BENUA, PAPARAN BENUA
ARTIKEL
Disusun
untuk memenuhi tugas Matakuliah Oseanografi
Yang
dibina oleh Bpk. Bagus Setyabudi W.
Disusun
oleh :
Nelya
Eka Susanti (108821417242)
Alfi
Sahrina (108821417246)
Irmawati (108821417250)
Devi
Prasetyono (108821417267 )
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
September 2010
FORMASI DAN STRUKTUR BUMI
Bumi atau sering disebut dunia yang kita diami merupakan
salah satu planet dalam gugus tatasurya. Para ahli memperkirakan usia bumi telah
mencapai 4.6 milyar tahun. Bisa dikatakan betapa bumi telah demikian tua. Bila
dibandingkan dengan usia manusia rata-rata 60 tahun, maka usia bumi setara
dengan 76.666.666 generasi.
Bumi yang memiliki diameter 12.756 ini mempunyai masa
seberat 59.760 milyar ton itu tersusun atas lapisan-lapisan pembentuk. Secara
umum susunan bagian dalam bumi dibagi menjadi tiga bagian, dari permukaan
hingga lapisan terdalam bumi, yaitu; lapisan kerak, mantel dan inti bumi. Dalam
perkembangan selanjutnya atas bantuan penelitian seismic yang makin maju, para
akhli mengemukakan keterangan-keterangan bagian dalam bumi yang lebih memuaskan
dan menyusun gambaran struktur bumi sebagai berikut;
Penjelasan:
1. Kerak
bumi
Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal
berkisar 6-50 km. tebal lapisan ini tidak sama setempat, disekitar benua
sekitar 20-50 km sedang di dasar laut 0-5 km atau bersama air laut yang berada
di atasnya sekitar 10-12 km, yang tersusun atas materi-materi padat terutama
yang kaya silisium dan aluminium. Lapisan kerak dibedakan atas dua lapisan
materi, yaitu;
a. Lapisan
Granitis => tersusun atas batuan
granites. Kecepatan gelombang longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 km/detik.
b. Lapisan
Basaltis => lapisan yang terletak di bawah lapisan granites dan kebanyakan
materi basalt. Kecepatan gelombang 6,5-8 km/detik.
2. Selimut
Bumi (Mantel)
Lapisan ini terletak dibawah kerak
bumi dan pada umumnya dibedakan menjadi 3 lapisan, antara lain;
a.
Lithosfer => lapisan yang berwujud padat dan kaya akan silisium dan
aluminium.
b.
Asthenosfer => lapisan yang letaknya dibawah Lithosfer. Yang wujudnya agak
kental, kaya akan silisium, aluminium dan magnesium.
c.
Mesosfer > lapisan yang lebih tebal dan lebih berat, kaya dengan silisium
dan magnesium.
3. Inti
bumi (Core)
Lapisan
ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu;
a. Inti
bagian Luar > diduga bagian ini berwujud cair sebab lapisan ini tidak
dilalui oleh gelombang transversal.
b. Inti
Bagian dalam > terjadi perubahan kecepatan gelombang longitudinal dari
rendah ke tinggi, diduga inti ini berwujud padat.
·
Secara
umum susunan bagian dalam bumi dibagi menjadi tiga bagian, dari permukaan
hingga lapisan terdalam bumi, yaitu;
1. Bagian padat (Litosfer),
2. Bagian cair (Hidrosfer) dan
3. Bagian gas (atmosfer)
·
Bagian
yang berkaitan dengan system ekologi seluruh makhluk hidup dikelompokkan ke
dalam Biosfer.
BAGIAN
GAS (ATMOSFER)
·
Atmosfer
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan
planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
·
Atmosfer
terdiri dari;
1. Lapisan troposfer,
2. Lapisan stratosfer,
3. Lapisan mesosfer dan
4. Lapisan thermosfer
·
Pembagian
lapisan atmosfer berdasarkan suhu
·
Di
bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai
dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
·
Atmosfer
bumi terdiri atas nitrogen (78.17 %) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon
(0.9%), karbondioksida (variable, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas
lainnya.
