Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Friday, August 7, 2015

Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan

Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan

Setelah ilmu dicari dan diperoleh, maka seharusnya segera dimanfaatkan. Tanpa dimanfaatkan, ilmu akan sia-sia. Banyak orang susah payah mencari ilmu, tetapi setelah ilmu itu diperoleh ternyata tidak digunakan, Mencari ilmu hanya dipandang sebagai kewajiban, dan setelah kewajiban itu ditunakan, maka dianggap selesai. Mencari ilmu, hanya dianggap sebagai kegiatan menggugurkan kewajiban. Sejak usia dini, kepada anak-anak ditanamkan tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan, pentingnya sekolah, dan pentingnya pendidikan. Kepada mereka itu diajarkan menulis, membaca, berhitung, menyanyi, olah raga, dan seterusnya. Setelah selesai dan lulus sekolah dasar, anak-anak diajari ilmu fisika, ilmu kimia, biologi, sejarah, bahasa, ekonomi, dan lain-lain. Diyakini bahwa, pelajaran itu penting dimiliki oleh setiap orang. Diharapkan dengan pelajaran itu, seseorang akan mengenal alam, kehidupan sosial, dan juga tentang kemanusiaan. Berbekalkan ilmu alam, yaitu ilmu biologi, fisika, kimia, dan seterusnya, seseorang akan mampu mengelola lingkungannya sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Berbekalkan ilmu biologi misalnya, seseorang bisa memanfaatkan lingkungan secara tepat tatkala menanam, beternak, melaut, yang hasilnya untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari. Selanjutnya, berbekalkan ilmu fisika dan kimia, maka yang bersangkutan bisa memahami berbagai potensi lingkungan dan kemudian mengolahnya agar menjadi benda yang bermanfaat. Benda-benda yang semula tidak berguna, maka setelah memahami ilmu biologi, fisika, dan kimia, maka seseorang akan mengolah dan bahkan mengubahnya menjadi sesuatu yang diperlukan bagi kehidupan. Demikian pula, seseorang yang memahami ilmu sosiologi, psikologi, sejarah, dan antropologi, maka yang bersangkutan akan mampu menempatkan diri secara tepat di tengah-tengah masyarakatnya. Berbekalkan berbagai jenis ilmu itu, mereka akan bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai pihak, melakukan kerjasama, dan menjalankan kehidupan sosial seperti berekonomi, berpolitik, pendidikan, hukum, dan lain-lain. Selain itu, setiap orang memerlukan pengetahuan tentang humaniora, yaitu filsafat, bahasa dan sastra, serta seni. Berbekalkan pengetahuan tersebut diharapkan akan mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada pada dirinya. Suatu misal, manusia memiliki naluri suka bertanya, dan berusaha mencari jawabannya. Sehubungan dengan itu diperlukan bekal ilmu ialah filsafat. Selain itu, manusia menyukai berkomunikasi, maka diperlukan pengetahuan bahasa, sastra, dan juga seni. Sementara orang beranggapan bahwa berbagai jenis ilmu pengetahuan tersebut sudah cukup dipenuhi dari hasil penelitian para ahli. Pengetahuan tentang perilaku manusia misalnya, bisa diperoleh dari hasil pengamatan para ahli dan dokumen yang berhasil dikumpulkan. Demikian pula pengetahuan tentang jagad raya ini, diyakini telah cukup dipenuhi dari hasil-hasil penelitian para ilmuwan, baik dilakukan melalui observasi maupun eksperimentasi. Begitu juga halnya terkait dengan humaniora. Berbeda dengan pandangan tersebut, sementara orang lainnya beraganggapan bahwa usaha tersebut belum mencukupi. Manusia dianggap masih memerlukan informasi atau sumber pengetahuan lain yang tidak mungkin bisa dicukupi oleh usahanya sendiri. Pengetahuan tentang penciptaan, hal-hal tertentu tentang alam dan juga manusia, tentang sejarah kehidupan, berbagai jenis makhluk yang ada, makna kehidupan yang sebenarnya, dan lain-lain, tidak akan berhasil diketahui secara tepat tanpa adanya informasi yang bersumber dari luar kemampuan manusia. Sumber pengetahuan yang dimaksud itu adalah ajaran yang dibawa oleh para nabi atau utusan Tuhan. Berbagai jenis ilmu pengetahuan yang tidak mudah diperoleh itu, seharusnya berhasil dimanfaatkan. Seseorang yang telah berhasil mengenal biologi, fisika, kimia, misalnya, dalam kehidupan sehari-hari seharusnya kelihatan berbeda dari orang yang tidak atau belum mengenalnya. Sebagai contoh kecil, yaitu sama-sama sebagai peternak, petani, nelayan, antara orang yang berpengetahuan dan yang tidak berpengetahuan seharusnya berbeda. Ilmu pengetahuan yang disandang akan mempengaruhi terhadap cara seseorang memandang, cara berpikir, dan cara kerjanya. Jika di antara keduanya, ——-yaitu yang berilmu dan tidak, ternyata masih sama, maka artinya, ilmu pengetahuan itu belum kelihatan manfaatnya. Wallahu a’lam.
by : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo

Saturday, June 13, 2015

Profile SMP Internasional Laboratorium Universitas Negeri Malang 2015




 
PROGRAM BELJAR 9 TAHUN SD LAB DAN SMP INTERNASIONAL LAB UM SATU ATAP
1. Peran dan Fungsi Sistem Persekolahan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki ciri: terkontrol, terstruktur dan sistimatis. Ciri ini  tercermin dalam keseluruhan unsur persekolahan yang meliputi : tujuan yang akan dicapai, kurikulum, alokasi waktu, tenaga kependidikan, sarana dan prasarananya, peserta didiknya, sistem anggaran yang digunakan dan sistem organisasinya. Dengan perkataan lain, sistem persekolahan penyelenggaraannya melalui sistem manajemen yang baku.
Sistem persekolahan mengemban fungsi dan peranannya dalam pelaksanaan  pendidikan yang efektif dan efisien. Terlebih lagi menghadapi perkembangan  sosial budaya masyarakat  yang kompleks saat ini dan mendatang , tuntutan akan efektivitas dan efisiensi fungsi dan peran  sistem persekolahan semakin  tinggi. Sistem persekolahan saat ini, dituntut  dua  hal, yaitu : (1)  sekolah dituntut untuk mampu membantu anak untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai yang memungkinkan  anak tersebut dapat belajar lanjut dalam kehidupannya di masyarakat yang selalu berubah, dan (2)  sekolah dituntut untuk membantu anak  untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dalam menghadapi masyarakat yang selalu berubah.
            Harapan masyarakat sebagai norma dan sumber dalam penentuan peran sekolah, gilirannya juga harus mendapatkan perhatian mengidentifikasi  harapan masyarakat terhadap Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan khususnya: bahwa sekolah Menengah pertama diharapkan untuk berperan sebagai berikut  (1) membelajarkan anak tentang keterampilan membaca, menulis, dan  berhitung, (2) keterampilan memecahkan masalah, (3) keterampilan untuk menghomati hukum dan pemerintah, (4)  bergaul dengan orang lain, (5) keterampilan berbicara dan mendengarkan, (6) keterampilan vokasional, (7)  pendidikan kesehatan dan kebugaran tubuh, (8) membelajarkan anak untuk memahami dunia saat ini dan kemarin, dan (9) bagaiamana bersaing  secara sehat dengan orang lain. Dan kompetensi lulusan sekolah menengah pertama diharapkan mampu (1). Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja (2) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri (3). Menunjukkan sikap  percaya diri (4). Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas (5). Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional (6). Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif  (7).Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif (8). Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya (9).  Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (10). Mendeskripsi gejala alam dan sosial (11). Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab (12). Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (13). Menghargai  karya seni dan budaya nasional (14). Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya (15). Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang (16). Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif  dan santun (17). Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat (18) Menghargai adanya perbedaan pendapat (19). Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana (20) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana (21) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah

2. Sekolah Menengah Pertama Internasional Laboratorium UM
Pendidikan dasar berdasarkan perundang-undangan yang ada adalah  (1) bentuk satuan pendidikan menengah pertama menyelenggarakan program pendidikan tiga tahun, (2)  termasuk pula program pendidikan Sekolah Menengah Petama itu adalah Madrasah Ibtidaiyah  yang bercirikan agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama, (3) dan pula yang dimaksud program pendidikan Sekolah Menegah Petama adalah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang disebut Sekolah Menegah Petama Negeri, maupun Sekolah Menegah Petama Swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat, (3) demikian pula yang dimaksud program pendidikan dasar itu adalah bentuk satuan pendidikan dasar yang memnyelenggarakan program pendidikan enam tahun yang terdiri atas termasuk Sekolah dasar
Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sementara itu , menurut kurikulum berbasis kompetensi tujuan Sekolah Menengah Petama adalah (1) menanamkan dasar-dasar perilaku budi pekerti dan beraklak mulia, (2) menumbuhkan kemahiran membaca, menulis dan berhitung, (3) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif, (4) menumbuhkan sikap toleran, tanggung jawab, kemandirian dan kecakapan emosional, (5) memberikan dasar-dasar keterampilan hidup, kewirausahaan dan etos kerja, (6) membentuk rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
Bertolak dari tujuan pendidikan Sekolah Menengah Petama tersebut, target kompetensi tamatan Sekolah Menengah Petama termasuk lulusan adalah (1) mengenali dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini, (2) mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, peduli terhadap lingkungan, (3) berfikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui berbagai media, (4) menyenangi keindahan, (5) membiasakan hidup bersih, bugar dsehat, (6) memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air  Sejalan dengan perkembangan pendidikan persekolahan saat ini, dimana pengelolaan pendidikan lebih bersifat desentralisasi, maka melalui model manajemen berbasis sekolah, masing-masing lembaga pendidikan persekolahan melakukan improvisasi pengembangan tujuan pendidikan dan kurikulum yang didasarkan atas visi dan misi yang akan dicapainya. Bahkan berdasar perundang-undangan yang ada, utamanya pasal 50 undang-undang SISDIKNAS, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah mengakomodasi standar nasional pendidikan bertaraf Internasional.  Berkenaan dengan gambaran  persekolahan tersebut di atas, maka Sekolah Menegah Petama  ke depan haruslah mampu mewujudkan kualifikasi sumber daya manusia yang  berkualitas.  Kualitas  manusia lulusan Sekolah Menegah Petama yang mampu menghadapi masalah  kedepan  adalah lulusan yang memiliki tiga ciri  utama, yaitu  (1) Sumber daya manusia yang sadar IPTEK, (2) kreatif, (3)  memiliki soli­daritas-etis dan penghayatan serta pengamalan nilai religius
Pertama, sumber daya manusia yang sadar IPTEK adalah well informed, tahu  banyak  pengetahuan.  Mampu  mencerna  informasi,  dan mengolah  informasi  untuk  diri  dan  masyarakatnya.  Mampu menganalisis  informasi  segala  perubahan  guna  menentukan sikap  terhadap  perubahan. Mampu  belajar  sepanjang  hayat (life long learning), memiliki kemampuan nalar yang  tinggi, kreatif, dan mampu bernalar secara  Integratif-konsepsional. Mampu  mendayagunakan IPTEK, bahkan dapat menemukan  inovasi untuk menciptakan pembaharuan
Kedua, sumber daya manusia yang kreatif adalah manusia yang tidak   ter bawa  oleh  arus  perubahan kebudayaan  begitu  saja.  Bukan manusia yang sekedar mampu menyesuaikan perubahan kebudayaan belaka. Manusia kreatif mampu menciptakan kebaruan, memiliki kemampuan  yang kompetitif. Manusia kreatif, adalah  manusia yang inteligen, memiliki minat yang tinggi, imaginer, fleksibel dan kemampuan sosial yang efektif. Secara intelektual, manusia kreatif mampu berfikir secara divergen, yakni  pemi kiran  yang orisinil, fleksibel dan sensitif. Memiliki  daya ingat  yang  tinggi  dan dapat  berfikir secara  evaluatif. Dilihat  dari  sisi minat dan motivasinya, manusia  kreatif memiliki  ciri  selalu ingin tahu, gemar bermain  ide,  suka menghadapi tantangan. Dan dari sisi kepribadiannya,  manusia kreatif bercirikan mandiri, terbuka dan tanggung jawab  atas segala resiko tindakan yang diambilnya
Mandiri  sebagai  ciri manusia kreatif,  memiliki  lima komponen utama, (1) bebas dalam arti tumbuhnya tindakan atas kehendak  sendiri,  (2) progresif dan  ulet  dalam  mencapai prestasi,  (3)  berinisiatif, mampu berfikir  dan  bertindak secara  orisinil,  (4) internal locus of  control  (memiliki kemampuan mengendalikan diri, (5) self esteem dan self confidence  (memiliki harga diri dan kepercayaan diri.
Ketiga, lulusan Sekolah Menegah Petama sebagai sumber daya manusia yang memiliki solidaritas-etis dan penghayatan serta pengamalan nilai-nilai moral.  Kompetitif  merupakan ciri globalisasi, oleh karena  itu  lulusan Sekolah Menegah Petama laboratorium  perlu memiliki kualitas yang  kompetitif.  Meskipun demikian, tetap dituntut untuk  memiliki solidaritas sosial.  Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan  kebangsaan. Keunggulan kompetitif harus dilandasi oleh dan bermuara pada rasa tanggung jawab social-kebangsaan dan etika religius.
Solidaritas-etis  sebagai  kualitas sumberdaya manusia  untuk  menghadapi masyarakat  masa  depan,  bertumpu pada  kualitas kehidupan bermasyarakat yang meliputi (1) keserasian  sosial, (2) kesetiakawanan sosial, (3) disiplin social dan individual, (4) kualitas komunikasi social-silahturohim .

