PENGOLAHAN MAJALAH
A. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki dampak begitu kuat terhadap lembaga pengelola informasi,
karena ilmu pengetahuan dan teknologi disamping memerlukan informasi juga
menghasilkan berbagai informasi mutakhir. Hasil dari informasi tersebut
mengkibatkan ledakan informasi (flood
information)
Literatur sumber primer yang memuat informasi mutakhir, dan bersifat
current adalah majalah. Informasi
mengenai penemuan serta proses baru bisa saja muncul dalam majalah hanya selang
waktu begitu cepat setelah penemuan, karena itu majalah banyak diminati pemakai
terutama ilmuwan. Dorongan ini semakin kuat bila diingat bahwa sebagian artikel
yang dicetak dalam majalah tidak pernah diterbitkan sebagai buku.. Permasalahan
yang muncul adalah, bagaimanakah mengelola majalah yang efektif, agar informasi
yang termuat dalam majalah mudah ditemukan kembali, bilamana pemakai
perpustakaan memerlukan?. Untuk menjwab pertanyaan tersebut di atas, minimal
pustakawan bagian majalah hendaknya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang meliputi
: (a). Pencatatan Majalah yang diterima baik dari pembelian, hadiah `tau tukar
menukar
(b) Melakukan
pekerjaan klasifikasi deskriptif dan subyek
© Membuat indek artikel majalah atau jurnal.
B. PENCATATAN MAJALAH
Untuk mencatat majalah yang diterima
perpustakaan dikenal beberapa system seperti: (1) system register, (2 ) system
buku besar, (3) system dua kartu, (4)system tiga kartu, (5) system kardex, (f)
system ing-griya.
1. Sistem
Register
Bila perpustakaan hanya menerima sedikit majalah, secara teratur,
maka perpustakaan dapat menggunakan system register. Dalam sisitem ini, majalah
yangterbit bulanan kuartalan atau tengah tahunan dapat dicatat dalam selembar
kertas saja. Untuk majalah dengan frekuensi bulanan, kuartalan atau tengah
tahunan dibuatkan lembaran seperti dalam
gambar 1.1
Nomor
|
Jumlah
|
Volume Tahun
|
Penerbit
|
Agen
|
Periode
|
Harga
|
Surat
Nomor
|
Catatan
|
Bulan
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 1.1
Register untuk bulanan, kuartalan, dan tengah bulanan
Sedangkan register untuk harian dan
mingguan bisa dibuatkan register sebagai berikut, sebagimana pada gambar 1.2:
Nomor
Serial
|
Judul
|
Vol./ No.
|
Penerbit
|
Agen
|
1 2 3…31
|
Sub
cription
|
Voucher
No.& date
|
Catatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 1.2
adalah register untuk harian dan mingguan
2. Sistem Buku Besar
Pada
sisem ini keteranganmengenai majalah yang dilanggan dimasukkan ke dalam buku
besar. Sususnan buku besar dapat berdasarkan abjad, dapat pula berdasarkan
numeric. Apabila menggunakan abjad, hendaknya lembaran buku besar dapat
dibongkar pasang untuk memudahkan penjajaran menurut judul majalah. Apabila
buku besar disusun menurut numeric, hendaknya disediakan indeks judul majalah
dan sebaiknya diletakkan di bagian depan buku besar. Keterangan halaman buku
besar diberikan pada gambar 1.3
|
|
|
|
|
|
|
|
Harga
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
Vol./bl
|
Harga
|
No. Surat
|
|||
Tahun
Volume
|
J
|
F
|
M
|
S
|
M
|
Jn
|
Ju
|
A
|
S
|
O
|
N
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Model di atas dapat diubah untuk majalah
tengah tahunan ataupun kuartalan dengan menyesuaikan kolom yang ada
3. Sistem Dua Kartu
Sistem
dua kartu dantiga kartu ini banyak digunakan di Negara India, karena
penemu system ini adalah pustakawan India yang bernama Ranganathan.