·
Atmosfer
berfungsi :
ü Dengan menyerap radiasi sinar
ultraviolet dari matahari
ü Mengurangi suhu ekstrem di antara siang
dan malam. 75 % dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
ü Pelindung kehidupan di bumi dari radiasi
matahari yang kuat pada siang hari.
ü Mencegah hilangnya panas keruang angkasa
pada malam hari.
ü Penghambat bagi benda-benda angkasa yang
bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi
panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.
BAGIAN
PADAT (LITOSFER)
·
Litosfer
atau bagian yang padat dari Bumi, berada di bawah Atmosfer dan Samudra.
·
Bagian-bagian
utama dari bumi adalah :
1. Inti, yang terdiri dari dua bagian. Inti
bagian dalam yang bersifat padat, dan ditafsirkan sebagai terdiri terutama dari
unsure besi, dengan jari-jari 1216 km. Inti bagian luar berupa lelehan (cair),
dengan unsure-unsur metal mempunyai ketebalan 2270 Km; kemudian
2. Mantel Bumi setebal 2883 Km; terdiri
dari batuan padat, dan berikutnya
3. Kerak Bumi, yang relative ringan dan
merupakan “kulit luar” dari Bumi, dengan ketebalan berkisar antara 5 hingga 50
Km
LAPISAN
KERAK BUMI
·
Lapisan
ini menempati bagian paling luar dengan tebal berkisar 5-50 km,
·
Tebal
lapisan ini tidak sama setempat, disekitar benua sekitar 20-50 km sedang di
dasar laut 0-5 km atau bersama air laut yang berada di atasnya sekitar 10-12
km,
·
Tersusun
atas materi-materi padat terutama yang kaya silium dan aluminium.
·
Lapisan kerak dibedakan atas dua lapisan
materi, yaitu;
ü Lapisan Granitis : tersusun atas batuan
Granites. Kecepatan gelombang longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 km/detik.
ü Lapisan Basaltis : lapisan yang terletak
di bawah lapisan granites dan kebanyakan materi basalt. Kecepatan gelombang
6,5-8 km/detik.
MANTEL (SELIMUT BUMI)
·
Lapisan
ini terletak di bawah kerak bumi dan pada umumnya dibedakan menjadi tiga
lapisan, antara lain;
1. Lithosfer lapisan yang berwujud padat
dan kaya akan silisium dan aluminium
2. Asthenosfer lapisan yang letaknya
dibawah lithosfer. Yang wujudnya agak kental, kaya akan silisium, aluminium dan
magnesium.
3. Mesosfer lapisan yang lebih tebal dan
lebih berat, kaya dengan silisium dan magnesium.
CORE (INTI BUMI)
·
Lapisan
ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu;
1. Inti bagian luar, diduga bangian ini
berwujud cair sebab lapisan ini tidak dilalui oleh gelombang transversal
2. Inti bagian dalam terjadi perubahan
kecepatan gelombang longitudinal dari rendah ke tinggi, diduga inti ini
berwujud padat.
BAGIAN
CAIR (HIDROSFER)
·
Hidros : Air
·
Sphere : Lapisan
·
Jadi
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi.
·
Hidrosfer
di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju, gletser, air
tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
·
Air
adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara umum
banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun manusia, binatang
dantumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya.
·
Jumlah
air di bumi sangat banyak, baik dalam bentuk cairan, gas/uap, maupun padat/es.
Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara dan kutub
selatan mengalami pencairan terus-menerus akibat pemanasan global bumi sehingga
mengancam kelngsungan hidup manusia di bumi.
·
Jumlah
air bersih sepertinya tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus
hidrologi dimana air yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan
kembali melalui proses alam.
·
Proses
siklus hidrologi berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya
alam yang terbaharui.
·
Siklus
hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang
berurutan secara terus-menerus.
·
Pemanasan
sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air diseluruh permukaan
bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika
temperatur semakin turun uap air kan mengalami kondensasi dan berubah menjadi
titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
·
Siklus
hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan
siklus panjang.
SIKLUS
PENDEK
SIKLUS
SEDANG
SIKLUS
PANJANG
UNSUR-UNSUR UTAMA DALAM SIKLUS HIDROLOGI
·
Evaporasi
: penguapan dari badan air secara langsung.
