Disusun
untuk Memenuhi Tugas ujian akhir
semester pada Matakuliah metodelogi penelitian tesis
Dosen Pembina
Dr. H. M. Samsul Hady M. Ag
Oleh;
Rusdiyanto (13770067)
PROGRAM STUDI MAGISTER
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA
UIN MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
Juli 2014
Profil tesis
Judul : Model
Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember
Peneliti : Fitriyatul Hanifiyah (09770005)
Pembimbing : Dr. H. M. Samsul Hady M. Ag danDr. Munirul Abidin, M. Ag
Tahun : 2011
Asal kampus :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Identifikasi masalah penelitian
Kontek
penelitian berangkat dari peran penting dari perguruan tinggi sejak awal
sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mendalami ilmu-ilmu
agama, ciri khas tersebut tetap dipertahankan hingga sekarang.tujuan ini
dimaksudkan agar alumni-alumni dari STAIN tersebut dapat memberikan solusi
terhadap berbagai problem kemasyrakatan yang berkaitan dengan masalah agama.
Akan tetapi
pendidikan tinggi Islam di Indonesia masih mengahadapi permasalahan dalam
berbagai aspek.Upaya perbaikan masih belum dilakukan secara mendasar sehingga
terkesan seadanya.Sedangkan pembangunan aspek moral, hanya dalam porsi yang
kecil saja menjadi tanggung jawab pendidikan Islam.Selain itu, kesempatan untuk
memperoleh legitimasi yang lebih luas dan perbaikan secara mendasar, hampr
tidak pernah diperolehnya. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
upaya mempertahankan eksistensinya, karena jika posisinya hanya mampu bertahan,
maka berarti sebuah kemunduran, karena era kemajuan telah terpacu dengan cepat
sesuai dengan arus perubahan social dan pendidikan islam
sendiri selalu ketinggalan zaman. Kondisi ini menjadikan pendidikan islam
sebagai sebuah lembaga yang tidak adaptif atau bahkan konservatif dan berada
dalam status quo
Dalam kondisi
seperti ini, keberadaan kurikulum pendidikan agama Islam khususnya pada setiap
lembaga pendidikan tinggi cepat atau lambat mengharuskan adanya perbaikan atau
pengembangan-pengembangan kearah yang lebih baik, agar mampu menuntun dan
memberikan arah kehidupan serta melatih peserta didik untuk memecahkan berbagai
persoalan social keagamaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang semakin
kompleks.
Disisi lain,
bila para pelaksana pendidikan memahami kurikulum sebagai bagian yang sangat
pendidikan dalam pendidikan, yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
maka mereka ditantang kreatif untuk selalu melakukan pengembangan-pengembangan
khususnya yang terkait dengan kurikulum. Dengan upaya tersebut, diharapan
orientasi kurikulum PAI yang bersifat filosofis, rasional dan berpandangan luas
dapat tercapai.
Kurikulum
sebagai suatu variabel pendidikan memegang peranana penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Sebagaimana diungkapkan syaodih, kurikulum memegang
kedudukan kunci dalampendidikan, serta berkaitan dengan penentuan arah, isi dan
proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan
suatu lembaga pendidikan.
Ralp w taylor
dalam basic principle of curriculum and instruction, berpendapat ada empat
factor penentu dalam perencanaan kurikulum, yakni factor filosofis, sosiologis,
psokologis dan epistemologis. Factor-faktor ini terutama factor sosiologis
mengalami perkembangan sangat dinamis sehingga menuntut evaluasi untuk
melakukan pengembangan serta perubahan kurikulum secara periodic. Namun, karena aspek sosiologis ini juga
berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain, maka disamping penyeregaman
kurikulum secara nasional, perlu juga pengembangan kurikulum dengan kondisi dan
potensi okal masing-masing lembaga pendidikan
Dengan demikian
kurikulum merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam meningkatkan kualitas
lulusan dari setiap institusi pendidikan.Oleh karena itu, keharusan adanya
pengembangan-pengembangan kurikulum tidak dapat lagi dielakkan mengingat
semakin kompleksnya tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Adanya tuntutan
masyarakat (social demand), disamping juga terjadinya perubahan zaman tersebut
yang mengharuskan dilakukannya penerapan-penerapa model tertentu terkait dengan
engembangan kurikulum khususnya dalam hal ini kurikulum program studi
pendidikan agama islam (PAI) guna untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan
masyarakat yang sesuai dengan kondosi dan potensi masing-masing masyarakat
lokal di lembaga pendidikan tersebut.