Pada system dua kartu, perpustakaan menggunakan kartu register dan kartu uji
(check card), masing-masing kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm., jadi sama dengan
dimensi kartu catalog. Untuk memenudahkan pelaksanaan, masing-masing kartu
diberi warna berbeda.
4. Sistem Tiga Kartu
pada
system tiga kartu, perpustakaan menggunakan kartu register, kartu uji, dan
kartu indeks berkelas. Setiap kartu berukuran 7.5 x 12,5, sebaiknya setiap
jenis kartu memeiliki warna berbeda. Misalnya kartu register berwarna kuning,
kartu uji berwarna putih, dan kartu indek berkelas berwarna merah.
Kartu register memuat informasi mengenai
judul, penerbit, agen/penjaja, nomor kelas, frekuensi terbit, nomor pemesanan,
tanggal, nomor, volume dan tahun, harga langganan, tanggal pembayaran, nomor
pembayaran, nomor dan volume majalah yang diterima, serta tanggal penerimaan.
Bila
tagihan telah dibayar, keterangan tentang pembayaran ditulis dalam kartu. Kartu
register disusun menurut abjd. Aapun fungsi kartu register ialah:
(a) Memberikan data mengenai nomor majalah
yang diterima serta yang tidak diterima,
(b) Memberikan informasi mengenai langganan
per tahun serta keterangan mengenai
pembayaran majalah yang dilanggan selama setahun.
© Memberikan informasi mengenai nomor yang
diterima dan berapa lama senjang waktu sejak nomor tersebut terbit hingga saat
peneriman oleh perpustakaan.
(d) Karena kartu register disusun menurut
abjad, maka staf perpustakaan dengan mudah dapat mengetaui apakah judul
tertentu dilanggan atau tidak.
Berikut
dicontohkan format kartu register sebagimana pada gambar 1.3
Judul
Penerbit
Agen
|
Pembayaran
|
||||
Vol. Thn
|
Harga
|
No. Tagihan
|
|||
|
|
|
|||
Vol. No.
|
Tanggal Terbit
|
Tanggal Terima
|
Vol. No.
|
Tanggal Terbit
|
Tanggal terima
|
|
|
|
|
|
|
Pada
gambar 1.3 d atas klom untuk volume, nmor, tangal/tahun terbit, serta tanggal
penerimaaanhanya terbatas pada satu sisi. Kolomtersebut dapat dicetak lagi
bagian belakang/balik kartu.. Kartu uji berisi informasi mengenai judul,
frekuensi, volume, nomor majalah tanggal peringatan pada pialang/agen/took buku
dan paraf pustakawan yang bertanggng jawab ats pelayanan majalah.
5. Kardex
Kardex
merupakan alat untuk mencatat terbitan berseri serta rekaman lain, terbuat dari
baja dan dibagi dlam bberapa laci tergantung pada kebutuhan. Setiap laci
memeiliki ukuran lebar, 10, 5 cm., panjang 24 cm, serta tingi 20, 5 cm. Setiap
unit kardex terdiri dari 10 laci dan mampu mencatat 504 kartu. Setiap kartu
dilindungi lapis plastic penahan debu serta dapatdikunci. Setiap terbitan
majalah atau jurnal disdiakan dua kartu atas dan kartu bawah.
Kartu
bwah berisi informasi mengenai nama perpustakaan, frekuensi, tahun, volume,
nomor, halaman, judul, indeks, catatan, volume per tahun, lokasi,
keterangan penjilidan, nomor volume yang
berada dalam penjilidan, volume dan nomor yang dimiliki perpustakaan, nomor
yang tidak dimiliki, judul dan bulan (Januari sampai denga Desember)
Kartu
bawah berguna untuk: (a) mengetahui pemilikan majalah; (b) mengetahui nomor
terakhir yang diterima perpustakaan; (c) Kesenjangan dalam pemilikan majalah;
(d) Lokasi volume dan nomor; (e) Catatan mengenai peringatan tentang nomor yang
belum diterima.