·
Transpirasi
: penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan.
·
Respirasi
: penguapan air dari tubuh hewan dan manusia.
·
Evapotranspirasi
: perpaduan evaporasi dan transpirasi.
·
Kondensasi
: proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil
pendinginan.
·
Presipitasi
: segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi huja
air, hujan es, hujan salju.
·
Infiltrasi
: air yang jatuh kepermukaan tanah dan meresap ke dalam tanah.
·
Perkolasi
: air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah
atau groundwater.
·
Run
off : air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga
menuju ke laut.
·
Pada
perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai
tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu
dalam tiga cara yang berbeda:
ü Evaporasi/transpirasi – Air yang ada
dilaut, didaratan, di sungai, di tanaman, dsb. Kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan)
itu akan menjadi bibtik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es.
ü Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah –
Air bergerak ked ala tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertical atau
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali system
air permukaan.
ü Air permukaan – Air bergerak di atas
permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai0sungai yang
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
·
Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), da
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relaif tetap, yang berubah adalah
wujud dan tempatnya.
TOPOGRAFI LEPAS PANTAI
Daerah pantai merupakan daerah yang
dinamis dengan segala kerumitan fisik yang terjadi sehingga menampakkan ciri
khas pantai tersebut. Ditinjau dari
aspek geografis perairan di selat Lirung sangat potensial untuk pengembangan di bidang ilmu dan teknologi kelautan.
Oleh karena itu salah satu kajian
dalam bidang ilmu dan teknologi kelautan yaitu survei dan pemetaan dasar taut (batimetri) merupakan faktor yang sangat penting
untuk menunjang pengembangan wilayah pantai dan pesisir.
Keadaan topografi pantai lirung menampakkan keunikan
tersendiri. Hasil penelitian menunjukan bahwa umumnya
pada setiap lajur pengukuran kedalaman terdapat penurunan topografi yang cukup tajam dengan perubahan kedalaman sekitar 7 - 15
meter pada
jarak yang tidak terlalu jauh dengan garis pantai ke arah taut sehingga pada lokasi-lokasi tersebut topografinya
curam.
Bentuk lahan pantai yang berada dilorong laut
atau selat cenderung mengalami perubahan sebagai akibat bekerjanya proses geomorfik.
Sebagai salah satu lahan pantai, gisik yang secara umum
dipaharni sebagai akumulasi sedimen pantai berupa pasir
dan kerikil, merupakan suatu ruang yang digunakan manusia
sebagai tempat rekreasi karena hamparan pasirnya yang indah
dan dapat memberikan potensi yang besar dalam aspek keparwisataan. Sehubungan dengan aspek kepariwisataan tersebut, keberadaan lahan
gisik di Selat Lembeh bagiab Barat dipandang penting
untuk diungkapkan mengingat kurangnya informasi mengenai
daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, serangkaian
proses belajar dalam bentuk penelitian telah dilakukan untuk menyediakan jawaban terhadap masalah bagaimana peranan factor hidrooseanografi,
morfometri lahan, dan distribusi granulometri sediment terhadap pembentukan
lahan gisik.
Topografi
lepas pantai dapat dibedakan menjadi;
a. Paparan
benua (Continental shelf)
Paparan benua memiliki kemiringan
lereng yang mengarah keperairan dalam dan lebar dari paparan benua bervariasi
berdasarkan kenampakan bentuk pantai. Apabila suatu pantai yang landai maka
topografi paparan dan lereng benua akan landai juga, tetapi apabila bentuk
pantai cliff maka topografi paparan dan lereng benua akan sangat terjal.
b. Lereng
benua (Continental slope)
Lereng benua terbentuk akibat proses
erosi dalam paparan benua, akumulasi ombak dan gelombang yang active bekerja
menyebabkan garis paparan benua mengalami degradasi sehingga terbentuk lereng
benua
c. Kaki
benua (Continental Rise)
Kaki benua dapat dibedakan menjadi dua
yaitu;
1. Passive
Continental margins => dapat terjadi apabila suatu proses geologi tidak
terjadi di dasar lautan sehingga kanampakan pada paparan benua, lereng benua,
kaki benua hanya berupa suatu tutupan endapan yang berasal dari erosi.