3. Visi-Misi dan Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Internasional Laboratorium Universitas Negeri Malang
A.   Visi Misi dan  Tugas Sekolah
1.      Visi Sekolah adalah terwujudnya pendidikan dasar model bagi pencapaian kecerdasan budaya lulusan dalam kehidupan  global -multikultural melalui perwujudan sekolah sebagai pusat masyarakat belajar (learning society)  yang bercirikan mandiri, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, bermartabat, berkepribadian, dan berwawasan lingkungan hidup.
2.      Misi S (1) pusat pengembangan pendidikan logika/ilmiah, (2) pusat pengembangan pendidikan etika, (3) pusat pengembangan pendidikan aestetika, (4) pusat pengembangan pendidikan humanika (5) pusat pengembangan pendidikan lingkungan hidup dan (6) pusat pengembangan pendidikan praktika.
3.      Tugas  sekolah adalah mendidik dan membelajarkan anak sebagai berikut
a.       Mengembangkan anak untuk menjadi warga dunia dalam prespektif bahasa, budaya dan belajar hidup bersama
b.      Membangun dan mendorong pribadi siswa untuk memiliki identitas diri sebagai bangsa dan kesadaran akan budaya nasional
c.       Membantu anak untuk mengenal dan menghayati nilai-nilai universal kemanusiaan
d.      Menstimulasi keingintahuan dan kebiasaan untuk menyelidiki agar supaya dapat membantu semangat untuk menemukan dan kegemaran belajar
e.       Melengkapi anak dengan keterampilan belajar untuk mendapatkan pengetahuan secara individual maupun secara kolaboratif, dan mampu menerapkan keterampilan dan pengetahuannya itu dalam berbagai bidang dan keperluan secara luas

B. Tujuan
  1. Tujuan Institusional
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan ini adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
  1. Tujuan Institusional Operasional pendidikan Sekolah Menengah Pertama Laboratorium 2 adalah berikut ini
  1. Menghasilkan lulusan berpengetahuan luas dan mampu berfikir secara logis, mandiri dan kreatif dengan ciri-ciri kepribadian:
(1)   Gemar, biasa dan butuh membaca
(2)   Rajin,dan tekun belajar untuk meningkatkan pengetahuan
(3)   Suka meneliti, menyelidik dan selalu ingin tahu
(4)   Gemar menulis, menyusun karya penyelidikan
(5)   Gemar terhadap karya ilmu pengetahuan dan teknologi

  1. Menghasilkan lulusan yang beretika dan memiliki moralitas yang tinggi dengan ciri-ciri kepribadian :
(1)   Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa
(2)   Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai moral Pancasila
(3)   Sabar, tabah, tenang, jujur ,tegas, adil dan berdisiplin
(4)   Menghayati dan mengamalkan etika, tata-tertib dan tata krama social kemasyarakatan dan kebangsaan
(5)   Berkepribadian (teguh pendirian), memiliki self esteem (harga diri) 