Kartu
bawah disusun menurut abjad judul sehingga memungkinkan ancangan berdasarkan
judul. Kartu ini dicetak pada kedua sisi serta dapat digunakan untuk mencatat
informasi sekitar 20 volume. Kartu atas merupakan sarana untukmencatat
pembayaran langganan pada agen/took buku. Kartu ini igunakan untuk mencatat
pembayaran..
Berdasarkan
uraian di atas sistem pencatatan majalah tersebut, bersifat mencatat
administrasi majalah yang dimiliki perpustakaan, belum bisa menjawab dengan
cepat, tepat dan benar tentang sistem penyimpanan dan penemuan koleksi suatu
dokumen lebih-lebih penemuan kembali suatu artikel yang dimuat oleh suatu
dokumen (majalah atau jurnal.
C. KATALOG
MAJALAH
Kita sering
menjumpai ada beberapa majalah berbahasa asing yang nama depannya sama dengan
judul yang lain, atau dikenal dengan judul majalah yang tidak khas, misalnya
Journal biologi, Journal chemical education, journal mathematic. Atau judul
khas yang berbahasa Indonesia
misalnya panasea, panji masyarakat, pangan. Penataan bendelan majalah di rak
pada umumnya dijajar dengan mengambil inisial tiga digit huruf nama depan
majalah, misalnya JOU, JOU, JOU atau PAN ..PAN..PAN.
Penataan seperti
ini mengakibatkan subyek besar majalah akan berpencar dengan yang pokok bahasannya sama atau mendekati sama,
pemakai juga akan mengalami kesulitan besar dalam penyimpanan dan penemuan
kembali suatu dokumen.
Menghadapi hal tersebut, tidak sedikit
perpustakaan dalam mengelola koleksi majalahnya mulai dengan pendekatan
memperlakukan koleksi majalah seperti halnya
koleksi berupa buku. Jadi judul
majalah tidak lagi dikelompokkan dengan nama majalah atau nama journal tetapi
dengan pendekatan pengelompokkan berdasarkan subyek besarnya atau pokok bahasan
yang paling banyak dibahas.
Pengelompokkan ini bertujuan agar supaya:
a.
Subyek
atau pokok bahasan yang sama atau hampir sama terletak berdekatan.
b.
Dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan pengadaan koleksi majalaj atau jurnal
dengan jalan menjaga keseimbangan agar tidak ada koleksi yang terlalu lemah atau
terlalu kuat.
a.
Untuk
penyiangan koleksi
b.
Berguna
untuk mempermudah penyusunan bibliografi subyek majalah
c.
Untuk
mempermudah pengadaan pameran suatu subyek tertentu.
Bagi
perpustakaan yang mengelompokkan koleksi majalah atau jurnal
berdasarkan subyek atau pokok bahasan,
maka pekerjaan katalogisasi deskriptif majalah dan katalogisasi subyek majalah
mutlak diperlukan.
Berikut
contoh deskripsi katalog majalah
a.
Deskripsi
Katalog Utama Majalah
574.05
BIO Biological psychology .—No. 1, Tahun 1972
.—Amsterdam :
Holland Publishing, 1972
… Vol. ; 25 cm.
Monthly
Indexed
: Chemical Abstracs Excepta Medica
Melanjutkan
dari judul :Journal biological psychology
ISSN
: 0301-0511
1.
BIOLOGI 2. BIOKIMIA 3. ENDROKINOLOGI
I. North Holland
Publishing
b.
Deskripsi
Katalog Subyek Majalah
BIOLOGI
574.05
BIO Biological psychology .—No. 1, Tahun 1972
.—Amsterdam :
Holland Publishing, 1972
… Vol. ; 25 cm.
Monthly
Indexed
: Chemical Abstracs Excepta Medica
Melanjutkan
dari judul :Journal biological psychology
ISSN
: 0301-0511
c.
Deskripsi
Katalog Subyek Majalah
BIKIMIA
574.05
BIO Biological psychology .—No. 1, Tahun 1972
.—Amsterdam :
Holland Publishing, 1972
… Vol. ; 25 cm.