Oleh karena
itu, penelitian secara mendalam dan komprehensif mengenai model pengembangan
kurikulum tersebut merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pendidikan khususnya kualitas output dari pendidikan islam
sehingga mampu menciptakan lulusan yang kompetitif dalam budaya global dan
sesuai dengan harapan dan tuntutan masyarakat saat ini. Maka dari itu, judul
penelitian ini adalah MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
Catatan :
penelitian utama pada tesis ini adalah model pengembangan kurikulum. Dengan
menganalisa yang terjadi di program studi pendidikan agama islam di STAIN
JEMBER.
A.
Fokus Penelitian
Berdasarkan
latar belakang tersebut, penelitian ini hanya difokuskan pada kajian mengenai
model pengembangan kurikulum program studi pendidikan aama islam jurusan
tarbiyah di STAIN jember. fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengembangan komponen-komponen kurikulum program studi
pendidikan agama islam pada jurusan tarbiya di stain jember?
2.
Bagaimana model pengembangan kurikulum program studi pendidikan
agama islam pada jurusan tarbiyah di stain jember?
B.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus
penelitian tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebagai
berikut:
1.
Mendeskripsikan pengembangan komponen-komponen kurikulum program
studi pendidikan agama islam pada jurusan tarbiyah di stain jember?
2.
Mendeskripsikan model pengembangan kurikulum program studi
pendidikan agama islam pada jurusan tarbiyah di stain jember?
C.
Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak khususnya bagi
setiap kalangan yang berkecimpung dalam kancah pendidikan. Secara spesifik,
manfaat penelitian dari penelitian ini berupa teoritis dan praktis
D.
Orisinalitas Penelitian
Suatu
penelitian itu dikatakan ilmiah, seorang peneliti
benar-benar,,,,,,,,,,,,sehingga dalam melakukan penelitian harus disebutkan
orisinalitas penelitiannya. Dengan membandingkan dengan penelitian terdahulu
pada persamaan, perbedaan dan orisinalitas penelitian
E.
Sistematika Penelitian
Secara
keseluruhan penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing disusun secara
rinci dan sistematis sebagai berikut:
Bab pertama memaparkan latar belakang pentingnya penelitian, focus penelitian,
manfaat penelitian, orisinalitas penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi
istilah dan diakhiri dengan sistematika penelitian. Pembahasan bab ini
dimaksudkan untuk mewujudkan suatu koherensi dari penelitian, sehingga dapat
dilihat sebagai karya tulis yang komprehensif
Bab kedua memuat kajian teori yang terdiri dari a. kurikulum pendidikan agama
islam yang meliputi: 1) pengertian kurikulum, 2) jenis-jenis kurikulum, 3)
komponen-komponen kurikulum, 4) pengertian pendidikan agama islam, 5) dasar
ideal pendidikan agama islam, 6) metode pendidikan agama islam, 7) fungsi
pendidikan agama islam. B. konsep pengembangan kurikulum PAI yang meliputi: 1)
pengertian pengembangan kurikulum PAI, 2) landasan pengembangan kurikulum PAI,
3) tujuan pengembangan kurikulum, 4) prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 5)
pendekatan pengembangan kurikulum, 6) prosedur pengembangan kurikulum, 7)
model-model pengembangan kurikulum.
Bab ketiga merupakan metodelogi penelitian yang mengurai adanya pendekatan dan
jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, instrument penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan
keabsahan data dan tahapan penelitian
Bab keempat memaparkan data-data penelitian dan menganalisis tentang
temuan-temuan serta mengungkap tentang : A. deskripsi lokasi penelitian; B.
pengembangan komponen-komponen kurikulum program studi pendidikan agama islam
jurusan tarbiyah STAIN yang meliputi: 1) pengembangan kurikulum program studi
PAI pada komonen tujuan, 2) pengembangan kurikulum program studi PAI pada
komponen konten, 3) pengembangan kurikulum program studi PAI pada komponen
metode, 4/ pengembangan kurikulum program studi PAI pada komponen evaluasi dan
poin terakhir; C. model pengembangan kurikulum program studi pendidikan agama
islam jurusan tarbiyah STAIN jember.
Bab kelima: penutup yang megurasian tentang kesimpulan dan saran-saran, yang
kemudian diteruskan dengan daftar rujukan dan lampiran-lampiran
BAB II
METODE PENELITIAN
a.
Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Dalam
penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif.Artinya
data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal
dari naskah wawancara, catatan lapangan, doumen pribadi, catatan memo.Dan
dokumen resmi lainnya.Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif
ini adalah ingin menggambarkan realita empiric di balik fenomena secaa medalam,
rinci dan tuntas.Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empiric dengan teori
yang yang berlaku dengan menggunakan metode diskriptif.