  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kepekaan dan apresiasi (penghayatan) terhadap nilai-nilai aestetika dengan cirri-ciri kepribadian:
(1)   Memiliki kepekaan terhadap nilai estetika
(2)   Mampu menghayati nilai-nilai dan karya  estetika
(3)   Memiliki penghargaan terhadap nilai-nilai dan karya estetika
(4)   Memiliki rasa estetika

  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kepekaan terhadap rasa kemanusiaan dan kesadaran terhadap lingkungan hidup dengan ciri kepribadian:
(1)   Mampu menghayati rasa senang, gembira, puas
(2)   Memiliki rasa  senang untuk saling bekerjasama, saling menolong dan saling menghargai dan menghormati sesama
(3)   Memiliki simpati dan empati terhadap sesama
(4)   Menghargai dan menghormati karya orang lain
(5)   Memiliki kepekaan terhadap masalah social kemanusiaan
(6)   Memiliki kepedulian terhadap masalah kemamusiaan

  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya lingkungan hidup dengan ciri kepribadian:
(1)   Memahami dan menyadari pentingnya lingkungan hidup
(2)   Mampu memelihara lingkungan hidup
(3)   Mampu berbuat sesuatu guna perbaikan lingkungan hidup
(4)   Memiliki kebiasaan hidup sehat dan bersih

  1. Menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan praktika (Life skill) dengan ciri kepribadian
(1)   Keterampilan intelektual ( Intetelectual skill)
(2)   Keterampilan social ( Social skill)
(3)   Kerajinan tangan ( Manual skill-tecknical skill)
(4)   Keterampilan berusaha (Businees skill)
(5)   Keterampilan berkomunikasi( Skill for communication)
(6)   Memiliki etos dan semangat kerja tinggi
(7)   Keterampilan beragama ( Skill for Religius)
(8)   Keterampilan mengelola diri ( Self management Skill)
(9)   Keterampilan mata pencaharian (economic skill)

Friday, November 14, 2014

Penelitian Triangulasi

Muh. Sholihin
Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Batu (Angkatan 2014)
Alumni STAIMA Al-Hikam Malang 2013
Nov, 2014

=============================

Istilah triangulasi dalam kegiatan penelitian secara umum banyak dipahami oleh sebagian kalangan hanya dapat di jumpai dalam penelitian kualitatif sebagai salah satu teknik validasi sebuah penelitian. Akan tetapi, pemahamannya tidak sesederhana yang dipahami oleh sebagian kalangan tersebut. Triangulasi akan sangat tepat penggunaannya dalam sebuah penelitian apabila kita paham konsep dari triangulasi itu sendiri, dan batasan-batasannya jika akan di implementasikan dalam sebuah penelitian. Istilah triangulasi tidak hanya dipahami sebagai salah satu teknik analisis data dan teknik validasi data kualitatif, akan tetapi triangulasi dapat juga dipahami sebagai suatu teknik penelitian perpaduan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian[1].
Metode penelitian dengan teknik triangulasi digunakan dengan adanya dua asumsi yaitu pertama, pada level pendekatan, teknik triangulasi digunakan karena adanya keinginan melakukan penelitian dengan menggunakan dua metode sekalugus yakni, metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan karena masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemhan tertentu, dan memiliki pendapat dan anggapan yang berbeda dalam memandang dan menanggapi suatu permasalahan. Suatu masalah jika dilihat dengan menggunakan suatu metode akan sangat berbeda jika dilihat dengan menggunakan metode yang lain. Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat apabila kedua sudut pandang berbeda tersebut digunakan bersama-sama dalam menanggapi suatu permasalahan sehingga diharapkan dapat mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan sempurna.
Asumsi yang kedua yang mendasari penggunaan teknik triangulasi yakni, pada level pengumpulan dan analisis data. Dalam penelitian dengan menggunakan triangulasi, peneliti dapat menekankan pada metode kualitatif, metode kuantitatif atau dapat juga dengan menekankan pada kedua metode. Apabila peneliti menekankan pada metode kualitatif, maka metode penelitian kuantitatif dapat digunakan sebagai fasilitator dalam membantu melancarkan kegiatan penelitian, dan sebaliknya jika menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif[2].
Menurut Sugiyono, teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.  Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi yaitu,
1) Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang tuanya. Data dari ketiaga sumber tersebut, tidak bias diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber data tersebut.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara , observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data[3].
Sedangkan menurut Denzin dalam Paton mengungkapkan bahwa ada empat tipe dasar triangulasi : 1) triangulasi data – adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai contoh, mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang yang berbeda; 2) triangulasi investigator – penggunaan beberapa peneliti atau ilmuan sosial yang berbeda; 3) triangulasi teori – penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data; dan 4) triangulasi metodologis – penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar wawancara terstruktur, dan dokumen.
Lebih lanjut Denzin dalam Patton menerangkan bahwa logika triangulasi berdasarkan pada dasar pikiran bahwa, tidak ada metode tunggal secara mencukupi memecahkan masalah faktor penyebab tandingan. Karena setiap metode menyatakan aspek yang berbeda atas realitas empiris, metode ganda atas pengamatan haruslah dipakai, hal inilah yang disebut dengan triangulasi[4].

