran - saran
dalam membuat soal pilihan ganda
1. Desainlah
beberapa item soal untuk mengukur tujuan pembelajaran
jika tujuanmu untuk mengukur
penerapan pengetahun siswa maka pertanyaannya harus lebih dari sekedar
pertanyaan sederhana tentang pilihan jawaban yang ada di kelas. pertanyaan
tersebut harus menyajikan situasi terbaru dan bertanya kepada siswa bagaimana
menerapkan prinsip2 pengetahuan yang sudah difahami.
2. Menyajikan
satu masalah dengan jelas dalam sebuah pertanyaan
untuk membuat ukuran yang valid,
masalah yang diukur harus jelas sehingga siswa tahu arah dari pertanyaan
tersebut, contoh yang salah :
dalam sholat
a. bersuci c. tasyahud awal
b. takbir d. kentut
Pertanyaan untuk mengidentifikasi
masalah yang khusus dan menyajikan kawaban yang homogen.
contoh : di Indonesia, penduduk
yang paling padat terletak dipulau
a. Jawa c. Sumatera
b. Kalimantan d.
Sulawesi
Disini siswa akan focus pada
kepadatan populasi, dan pengecoh yang lain masih tentang geografi.
3. Ambillah
kata2 kata yang tepat, hindari detil pertanyaan yang berlebihan
4. Semua
pengecoh harus masuk akal
5. Buat
minimal 4 jawaban, lebih baik lagi 5 jawaban
6. Jangan
mengakhiri item soalmu dengan grammatical "give-away"
7. Jika
jawaban terdapat tanggal waktu atau tokoh, buatlah logika yang sesuai dan
jagalah dalam format yang konsisten
8. Sebarlah
jawaban yang benar
9. Jika
item soal mengandung opini atau teori
"pakar", pastikan membuatnya dengan jelas.
10. Hindari
stement dobel negatif
11. Hindari
alternatif jawaban "semua yang diatas" atau "tidak ada ayng
diatas".
12. Semua
jawaban punya panjang yang sama.
13. Amatilah
pertanyaan-pertanyaanmu lagi mulai awal sampai akhir untuk menghindari kesamaan
isi / maksud.
14. Pastikan
memberi pertanyaan yang jelas. arah yang spesifik.
Multiple choice
test atau soal bentuk pilihan ganda pada dasarnya terdiri dari dua bagian; yaitu
batang tubuh soal (stem), yang berupa pertanyaan pengantar atau pernyataan
tidak lengkap, dan dua atau lebih kemungkinan jawaban atau alternative
(option). Secara teknis jawaban yang benar disebut jawaban atau kunci jawaban
(key) dan yang lainnya disebut jawaban disebut pengecoh (penggoda, penyesat,
pengganggu) di dalam bahasa Inggris disebut dis-tractors.
a. Jenis
Analisis Konteks
Soal bentuk
pilihan ganda jenis ini menuntut peng-ambil tes untuk memahami seluruh konteks
soal yang biasa-nya mempunyai format formal, kemudian mengambil kesim-pulan
darinya. Contoh: analisis cukup dengan membuat table dan grafik, mengacu pada
konsep bahwa soal yang baik adalah soal yang mampu membedakan kelompok atas dan
kelompok bawah.
1. Barang siapa
tidak kehilangan sesuatu, dia masih mempunyai sesuatu itu. Si Ani tidak
kehilangan tahi lalat. Jadi, si Ani masih mempunyai tahi lalat Penalaran di
atas itu
A. Benar
B. Salah pada premis mayor
C. Salah pada premis minor
D. Salah pada kesimpulan
E. Tak dapat ditentukan, benar atau
salah.
Jawaban = E
b. Jenis
Alternative Tak-Lengkap
Kadang-kadang
penulis soal berpendapat bahwa apabila kemungkinan jawaban itu ditulis lengkap
akan terlalu jelas bagi pengambil tes, oleh karena itu soal tersebut tidak akan
berfungsi sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu kemungkinan jawaban ditulis
tidak lengkap agar pengambil tes lebih “berfikir” dalam memilih jawaban yang
benar. Contoh:
1. Nama murid
Socrates yang terkenal bermula dengan huruf:
A. A sampai E
B. F sampai J
C. K sampai O
D. P sampai T
E. U sampai Z.
Jawaban = D
(Plato),
Contoh lain:
2. Apabila anda menghitung akar 26,
angka berapakah yang terdapat pada decimal kedua?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9.
Jawaban = E (√26
= 5.099)
c. Jenis
Kombinasi
Bentuk soal
pilihan-ganda jenis kombinasi ini terdiri dari batang tubuh soal diikuti oleh
sejumlah kemungkinan jawaban di antaranya satu atau lebih benar. Contoh:
PETUNJUK
Untuk soal-soal
berikut ini pilihlah:
A. Jika (1),
(2), dan (3) betul;
B. Jika (1) dan
(3) betul
C. Jika (2) dan
(4) betul;
D. Jika (4) saja
yang betu;
E. Jika semuanya
betul
Menurut bacaan
di atas kelestarian lingkungan hidup di Indonesia terancam punah karena…
(1) Jumlah
penduduk yang banyak
(2) Tingkat
kelahiran yang lebih tinggi daripada ting-kat kematian.
(3) Struktur
umur yang muda
(4)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diikuti peningkatan produksi pangan.
Jawaban = A
d. Jenis
Kompleks
Soal bentuk
pilihan-ganda jenis kompleks terdiri atas pernyataan mengenai hubungan
sebab-akibat, dan si peng-ambil tes diminta memilih dari kemungkinan jawaban
yang berkenaan dengan benar-tidaknya sebab, benar-tidaknya akibat, dan ada
tidaknya hubungan sebab akibat itu. Contoh:
PETUNJUK
Untuk soal-soal
berikut setiap sol terdiri dari tiga bagian, yaitu: PERNYATAAN, kata SEBAB, dan
ALASAN, yang disusun berurutan. Pilihlah:
A. Jika pernyataan betul, alasan
betul, keduanya menunjukkan hubungan sebab-akibat.
B. Jika pernyataan betul dan alasan
betul, tetapi ke-duanya tidak menunjukkan hubungan sebab-aki-bat.
C. Jika pernyataan betul dan alasan
salah.
D. Jika pernyataan salah dan alasan
betul.
E. Jika pernyataan dan alasan
kedua-duanya salah.
Hasil penelitian di Indonesia
relative kecil
SEBAB
Para sarjana Indonesia tidak
mendapat pendidikan me-ngenai bagaimana caranya meneliti.
Jawaban = C
Kiranya jelas bahwa satu soal
pilihan ganda jenis kompleks ini sebenarnya terdiri atas beberapa soal yang
terjalin menjadi satu. Untuk dapat menjawabnya dituntut berfungsinya beberapa
jenjang kompetensi sekaligus. Kedelapan macam/jenis bentuk soal pilihan ganda yang
telah disajikan di atas adalah jenis-jenis yang pokok. Para penulis soal dapat
memperkayanya dengan variasi lain.
[1]Amin Tabin, Bentuk-Bentuk
Tes, http://amintabin.blogspot.com/2010/11/bentuk-bentuk-tes.html?
m=1, akses tangga 26 mei 2014 pukul 16.54
WIB
No comments:
Post a Comment