Menurut keirl
dan miller dalam moleong yang diaksud dengan penelitian kualitatif adalah
“tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia pada kawasannya sendiri, dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.
Catatan:
dalam pendekatan kualitatif tersebut, ada enam jenis penilitian,
yaitupenelitian deskriptif, penelitian studi kasus, biografi, penelitian
fenomenologi, penelitian grounded theory. Penelitian etnografi.Sehingga dalam
penelitian yang dilakukan oleh saudari Fitriyatul Hanifiyah menggunakan jenis
penelitian studi kasus.Dimana penelitian studi kasus mempelajari secara
intensif terhadap pengelola jurusan tarbiyah dalam mengembangkan kurikulum PAIdengan
mengungkap semua variabel. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa
individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam
kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan
b.
Kehadiran Peneliti
Ada beberapa
hal yang harus dimiliki peneliti sebagai instrument yaitu responsive, dapat
menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas perluasan
pengetahuan, memproses data secepatnya, serta memanfaatkan kesempatan untuk
mengklarifikasi dan mengikhtisarkan.
Sedangkan
kehadian peneliti di lokasi penelitian ada 4 tahap yaitu apprehension,
exploration, cooperation dan participation. Peneliti harus berusaha dapat
menghindari pengaruh subyektif dan menjaga lingkungan secara alamiah agar
proses social yang terjadi sebagaimana biasanya.
Dalam proses
pemilihan informan, peneliti meggunakan teknik purposive (bertujuan) yaitu
peneliti memilih orang-orang yang dianggap mengetahui secara jelas permasalahan
yang diteliti. Kehadiran peneliti di lapangan dalam rangka menggali informasi,
peneliti menggunakan tiga tahapan, yaitu:
1.
Pemilihan informan awal, peneliti memilih infoorman yang menurut
pendapat peneliti memiliki informasi yang memadai untuk digali berkenaan dengan
model pengembangan kurikulum dan pengembangan komponen-komponen kurikulum PAI
STAIN
2.
Pemilihan informan lanjutan, peneliti ingin memperluas informasi
dan melacak segenap variasi yang berhubungan dengan model pengembangan
kurikulum dan pengembangan komponen-komponen kurikulum PAI STAIN
3.
Menghentikan pemilihan informan lanjutan, peneliti lakukan apabila
sudah tidak ada lagi informasi-informasi baru yang relevan denga
informasi-informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
Pada tahap
akhir, peneliti menganggap penelitian telah selesai, kecuali bila ditemukan
lagi informasi-informasi baru yang berkaitan dengan permasalaha dalam
penelitian ini.
c.
Lokasi Penelitian
Dalam
penelitian ini, penulis memilih sekolah tinggi agama islam negeri jember
sebagai lokasi penelitian yang terletak di jalan jumat mangli 94 jember.
Peneliti memilih melakukan penelitian di STAIN jember karena STAIN jember
adalah salah satu perguruan tinggi islam yang paling diminati oleh masyarakat
sekitar khususnya program studi PAI jurusan tarbiyah dan llusannya sebagian
besar berprofesi sebagai guru PAI di beberapa wilayah baik di daerah jember
sendiri maupun di luar daerah jember. Disamping itu, STAIN jember dalam jangka
waktu 2 tahun akan melakukan peralihan status menjadi IAIN. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam perjalannya, STAIN jember telah banyak mengalami
perkembangan dan kemajuan kearah yang lebih potensial
d.
Instrument Penelitian
Dalam kegiatan
penelitian untuk memperoleh data yang berasal dari lapangan, seorang peneliti
biasanya menggunakan instrument yang mampu mengambil informasi dari objek atau
subjek yang diteliti.Untuk mencapai tujuan tersebut seorang peneliti dapat
membuat instrument. Instrmen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti
dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, peneliti menjadi instrument
kunci atau utama, sebagai instrument kunci, peneliti melakukan penelitian
dengan menggunakan instrument tambahan berupa pedoman wawancara, pedoman
observasi dan pedoman dokumentasi.
e.
Sumber Data
Sumber data
dalam penelitian ini digali dengan tiga cara, yaitu meliputi:
1)
Sumber data observasi. Dengan melakukan observasi, peneliti
berusaha mendapatkan data-data, diawali dengan memasuki lapangan penelitian
dengan bekal jeli dan teliti, kepekaan memahami latar berdasarkan penguasaan
teori-teori yang relevan dengan focus penelitian. Data hasil obsevasi ini lebih
di arahkan pada data-data yang terkait dengan tindakan, seperti, strategi atau
metode dosen-dose dalam melakukan aktifitas belajar mengajar.