Kesimpulan
Tringulasi dalam ditinjau dari metode penelitian merupakan gabungan dari metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dasar dari penggabungan dua metodologi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar-benar kredibel dan komprehensif. Sedangkan triangulasi sebagai salah satu teknik pemeriksaan data secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya untuk mengecek data dalam suatu penelitian, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data, satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi peneliti saja tanpa melakukan pengecekan kembali dengan penelitian lain. Triangulasi ini merupakan teknik yang didasari oleh pola piker fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya, untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang.

Daftar Pustaka

Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, cetakan kedua, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cetakan kesebelas (Bandung : Alfabeta, 2010)
Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nasution, Prof. Dr. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.





[1] Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
[2] Nasution, Prof. Dr. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

[3] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cetakan kesebelas (Bandung : Alfabeta, 2010)
[4] Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, cetakan kedua, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)

Wednesday, October 29, 2014

BEKAL TADABBUR ALAM (Kumpulan niat shalat Jama' & Qoshor)



BEKAL TADABBUR ALAM (ROAD TO . . . .?) Oktober 2014
“JANGAN TINGGALKAN SHOLAT
DALAM KEAADAAN BAGAIMANA DAN KAPANPUN JUGA

=========================================

Salat lima waktu dalam agama Islam adalah ibadah pokok atau utama, sehingga
setiap muslim yang belig wajib untuk melaksanakan dan dilarang untuk meninggalkan dalam keadaan apapun. Rasulullah bersabda " Salat adalah sendi agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia telah menegakkkan tiang agama, dan barang siapa yang
meninggalkan berarti ia telah merobohkan agama'
Begitu utamanya salat dalam agam Islam, tidak berarti tidak ada keringanan, dalam ajaran Islam. Siapa saja orang diberi keringanan dalam melaksanakan salat itu, diataranya:
a.      Seorang yang sakit; ia diberi keringanan salat dengan cara mana ia bisa, jika tidak bisa dengan berdiri boleh duduk, jika tidak bisa berdiri dan duduk boleh dengan tidur, jika tidak bisa dengan berdiri, duduk, dan tidur boleh dengan isarat mata, jika tidak bisa juga dengan hati. Keringanan ini berikan supaya tidak meninggalkan salat.
b.      Satu lagi ialah orang yang bepergian atau dalam perjalanan; mereka yang dalam perjalanan diberi keringanan yaitu boleh melakukan jama' dan qhasar salat. Jama' sholat ialah mengumpulkn dua salat dalam satu waktu.
Misalnya dua salat, yaitu zuhur dan ashar di kerjakan dalam satu waktu pada waktu salat zuhur atau ashar, dan atau salat magirb dan isyak dikerjakan dalam satu waktu pada waktu salat magrib atau salat isyak.