2. Active
Continental margins => dapat terjadi jika suatu proses geologi di dasar
lautan, yaitu akibat dari pergerakan lempeng tektonik sehingga lempeng laut
seolah-olah menunjam menuju pada lempeng benua sehingga disebut terjadi suatu
subduksi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu lembah yang panjang dan
dalam yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api. Contoh: penunjaman antara
lempeng Indian Australia dengan lempeng Eurasian yang terjadi di pegunungan
selatan
d. Perairan
dalam (Deep Osean Basin)
Pada
perairan dalam, yang membedakan diantara yang lain adalah stratifikasi dasar
laut dan pola sirkulasi oksigen didalam perairan dalam. Perairan dalam
cenderung banyak memngandung sulfur, dengan kadar oksigen sangat rendah. Pola
arus di perairan dalam tidak stabil seperti pola arus yang ada di permukaan,
hal ini dikarenakan sedikitnya organisme yang berada di perairan dalam dan pola
gelombang yang tidakteratur.
LEMPENG TEKTONIK
Tektonik lempeng
adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan
jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di
muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng.
Teori Tektonik Lempeng (bahasa
Inggris: Plate Tectonics) adalah sebuah
teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi
penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala
besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Continental Drift yang
lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20
dan konsep seafloor spreading
yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk
dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan
bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer
terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan
dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena
viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi,
bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya
bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi
lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng
utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini
menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu
dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen
(menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping).
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan
palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang
batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Gambar A = Antara Lempeng Samudera dengan Lempeng
Samudera
Gambar B = Antara Lempeng Samudera dengan Lempeng
Benua
Gambar C =
Antara Lempeng Benua dengan Lempeng Benua. Tidak terbentuk
gunung
api.
Bagian luar interior bumi
dibagi menjadi litosfer dan astenosfer berdasarkan perbedaan mekanis dan cara terjadinya perpindahan panas.
Litosfer lebih dingin dan kaku, sedangkan astenosfer lebih panas
dan secara mekanik lemah. Selain itu, litosfer kehilangan
panasnya melalui proses konduksi, sedangkan astenosfer
juga memindahkan panas melalui konveksi dan memiliki
gradien suhu yang hampir adiabatik. Pembagian ini sangat berbeda
dengan pembagian bumi secara kimia menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer sendiri mencakup kerak dan juga sebagian dari mantel. Suatu
bagian mantel bisa saja menjadi bagian dari litosfer atau
astenosfer pada waktu yang berbeda, tergantung dari suhu,
tekanan, dan kekuatan gesernya. Prinsip kunci tektonik
lempeng adalah bahwa litosfer terpisah menjadi lempeng-lempeng tektonik yang berbeda-beda. Lempeng ini bergerak menumpang di atas
astenosfer yang mempunyai viskoelastisitas sehingga bersifat
seperti fluida. Pergerakan lempeng biasanya bisa mencapai
10-40 mm/a (secepat pertumbuhan kuku jari) seperti di
Mid-Atlantic Ridge, ataupun mencapai 160 mm/a (secepat
pertumbuhan rambut) seperti di Lempeng Nazca. Lempeng- lempeng
ini tebalnya sekitar 100 km dan terdiri atas mantel litosferik yang di atasnya dilapisi dengan hamparan salah satu dari dua jenis material
kerak. Yang pertama adalah kerak samudera atau yang
sering disebut dengan "sima", gabungan dari
silikon dan magnesium. Jenis yang kedua yaitu kerak benua yang sering disebut "sial", gabungan dari silikon
danaluminium. Kedua jenis kerak ini berbeda dari segi
ketebalan di mana kerak benua memiliki ketebalan yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kerak samudera. Ketebalan kerak benua
mencapai 30-50 km sedangkan kerak samudera hanya 5-10 km.
Dua lempeng akan bertemu
di sepanjang batas lempeng (plate
boundary), yaitu daerah di mana aktivitas geologis umumnya
terjadi seperti gempa bumi dan pembentukan kenampakan
topografis seperti gunung, gunung berapi, dan palung
samudera. Kebanyakan gunung berapi yang aktif di dunia berada di atas batas lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) di Lempeng Pasifik yang paling aktif dan dikenal luas.