2)
Sumber data wawancara. Data ini berupa catatan-catatan peneliti
atau rekaman dari para informan melalui proses Tanya jawab, mendengar dan
melihat. Wawancara sesuai dengan teknik yang digunakan, yaitu; kepiawaian
peneliti dibutuhkan untuk mendapatkan dan menggali informasi yang akurat.
3)
Sumber data dokumentasi. Data dokumentasi ini berupa tulisan,
naskah-naskah, gambar-gambar dan sesuatu yang bisa didokumentasikan. Untuk
memperoleh data tersebut, peneliti melakukan dengan cara meminta langsung
kepada pihak lembaga
f.
TeknikPengumpulan Data
Secara garis
besar, teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dibedakan
dalam dua kategori: tekhnik yang bersifat interaktif melalui wawancara
serta pengamatan dan teknik yang bersifat non interaktif dengan
dokumentasi. Sesuai dengan jenis penelitian di atas yakni kualitatif, maka cara
pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu 1) wawancara mendalam (indepth
interview); 2) observasi; 3) dokumentasi. Instrument utama penelitian ini
adalaah peneliti dengan dibantu alat bantu seperti pedoman wawancara dan
alat-alat lain yang diperlukan secara incidental.
g.
Teknik Anaisis Data
Moelong
mengklasifikasikan tiga model analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu
1) metode perbandingan konstan (constant comparative method ) seperti
yang dikemukakan oleh glaser & strauss, 2) metode analisis data menurut
spradley, dan 3) metoe analisis data menurut miles & huberman. Diantara
ketiga metode tersebut, metode pertama yang paling banyak digunakan.
Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis data menurut
milles & huberman yaitu analisis
model interaktif. Analisis data berlangsung secara simultan yang dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan: pengumpulan data
(data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)
dan kesimpulan atau verifikasi (conclution drawig & verifying).
h.
Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menjamin
kesahihan dan keabsahan data, maka peneliti berupaya menggunakan metode
pengecekan keabsahan temuan. Terdapat empat kriteria untuk menjaga keabsahan
data menurut nasution dan moleong, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tiga kriteria, yaitu kredibilitas atau derajat kepercayaan,
dependibitas atau kebergantungan dan konfirmabilitas atau kepastian
BAB III
KAJIAN TEORI
fungsi kajian teori ini, pembaca diberikan
pemahaman dan pengidentifikasian dari suatu variabel secara benar. Perlu diketahui bahwa variabel itu ada 4
macam. Variabel bebas (menjadi sebab perubahan), variable terikat (dipengaruhi
oleh beberapa factor lain), variabel moderator (pengaruh memperkuat atau
memperlemah hubungan bebas dengan terikat), dan variabel antara (mengemukakan
dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat secara tidak
langsung).
Dalam pengamatan saya, Fitriyatul Hanifiyah menggunakan variabel terikat dan variable
bebas, variaabel terikat ingin
menganalisispola managerial jurusan di program studi pendidikan agama islam
STAIN jember, danpengembangan kruikulum pada jurusan tersebut sebagai variabel bebasnya
Sehingga kajian
teori dalam penelitian tersebut sebagai berikut;
a.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
1.
Pengertian
Kurikulum
2.
Jenis-Jenis
Kurikulum
a.
Separate
Subject Curriculum
b. Correlated Curriculum (Kurikulum Korelatif atau
Pelajaran Saling Berhubungan
c.
Intergrated
Curriculum (Kurikulum yang di Padukan)
d. Broad Fields
Curriculum
3.
Komponen
Kurikulum
a.
Tujuan
b.
Materi
c.
strategi,
pembelajaran
d.
organisasi
kurikulum dan
e.
evaluasi.
4.
Pengertian Pendidikan
Agama Islam
5.
Dasar ideal
pendidikan agama Islam
6.
Metode
pendidikan agama Islam
7.
Fungsi
pendidikan agama Islam
b.
Konsep pengembangan kurikulum pendidikan agama islam
1.
Pengertian pengembangan kurikulum PAI
2.
Landasan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Antara lain:
a.
Filosofis
b.
Yuridia
c.
Empiris.
3.
Tujuan
pengembangan kurikulum PAI
4.
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum PAI
5.
Pendekatan
pengembangan kurikulum
a.
Pendekatan
Subjek Akademis
b.
Pendekatan
Humanistik
c.
Pendekatan
Rekrontruksi Sosial
d.
Pendekatan
Berbasis Kompetensi
6.