Monthly
Indexed
: Chemical Abstracs Excepta Medica
Melanjutkan
dari judul :Journal biological psychology
ISSN
: 0301-0511
d.
Deskripsi
Katalog Subyek Majalah
ENDROKINOLOGI
574.05
BIO Biological psychology .—No. 1, Tahun 1972
.—Amsterdam :
Holland Publishing, 1972
… Vol. ; 25 cm.
Monthly
Indexed
: Chemical Abstracs Excepta Medica
Melanjutkan
dari judul :Journal biological psychology
&nbrp; ISSN
: 0301-0511
e.
Deskripsi
Katalog Penerbit Majalah
Holland Publishing
574.05
BIO Biological psychology .—No. 1, Tahun 1972
.—Amsterdam :
Holland Publishing, 1972
… Vol. ; 25 cm.
Monthly
Indexed
: Chemical Abstracs Excepta Medica
Melanjutkan
dari judul :Journal biological psychology
ISSN
: 0301-0511
D. INDEK
ARTIKEL
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia artikel adalah karya tulis lengkap (2002: 60).
Artikel yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah karya tulis yang dimuat dalam
terbitan suatu majalah atau jurnal ilmiah.. Artikel yang dimuat dalam majalah
adakalanya berupa artikel pengetahuan umum dan ada kalanya berupa hasil dari
kajian penelitian.
Agar
supaya artikel majalah yang dimuat dalam suatu majalah mudah ditemukan dengan
mudah dan cepat, maka seyogyanya semua
artikel majalah yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dibuatkan indek artikel.
Pengindekan artikel majalah memang memerlukan kedalaman intelektual, karena
dalam pekerjaan tersebut, pustakawan bia
menentukan pokok bahasan apa yang dimuat dalam artikel tersebut, dan istilah
apa yang tepat untuk menunjukkan pokok bahasan artikel tersebut. Pekerjaan
penentukan subyek tersebut dikenal dengan istilah analisis subyek.
Jadi sebelum
pekerjaan pengindekan artikel, pustakawan lebih dahulu juga bias menganalisis
suatu subyek artikel majalah. Berikut akan dibahas tentang pekerjaan analsisi
subyek.
1. Analisis
Subyek
Kegiatan analisis subyek memerlukan
kemampuan intelektual, sebab di sinilah pustakawan dituntut kemampuannya untuk
menentukan subyek apa yang dimuat dalam dokumen tersebut, dan ditentukan pada
subyek apa dokumen tersebut ditempatkan. Ada
dua hal yangperlu dikenali pustakawan dalam menganalisis subyek yakni jenis
konsep dan jenis subyek.
Dengan mengenali jenis konsep dan
jenis subyek akan membantu dalam menetapkan pada atau dalam subyek apa suatu
dokuen ditempatkan. Berikut akan dibahas kedua hal tersebut secara ringkas.
a. Jenis Konsep
Dalam satu dokumen dapat
dibedakan tiga jenis konsep yaitu:
-. Disiplin ilmu, yaitu
istilah yang digunakan untuk satu bidang cabang ilmu.
Displin ilmu dibedakan
pada dua kategori yaitu
(1) Disiplin fundamental, meliputi
bagian-bagian ilmu pengetahuan. Meski berbeda pendapat para ahli, namun ada
tiga disiplin fundamental yang diakui dewasa ini, yaitu: ilmu-ilmu sosial, (social
sciences), ilmu-ilmu alamiah (natural science), dan ilmu kemanusiaan
(humanities). (2) Sub disiplin, merupakan bidang
spesialisasi dalam satu disiplin fundamental. Misalnya dalam disiplin
fundamental ilmu-ilmu alamiah, sub disiplin yang merupakan spesialisasi atau
cabang, misalnya fisika, kimia, biologi dan sebaginya.
- Fenomena, ialah benda atau wujud yang menjadi objek kajian dari disiplin
ilmu.