Lempeng tektonik bisa
merupakan kerak benua atau samudera, tetapi biasanya satu lempeng terdiri atas keduanya. Misalnya, Lempeng Afrika
mencakup benua itu sendiri dan sebagian dasar Samudera Atlantik
dan Hindia. Perbedaan antara kerak benua dan samudera
ialah berdasarkan kepadatan material pembentuknya. Kerak
samudera lebih padat daripada kerak benua dikarenakan
perbedaan perbandingan jumlah berbagai elemen, khususnya silikon.
Kerak samudera lebih padat karena komposisinya yang mengandung lebih sedikit silikon dan lebih banyak materi yang berat. Dalam hal
ini, kerak samudera dikatakan lebih bersifat mafik
ketimbang felsik. Maka, kerak samudera umumnya berada di
bawah permukaan laut seperti sebagian besar Lempeng
Pasifik, sedangkan kerak benua timbul ke atas permukaan laut, mengikuti sebuah prinsip yang dikenal dengan isostasi.
Ada
tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan
dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut
adalah:
1.
Batas transform (transform
boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara
menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua
lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan
dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan
dengan pengamat). Contoh: sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
2.
Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas
divergen.
3.
Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain
sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng
bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng
mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada
di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam
mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air),
sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan
terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan
aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di
Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang
(Japanese island arc).
Pergerakan lempeng
tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter astenosfer yang relatif lemah.
Pelesapan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber
asli dari energi yang menggerakkan tektonik lempeng.
Pandangan yang disetujui sekarang, meskipun masih cukup diperdebatkan,
adalah bahwa kelebihan kepadatan litosfer samudera yang membuatnya
menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat pergerakan
lempeng. Pada waktu pembentukannya di mid ocean ridge, litosfer samudera pada mulanya memiliki
kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya,
tetapi kepadatan ini meningkat seiring dengan penuaan karena terjadinya pendinginan dan penebalan.
Besarnya kepadatan
litosfer yang lama relatif terhadap astenosfer di bawahnya memungkinkan
terjadinya penyusupan ke mantel yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi
sumber sebagian besar kekuatan penggerak pergerakan lempeng. Kelemahan
astenosfer memungkinkan lempeng untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona
subduksi. Meskipun subduksi dipercaya sebagai kekuatan terkuat penggerak pergerakan
lempeng, masih ada gaya penggerak lain yang dibuktikan dengan adanya lempeng
seperti lempeng Amerika Utara, juga lempeng Eurasia yang bergerak tetapi tidak
mengalami subduksi di manapun. Sumber penggerak ini masih menjadi topik
penelitian intensif dan diskusi di kalangan ilmuwan ilmu bumi.
Pencitraan dua dan
tiga dimensi interior bumi (tomografi seismik) menunjukkan adanya distribusi
kepadatan yang heterogen secara lateral di seluruh mantel. Variasi dalam
kepadatan ini bisa bersifat material (dari kimia batuan), mineral (dari variasi
struktur mineral), atau termal (melalui ekspansi dan kontraksi termal dari
energi panas). Manifestasi dari keheterogenan kepadatan secara lateral adalah
konveksi mantel dari gaya apung (buoyancy forces) Bagaimana konveksi mantel
berhubungan secara langsung dan tidak dengan
pergerakan planet masih menjadi bidang yang sedang dipelajari dan dibincangkan
dalam geodinamika. Dengan satu atau lain cara, energi ini harus dipindahkan ke
litosfer supaya lempeng tektonik bisa bergerak. Ada dua jenis gaya yang utama
dalam pengaruhnya ke pergerakan planet, yaitu friksi dan
gravitasi.Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
1. Lempeng
Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
2. Lempeng
Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
3. Lempeng
Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai
55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
4. Lempeng
Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
5. Lempeng
Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut – Lempeng benua
6. Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
7. Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera
6. Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
7. Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera
Lempeng-lempeng penting
lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng
Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.
Pergerakan lempeng telah
menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan
superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua
benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1
miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau
semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi
superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga
terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan
Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).
No comments:
Post a Comment