Prosedur pengembangan kurikulum
a.
Pengembangan kurikulum pada tingkat lembaga
b.
Pengembangan kurikulum pada tingkat bidang studi
c.
Pengembangan kurikulum pada tingkat pengajaran di kelas
7.
Model Pengembangan Kurikulum:
a.
Model ralp tyler
b.
Model hilda taba
c.
Model D.K Wheeler
d.
Model audery dan howard nicholls
e.
Model kurikulum terpadu
f.
Model administrasi
g.
Model grass root
h.
Model demonstrasi
i.
Model beauchamp’s
j.
Model action research yang sistematis
k.
Model david warwick
l.
Model quillen dan hanna
m.
Model Harold alberty
n.
Model teknologi pendidikan
Catatan : dari beberapa sub teori yang disajikan dalam kajian teori
tesis di atas, ada beberapa yang harus di luruskan. Sehingga dalam penulisan
kajian teori tidak tersia-sia
ü
Dari tebalnya penilisan kajian teori terkesan seperti memindah isi
buku, dimana banyak sub bahasan teori yang sia-sia. Sehingga tidak sedikit yang
kajian teori yang ditulis tersia-sia karena tidak sesuai dengan variabel yang
ditulis. Seperti pendidikan agama islam yang ideal, metode pendidikan agama Islam.
ü Tidak adanya
tanggapan ketika selesai mengutip dari suati sumber referensi. Sehingga
terkesan memindahkan isi buku satu, dan buku yang lainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab empat
ini, saudari Fitriyatul Hanifiyah dalam pengumpulan data sekaligus melakukan
pembahasan pada variabel yang diteliti. Menurut analisis saya, dikarenakan
adanya masukan dari dosen pembimbing dan judul tesisnya yang meneliti tentang
pengembangan suatu lembaga.Otomatis penulisannya cenderung memotret langsung
pola yang dilakukan STAIN pada jurusan PAI. Berikut sistematika penulisannya
a.
Deskripsi lokasi penelitian
1.
Latar belakang sejarah STAIN
a)
Berdirinya institute agama islam djember (IAID)
b)
Berdirinya fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel di jember
c)
Peralihan status menjadi STAIN
2.
Visi dan Misi STAIN Jember
3.
Asas, dasar dan tujuan STAIN
4.
Penyelenggaraan perkuliahan
5.
Perkuliahan semester pendek
6.
Program studi pendidikan agama islam (pai) jurusan terbiyah
7.
Keadaan dosen dan tenaga administrasi
b.
Pengembangan komponen-komponen kurikulum program studi PAI jurusan
tarbiyah STAI Jember
Sebelum
memaparkan hasil penelitian ini terkait dengan pengembangan komponen kurikulum,
peneliti terlebih dahulu akan memaparkan latar belakang pengembangan kurikulum
STAIN jember khususnya jurusan tarbiyah program studi pendidikan agama islam.
Erdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ketua jurusan
tarbiyah yaitu bapak Dr. syamsun ni’am, M Ag, beliau mengatakan:
Alasan-alasan
diadakannya pengembangan atau perubahan kurikulum adalah dikarenakan adanya
tuntutan dan kebutuhan baik kebutuhan dan tuntutan yang bersifat internal
maupun eksternal.Artinya, kebutuhan internal merupakan suatu kebutuhan baik
dari pihak peserta didik maupun tenaga pengajar.Sedangkan kebutuhan dan
tuntutan eksternal adalah tuntutan yang disebabkan perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dizaman sekarang ini.
Di sampig itu, pengembangan kurikulum tersebut juga merupakan masukan-masukan
dari stakeholders dan para ahli atau pakar kurikulum yang mana masukan tersebut
mengahruskan adanya perubahan ataupun pengembangan kurikulum pendidikan agama
islam
Dengan begitu, pengembangan kurikulum yang
dilakukan di STAIN ini memiliki kesesuaian dengan landasan pengembangan
kurikulum yang disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing suaatu
pendidikan. Pengembangan kurikulum yang dilator belakangi oleh kebutuhan
masyarakat sekitar menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum STAIN ini berlandaskan
factor-faktor sebagai berikut: 1) social budaya dan agama yang berlaku di
masyarakat. 2) perkembangan peserta didik, yang menunjukkan pada karakteristik
perkembangan peserta didik. 3) keadaan ini, yang dalam arti luas meliputi
lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek
(kultural). Dengan prinsip relevansi, fleksibilitas, kesinambungan
1.
