Friday, August 7, 2015

Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan

Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan

Setelah ilmu dicari dan diperoleh, maka seharusnya segera dimanfaatkan. Tanpa dimanfaatkan, ilmu akan sia-sia. Banyak orang susah payah mencari ilmu, tetapi setelah ilmu itu diperoleh ternyata tidak digunakan, Mencari ilmu hanya dipandang sebagai kewajiban, dan setelah kewajiban itu ditunakan, maka dianggap selesai. Mencari ilmu, hanya dianggap sebagai kegiatan menggugurkan kewajiban. Sejak usia dini, kepada anak-anak ditanamkan tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan, pentingnya sekolah, dan pentingnya pendidikan. Kepada mereka itu diajarkan menulis, membaca, berhitung, menyanyi, olah raga, dan seterusnya. Setelah selesai dan lulus sekolah dasar, anak-anak diajari ilmu fisika, ilmu kimia, biologi, sejarah, bahasa, ekonomi, dan lain-lain. Diyakini bahwa, pelajaran itu penting dimiliki oleh setiap orang. Diharapkan dengan pelajaran itu, seseorang akan mengenal alam, kehidupan sosial, dan juga tentang kemanusiaan. Berbekalkan ilmu alam, yaitu ilmu biologi, fisika, kimia, dan seterusnya, seseorang akan mampu mengelola lingkungannya sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Berbekalkan ilmu biologi misalnya, seseorang bisa memanfaatkan lingkungan secara tepat tatkala menanam, beternak, melaut, yang hasilnya untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari. Selanjutnya, berbekalkan ilmu fisika dan kimia, maka yang bersangkutan bisa memahami berbagai potensi lingkungan dan kemudian mengolahnya agar menjadi benda yang bermanfaat. Benda-benda yang semula tidak berguna, maka setelah memahami ilmu biologi, fisika, dan kimia, maka seseorang akan mengolah dan bahkan mengubahnya menjadi sesuatu yang diperlukan bagi kehidupan. Demikian pula, seseorang yang memahami ilmu sosiologi, psikologi, sejarah, dan antropologi, maka yang bersangkutan akan mampu menempatkan diri secara tepat di tengah-tengah masyarakatnya. Berbekalkan berbagai jenis ilmu itu, mereka akan bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai pihak, melakukan kerjasama, dan menjalankan kehidupan sosial seperti berekonomi, berpolitik, pendidikan, hukum, dan lain-lain. Selain itu, setiap orang memerlukan pengetahuan tentang humaniora, yaitu filsafat, bahasa dan sastra, serta seni. Berbekalkan pengetahuan tersebut diharapkan akan mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada pada dirinya. Suatu misal, manusia memiliki naluri suka bertanya, dan berusaha mencari jawabannya. Sehubungan dengan itu diperlukan bekal ilmu ialah filsafat. Selain itu, manusia menyukai berkomunikasi, maka diperlukan pengetahuan bahasa, sastra, dan juga seni. Sementara orang beranggapan bahwa berbagai jenis ilmu pengetahuan tersebut sudah cukup dipenuhi dari hasil penelitian para ahli. Pengetahuan tentang perilaku manusia misalnya, bisa diperoleh dari hasil pengamatan para ahli dan dokumen yang berhasil dikumpulkan. Demikian pula pengetahuan tentang jagad raya ini, diyakini telah cukup dipenuhi dari hasil-hasil penelitian para ilmuwan, baik dilakukan melalui observasi maupun eksperimentasi. Begitu juga halnya terkait dengan humaniora. Berbeda dengan pandangan tersebut, sementara orang lainnya beraganggapan bahwa usaha tersebut belum mencukupi. Manusia dianggap masih memerlukan informasi atau sumber pengetahuan lain yang tidak mungkin bisa dicukupi oleh usahanya sendiri. Pengetahuan tentang penciptaan, hal-hal tertentu tentang alam dan juga manusia, tentang sejarah kehidupan, berbagai jenis makhluk yang ada, makna kehidupan yang sebenarnya, dan lain-lain, tidak akan berhasil diketahui secara tepat tanpa adanya informasi yang bersumber dari luar kemampuan manusia. Sumber pengetahuan yang dimaksud itu adalah ajaran yang dibawa oleh para nabi atau utusan Tuhan. Berbagai jenis ilmu pengetahuan yang tidak mudah diperoleh itu, seharusnya berhasil dimanfaatkan. Seseorang yang telah berhasil mengenal biologi, fisika, kimia, misalnya, dalam kehidupan sehari-hari seharusnya kelihatan berbeda dari orang yang tidak atau belum mengenalnya. Sebagai contoh kecil, yaitu sama-sama sebagai peternak, petani, nelayan, antara orang yang berpengetahuan dan yang tidak berpengetahuan seharusnya berbeda. Ilmu pengetahuan yang disandang akan mempengaruhi terhadap cara seseorang memandang, cara berpikir, dan cara kerjanya. Jika di antara keduanya, ——-yaitu yang berilmu dan tidak, ternyata masih sama, maka artinya, ilmu pengetahuan itu belum kelihatan manfaatnya. Wallahu a’lam.
by : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo

No comments:

Post a Comment