Misalnya Pendidikan remaja. Pendidikan
merupakan disiplin ilmu, sedangkan
remaja adalah fenomena yang menjadi objek
atau sasarannya. Objek atau sasaran
yang menjadi fenomena dapat dibedakan dalam
dua kategori: (1) objek kongkrit:
misalnya kuda, ayam, padi, motor; (2) objek
abstrak, misalnya: moral, adat,
cantik, nakal.
Bentuk, ialah cara bagaimana suatu subjek
disajikan.
Dapat
dibedakan tiga jenis konsep bentuk, yaitu:
(1) Bentuk
fisik, yakni medium atau sasaran yang digunakan dalam menyajikan suatu
subjek, misalnya dalam bentuk buku, majalah, pita rekaman, mikrofis, dll.
Bnetuk fisik tidakmempengaruhi pada isi dokumen. Contoh buku dengan subyek
‘bahasa Inggris’ meskipun disajikan dalam berbagai medium, misalnya padavkaset
video, majalah dan lainnya,namun subyeknya tetap bahas Inggris. (2) Bentuk
penyajian, yang menunjukkan pengaturan atau organisasi isi dokumen. Ada
tiga macam bentuk penyajian yaitu (a) yang menggunakan lambang-lambang
dalam penyajiannya (dalam bahasa Indonesia, Inggris), gambar dll.; (b) yang
memperlihatkan tata susunan, tertentu misalnya abjad, sistematis dan
sebaginya; (c) yang penyajiannya untuk kelompok tertentu, misalnya
psikologi untuk ibu rumah tangga, bahasa Inggris untuk pemula, (3) Bentuk
intelektual, yaitu aspek yang ditekankan dalam pembahasan suatu subyek.
Misalnya ‘Filsafat sejarah’, di sini yang menjadi subyeknya ialah ‘sejarah’
sedangkan ‘filsafat’ adalah bentuk intelektualnya.
2.
Jenis Subyek
Secara umum dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
(a)
Subyek
dasar, yaitu subyek yang hanya terdiri dari satu disipilin ilmu atau sub
disiplin saja, misalnya pengantar ekonomi, bunga rampai antropoogi.
(b)
Subyek
sederhana, yaitu subyek yang hanya terdiri dari satu faset yang berasal dari
subyek dasar. Istilah faset ialah sub
kelompok klas yang sibebakan oleh ciri pembangian, tiap bidang ilmu mempunyai
faset-faset yang khas, dan fokus ialah anggota dari faset., misalnya: Pengantar
Ekonomi Pancasila, terdiri subyek dasar ‘ekonomi’ dan satu faset yaitu
‘Pancasila’
(c)
Subjek
majemuk ilah subyek yang terdiri dari subyek dasar disertai fokus-fokus dari
dua atau lebih faset. Misalnya: ‘Hukum adat di Indonesia, disini terdapat satu
subyek dasar, yaitu ‘hukum’ dan dua faset, tayaitu ‘hukum adat’ (faset jenis)
dan ‘Indonesia’ (faset tempat)
(d)
Subyek
kompleks, yaitu bila ada dua atau lebih subyek dasar yang berinteraksi antara
satu sama lain. Misalnya: Pengaruh agama Hindu terhadap agama Islam. Di sini
terdapat subyek dasar, yaitu ‘agama Hindu’ dan ‘agama Islam‘
Setelah
pustakawan mampu menganalisis suatu subyek dan menentukan
subyeknya, baru pekerjaan pengindekan
artikel majalah bisa dilakukan. Berikut contoh bentuk artikel majalah atau jurnal.
Subyek :
KANKER - PENYAKIT
Judul :
Pencegahan penyakit kanker di Indonesia
dan masalahanya’
Pengarang : Wahyudi, Achmad
Sumber : Rumah Tangga Kesehatan, Vol. (1),
No. 1, Tahun 2003,
hal. 12-15
Kode Panggil :
613 RUM
Sumber Pustaka:
Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus
Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta
: Depdikbud
Perpustakaan Nasional Indonesia. 1990
Pedoman Pengkatalogan Bahan Pustaka,
Jakarta :
Perpusnas
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia
No comments:
Post a Comment