Pengembangan Kurikulum Program Studi PAI Pada Komponen Tujuan
Tujuan-tujuan
program studi PAI ini ditentukan berdasarkan kerjasama dengan alumni-alumni
pengguna masyarakat dan stakeholders yang telah memberikan masukan-masukan dan
saran untuk mengembangkan komponen kurikulum PAI pada aspek tujuan. Hal ii
sebagaimana dikemukakan oleh ketua prodi PAI yaitu Drs. Sarwan, M.Pd:
Profil
lulusan program studi PAI memang khusus ditujukan untuk menjadi seorang guru
pendidikan agama islam. Penentuan profil lulusan ini juga atas dasar masukan
dari masyarakat lokal. Kebutuhan terhadap guru agama khususnya pada masyarakat
jember diindikasikan dengan seringkalinya beberapa guru dan kepala sekolah di
lembaga-lembaga pendidikan jember memohon izin untuk diperkenankannya beberapa
mahasiswa STAIN untuk menjadi guru tetap pada lembaga dimana mereka PPL II
Untuk mengetahui secara jelas mengenai
pengembangan kurikulum pada komponen tujuan, berikut ini bagan tujuan profil
lulusan prodi PAI pada kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 2009/2010
Fungsi
lulusan program studi PAI pada kurikulum 2009/2010
Sedangkan profil studi PAI pada kuriulum 2010/2011
2.
Pengembangan Kurikulum Program Studi PAI Pada Komponen Konten
Sebagaimana keterangan ketua program
studi PAI, yang menyatakan:
Sekarang
ini, sudah diberlakukan kuriulum baru.Penerapan kurikulum yang baru ini, baru
berlaku dan diaplikasikan pada semester II sekarang.pada kurikulum yang baru
ini, kami membagi tiga kompetensi yaitu kompetensi dasar, kompetensi utama dan
kompetensi pendukung/pilihan. Perubahan kurikulum ini dilakukan karena sudah
dirasa perlu untuk mengembangkan kurikulum yang baru untuk memenuhi harapan dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat agar kurikulum yang berlaku bisa selalu relevan
dengan kondisi lingkungan dan kebuthan masyarakat setempat.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi
kurikulum PAI jurusan tarbiyah STAIN jember tahun akademik 20092010, dapat
diketahui bahwa terdapat beberapa perubahan dan perkembangan yang signifikan
antara kurikulum sebelumnya dengan kurikulum tahun akademik 2010/2011.
Perubahan tersebut dapat dilihat dari pembagian standar kompetensi serta adanya
penambahan dan pengurangan mata kuliah serta perubahan nama mata kuliah. Pada
kuriulum sebelumnya terdapat tiga kompetensi tambahan. Dalam kompetensi uatama
tersebut mata kuliah yang disajikan belum cukup representative dan belum dapat
mengcover mata kuliah-mata kuliah yang cukup krusial dalam proses pencapaian
tujuan-tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan. Mata kuliah yang belum
tercover tersebut adalah sebagai berikut: belajar dan pembelajaran, telaah
kurikulum PAI pendidikan dasar dan pendidikan menengah, sosiologi pendidikan,
administrasi dan supervise pendidikan, metodelogi pembelajaran PAI, psikologi
perkembangan, isu-isu kontemporer pendidikan umum dan pendidikan islam,
pengembangan materi yang meliputi pengembangan materi aqidah akhlaq, alqur’an
hadits, fiqih dan SKI
untuk lebih
jelasnya berikut struktur kurikulum program studi PAI tahun 2010/2011
Struktur kurikulum program studi PAI tahun 2009/2010
3.