            Jika dua salat dikumpulkan dan dikerjakan pada waktu salat yang pertama disebut salat jama' takdim, misalnya salat zuhur dan asyar dikumpulkan pada waktu salat zuhur atau dikerjakan pada waktu salat zuhur dinamakan jama' takdim (awal), jika dikumpulkan pada waktu salat ashar maka dinamakan jama' takhir (akhir). Salat jama’ di kategorikan menjadi dua sebagaimana disebutkan sebelumnya yaitu shalah jama' taqdim atau jama takhir.
a.      Jama’ Taqdim
            Jama’ taqdim adalah menggabungkan dua salat dan melaksanakannya dalam waktu salat yang pertama. Contoh:
ü  Salat Zuhur dengan Asar dikerjakan di dalam waktu zuhur (4 rakaat salat asar)
ü  Salat Maghrib dengan Isya dikerjakan di dalam waktu maghrib (3 rakaat Salat Maghrib dan 4 rakaat Salat Isya)
b.      Jama’ Takhir
            Jama’ takhir adalah menggabungkan dua salat dan melaksanakannya dalam waktu salat yang kedua. Contoh:
ü  Sholat Zuhur dengan Asar dilaksanakan di dalam waktu asar. (4 rakat salat Zuhur, dan 4 rakaat Salat Asar)
ü  Salat Maghrib  dan Isya dikerjakan di dalam waktu Isya (3 rakaat Salat Maghrib dan 4 rakaat Salat Isya)
            A. Niat Jama’ Takdim
            1. Zuhur & Ashar: Usholli fardhoz Zuhri arba’a roka’atin majmu’atin ma’al ‘ashri jam’an taqdiman (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
             Ashar & Zuhur: Usholli Fardhol ‘Ashri arba’a roka’atin majmu’atin ma’az Zuhri jam’an taqdiman (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            2. Maghrib & Isya’: Usholli fardhol Maghribi tsalasa rokaatin majmu’atin ma’al ‘isya’i  jam’an taqdiman (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            Maghrib & Isya’ : Usholli fardhol ‘Isya’i arba’a roka’atin majmu’atin ma’al ‘isya’i  jam’an taqdiman (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            B. Niat Jama’ Takhir
            1. Zuhur & Ashar: Usholli fardhoz arba’a roka’atin majmu’atin ma’al ‘ashri jam’an takhiron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
             Ashar & Zuhur: Usholli Fardhol ‘Ashri arba’a roka’atin majmu’atin ma’az Zuhri jam’an takhiron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            2. Maghrib & Isya’: Usholli fardhol Maghribi tsalasa rokaatin majmu’atin ma’al ‘isya’i  jam’an takhiron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            Maghrib & Isya’ : Usholli fardhol ‘Isya’i arba’a roka’atin majmu’atin ma’al ‘isya’i  jam’an takhiron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            C. Niat Qhoshor (Hanya mengqoshor tidak menjama’ salat)
            Usholli fardhol (Zuhri/’Ashri/’Isya’i) rok’ataini qhosron fardhon (makmuman) lillahi ta’ala[1]
            D. Niat Jama’ dan Qhoshor (Menjama’ salat sekaligus mengqoshornya)
            1. Niat Jama’ Takdim Qhoshron
            a. Zuhur & Ashar: Usholli fardhoz Zuhri rok’ataini majmu’ataini ma’al ‘ashri jam’an taqdiman qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
             Ashar & Zuhur: Usholli Fardhol ‘Ashri rok’ataini majmu’ataini ma’az Zuhri jam’an taqdiman qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            b. Maghrib & Isya’: Usholli fardhol Maghribi tsalasa rokaatin majmu’atin ma’al ‘isya’i  jam’an taqdiman qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            Maghrib & Isya’ : Usholli fardhol ‘Isya’i rok’ataini majmu’ataini ma’al ‘isya’i  jam’an taqdiman qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            2. Niat Jama’ Takhir Qhoshron
            a. Zuhur & Ashar: Usholli fardhoz Zuhri rok’ataini majmu’ataini ma’al ‘ashri jam’an takhiron qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
             Ashar & Zuhur: Usholli Fardhol ‘Ashri rok’ataini majmu’ataini ma’az Zuhri jam’an takhiron qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            b. Maghrib & Isya’: Usholli fardhol Maghribi tsalasa rokaatin majmu’atin ma’al ‘isya’i  jam’an takhiron qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar
            Maghrib & Isya’ : Usholli fardhol ‘Isya’i rok’ataini majmu’ataini ma’al ‘isya’i  jam’an takhiron qhoshron (makmuman) fardhon lillahita’ala Allahu akbar




                        [1] Yang boleh di qoshor/diringkas hanya salat yang 4 raka’at (Tidak termasuk maghrib dan subuh) sehingga dengan niat qosor, sholat yang 4 raka’at menjadi 2 raka’at saja.