Pengembangan Kurikulum Program Studi PAI Pada Komponen Metode
Sebagaimana
penjelasan dan keterangan dari bapak Dr. Syamsun Ni’an, M.Ag dalam wawancara
yang peneliti lakukan, beliau menyatakan bahwa:
Metode
pembelajaran atau penyampaian materi yang dilakukan oleh dosen-dosen STAIN itu
berdasarkan konsep konstruktivistik artinya setiap dosen diberi kebebasan dan
kewenangan untuk menerapkan metode pembelajaran yang fleksibel dan relevan baik
dengan materi mata kuliah maupun relevan dengan kondisi, kemampuan dan karakter
peserta didik. Disamping itu juga, metode pembelajaran yang akan diterapkan
tersebut tentunya disesuaika dengan kompetensi dosen-dosen yang ada. Pada
umumnya, para dosen STAIN menggunakan metode monolog, diskusi dan terdapat juga
sebagian dosen yang menerapkan metode pembelajaran dengan melakukan praktik
langsung seperti dalam prodi manegemen yang secara langsung melakukan praktik
atau magang ke perpustakaan UNEJ (universitas jember) dan UIJ (universitas
islam jember)
Hal tersebut
juga dikemukakan oleh bapak Dr Munirun, M.Ag selaku pembantu ketua bidang akademik,
beliau menjelaskan:
Untuk metode pembelajaran yang akan diterapkan oleh dosen-dosen STAIN,
pada dasarnya tidak ada intruksi dari pimpina. Dengan begitu, setiap dari
masing-masing dosen diberikan kewenangan untuk mengelola proses belajar mengajar,
mereka dapat mencari dan menentukan metode yang relevan baik dengan materi
maupun dengan kemampuan mahasiswa-masiswi yang akan mereka ajarkan. Setiap
semester dosen harus menyerahkan outline yang didalamnya menjelaskan
metode-metode apa saja yang telah mereka terapkan. Disamping itu, kami juga
telah memberikan pelatihan-pelatihan tentang metode pembelajaran, hal ini
dilakukan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas kemampuan dan pemahaman
para tenaga pengajar kususnya dalam metodelogi pembelajaran
Kemudian
peneliti melakukan pengamatan langsung dengan mengikuti perkuliahan pada mata
kuliah yaitu mata kuliah perencanaan pembelajaran PAI dan kapita selekta
pendidikan.Pada mata kuliah perencanaan pembelajaran PAI yang diampu oleh Dra.
Zulaichah ahmad, M.Pd.I dalam proses kegiatan belajar mengajar dilakukan
diskusi atau dialog interaktif yang kemudian pada 20 menit terakhir dosen
mengklarifikasi persoalan-persoalan dalam diskusi tersebut yang masih belum
terselesaikan. Namun, dalam proses kegiaan belajar mengajar yang dilakukan
dengan diskusi tersebut masih belum berjalan dengan baik. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya antusias dan interest dari sebagian mahasiswa di kelas,
juga karena kurangnya penguasaan mahasiswa terhadap materi-materi yang
didiskusikan
Dengan
demikian, metode yang diterapkan pada pembelajaran atau kegiatan belajar
mengajar STAIN jember khususnya pada program studi PAI jurusan tarbiyah,
berdasarkan observasi tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran di STAIN
ini berlangsung dengan metode diskusi dan ceramah
4.
Pengembangan Kurikulum Program Studi PAI Pada Komponen Evaluasi
Evaluasi proses
dan hasil belajar adalah bagian integral dari proses belajar mengajar untuk
mengukur dan menilai kemampuan dan kecakapan, sikap dan keterampilan mahasiswa
dalam menerima, memahami dan menguasai materi yang dilakukan secara menyeluruh
dan berkesinambungan. Sebagaimana hasil wawancara dengan ketua jurusan tarbiyah
yaitu Dr. Syamsun Ni’am, M.Ag, beliau mengatakan:
Untuk
mengetahui keberhasilan kurikulum yang telah diterapkan selama ini, dapat kita
lihat dari alumni-alumni STAIN ini, khususnya alumni prodi PAI jurusan tarbiyah
yang telah menjadi pengguna masyarakat artinya lulusan-lulusan PAI yang telah
menjalani profil guru PAI baik dilembaga formal negeri maupun swasta sesuai
dengan Visi dan misi dan tujuan program studi PAI
Komponen-komponen pengajaran juga menjadi
objek evaluasi seperti hasil belajar mengajar dengan meliputi evaluasi komponen
tujuan, materi atau isi pengajaran, strategi atau metode pembelajaran dan
komponen evaluasi mengajar sendiri dengan menggunakan bentuk tes, ditambah
dengan menggunakan nontes seperti observasi, analisis hasil dan lain
sebagainya.
Evaluasi nontes
yang dilakukan di STAIN khususnya program studi PAI jurusan tarbiyah selama ini
hanya sebatas analisis hasil belajar mengajar yang telah dilaksanakan
sebelumnya.selain itu, iuga adanya masukan-masukan dan saran dari alumni
pengguna masyarakat tentang pengembangan dan perbaikan pelaksanaan
pembelajaran. Masukan dan saran tersebut dijadikan sebagai bahan analisis
keberhasilan dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi
nontes yang berupa observasi masih belum dilakukan sebab observasi tersebut
dapat diganti dengan adanya keterlibatan stakehplder dan alumni-alumni dalam
proses penyususnan dan pengembangan kurikulum
Sedangkan untuk
sistem evaluasi pembelajaran, secara umum dosen-dosen PAI mengevaluasi hasil
belajar mahasiswa dengan menilai aspek keaktifan, kehadiran dan portofolio
tugas mahasiswa.
Dengan demikian,
sistem evaluasi yang dilakukan di STAIN masih sebatas evaluasi produk dan
hasil.Artinya menilai keberhasilan kurikulum hanya dari aspek produk atau hasil
yang dicapai oleh peserta didik. Untuk evaluasi konteks dan evaluasi proses
masih belum dilakukan secara sistematis dan teratur
c.
Model Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Tarbiyah STAI Jember
Pengembangan
kurikulum pendidikan agama islam program studi PAI jurusan tarbiyah
dilaksanakan setiap 3 hingga 5 tahun dari masa berlakunya kurikulum yang telah
diterapkan. Dalam proses pengembangan kurikulum PAI seentak dilakukan dengan
pengembangan kurikulum lainnya yang terdapat pada prodi dan jurusan yang lain.
Pengembangan kurikulum yang terdapat di lingkungan STAIN dilakukan secara
bersamaan dengan semua program studi program studi dan jurusan lainnya.
Berdasarkan
wawancara peneliti dengan Dr. Muniron, M.Ag (pembantu ketua 1 bidang akademik).
Seliau menyatakan dalam proses pengembangan kuriulum, civitas akademika STAIN
jember melakukan rapat koordinasi kurikulum yang dlaam rapat tersebut
mengevaluasi dan menganalisis kurikulum yang telah diterapkan atau berlaku
selam tahun ajaran seelumnya. Menentukan kurikulum 2009/2010 sebagai objek
evaluasi untuk kurikulum 2010/1011 sekaligus menentukan penambahan dan
pengurangan mata kuliah dalam kurikulum 2009/2010.kemudian dilaksanakan rapat
RAKOREV (rapat koordinasi dan evaluasi) dengan membentuk tim rapat yang
melibatkan pimpinan, pejabat, para pakar kurikulum, masing-masing ketua jurusan
beserta ketua program studi, anggota kemenag dan kementerian pendidikan,
dosen-dosen senior yang memiliki kompetensi memadai dalam hal kurikulum serta
masyarakat pengguna/stakeholder dan alumni-alumni yang telah memiliki profesi
berbeda-beda. Adapun tahapan-tahapan pengembangan kurikulum STAIN jember ini
adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan analisis atau mendiagnosa kebutuhan-kebutuhan yang
terdapat pada masyarakat khususnya masyarakat setempat
2.
Menentukan atau merumuskan tujuan/maksud. Perumusan tujuan tersebut
berlandaskan hasil analisis dan diagnose pada tahap sebelumnya
3.
Menyeleksi, menentukan dan mengorganisasi isi atau materi yang akan
disajikan dan diberikan kepada mahasiswa sesuai denan tujuan yang telah
dirumuskan pada tahapan sebelumnya
4.
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum yang telah
berlaku sebelumnya sebagai bahan masukan untuk kembali merumuskan kurikulum
yang lebih baik
Berdasarkan
tahapan-tahapan di atas, model pengembangan kurikulum yang dilakukan di
lingkungan STAIN menerapkan model tersendiri yang sedikit berbeda dengan
model-model yang telah dikemukakan oleh para developers. Akan tetapi, model
pengembangan kurikulum tersebut cebderung mendekati dengan model D.K Wheeler
yang menawarkan lima tahapan (phases) dalam pengembangan kurikulum. Namun,
terdapat dua tahapan dari model D.K Wheeler yang tidak diteapkan dalam model
pengembangan kurikulum STAIN tersebut.berikut tahapannya: 1) selection of aims,
2) selection of learning experiences to help achieve these aims, 3) selection
of content through which certain type of experiences may be offered 4)
evaluation of each phase and the problems of goals
Disamping itu,
tahapan tersebut juga cebderung mendekati model pengembangan kurikulum yang
dikemukakan oleh aundery dan howard nicholls yang menawarkan model pengembangan
urikulum yang disebut cycle models dapat sebagai berikut: 1) situasional
analysis 2) selection of objectives 3) selection and organization of content 4)
selection and organization of methods 5) evaluation
Catatan;
setelah membaca dan menganalisis pada pembahasan di poin pengembangan komponen,
saya sedikit bingung.Dimana penelitian sedikit melebar pada 4 komponen di
antaranya tujuan, metode, konten dan isi.Keempat poin tersebut menurut hemat
saya ada 2 yang keluar dari kontek penelitian ini yaitu tentang metode, dan
evaluasi. Hal itu tercermin dari hasil wawancara dan dokumentasi sangat tidak
ada kolerasi dengan pengembangan kurikulum yang sebenarnya
No comments:
Post a Comment