الحمد لله رب العالمين. اَللَّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْمًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً، يَا اَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ. اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. نَسْأَلُكَ عِلْمَ الْخَائِفِيْنَ مِنْكَ، وَخَوْفَ الْعَالِمِيْنَ بِكَ. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، شرح الله له صدره، ووضع عنه وزره، ورفع له ذكره. اللهم صل على سيدنا محمد على أل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم. وبارك على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد، كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم. في العالمين إنك حميد مجيد. أيها الأخوة المؤمنون الفرحون بطاعة الله سبحانه وتعالى! اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Mari kita bersama-sama mengucapkan syukur Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita; kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kita dapat melaksanakan shalat jum'at pada hari ini. Kami berwasiat kepada diri kami sendiri dan juga kepada para jama'ah sekalian untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Pada kesempatan ini, kami bermaksud untuk membahas tentang rezeki berdasarkan keterangan-keterangan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kata-kata yang menyangkut “rezeki” di dalam Al-Qur’an berjumlah 122 kata. Apabila kita membacanya dengan teliti, Insya Allah, kita akan menemukan hal-hal penting terkait dengan masalah rezeki. Pada dasarnya Allah memberi kita rezeki yang baik-baik saja.
وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
Ambil contoh, kita setiap hari makan nasi; dan kita tahu bahwa nasi itu bergizi sehingga berguna untuk menambah energy untuk bekerja maupun beribadah. Demikian halnya dengan air putih, lauk-pauk, sayur-mayur dan buah-buahan yang kita makan pun pada dasarnya bermanfaat bagi tubuh. Selain baik, rezeki yang kita nikmati harus halal.
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا
Nasi yang kita makan sehari-hari memang baik atau bergizi; namun cara memperoleh nasi itu juga harus halal. Sehingga Islam melarang orang mencari makan dengan cara-cara haram, seperti mencuri, riba, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan rezeki tidak terbatas pada makanan saja, melainkan juga pakaian, rumah, kendaraan, dan lain-lain. Misalnya ada orang memiliki rumah yang bagus, sehingga nyaman untuk ditinggali; di sisi lain, dia membangun rumah tadi dari hasil korupsi atau cara-cara yang haram. Maka perbuatan yang demikian itu dilarang oleh Allah, karena sifatnya tidak halal.
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Allah telah member rezeki kepada kita, lantas apakah kita diam, ngganggur, tidak bekerja? Ternyata dalam Surat Al-‘Ankabut: 17 disebutkan:
فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ
Ayat ini jelas-jelas memerintahkan kita untuk mencari rezeki dengan sungguh-sungguh. Selain bekerja dengan sungguh-sungguh, hal kedua yang perlu kita laksanakan adalah berdo’a; sebagaimana do’a Nabi Isa AS:
وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Setelah kita mendapatkan rezeki, lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Al-Qur’an memerintahkan kita untuk bersyukur:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ
Selain beryukur melalui ucapan, kita juga dituntut untuk bersyukur melalui perbuatan. Bagaimana caranya? Lagi-lagi Al-Qur’an member solusi melalui ayat:
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
Ayat di atas memerintahkan kita untuk bershodaqoh – baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan –. Maka dari itu, apabila kita berinfaq pada masjid, kemudian nama kita disebut pada saat pengumuman; yang demikian itu termasuk shodaqoh علانية (terang-terangan) yang juga dianjurkan ayat tadi.
Hal yang paling penting di sini adalah niatnya, yaitu ikhlash karena Allah, dengan mengharapkan pahala di akhirat kelak.
وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Anjuran infaq atau shodaqoh tidak hanya ditujukan kepada kaum muslimin yang kaya saja, melainkan yang miskin juga memiliki hak untuk berinfaq. Inilah yang dinyatakan dalam Surat Ath-Thalaq: 7
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Pada saat berinfaq atau bershodaqoh, seharusnya kita tidak bersikap bakhil; yakinlah bahwa apapun yang kita infaq-kan, Allah akan menggantinya. Itulah yang dijanjikan oleh Allah dalam Surat Saba’: 39
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
Memang rezeki yang diberikan kepada manusia itu berbeda-beda; ada orang yang sangat kaya, kaya, miskin, dan sangat miskin. Semua itu memang kehendak Allah SWT:
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
Dalam tafsir Jalalain disebutkan:
عالماً ببواطنهم وظواهرهم فيرزقهم على حسب مصالحهم.
Seandainya seluruh manusia dijadikan kaya oleh Allah SWT, niscaya akan semakin banyak kemaksiatan yang terjadi di muka bumi ini.
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ
Hal lain yang patut kita pahami adalah kekayaan maupun kemiskinan bukanlah cerminan dari kemulyaan seseorang. Allah SWT berfirman:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ. وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Ayat di atas mencela orang yang rezekinya disempitkan, kemudian dia berprasangka bahwa Allah sedang menghinanya. Maka dari itu, jika saat ini kita berposisi sebagai orang kaya, janganlah berprasangka kita ini mulya di sisi Allah; demikian halnya, jika saat ini kita berposisi sebagai orang miskin, janganlah berprasangka kita ini hina di sisi Allah. Karena status kaya dan miskin tidak ada hubungannya dengan status kemulyaan di sisi Allah.
Kita semua tahu bahwa kemulyaan seorang insan di sisi Allah hanya dinilai dari kualitas ketaqwaannya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Memang benar, jika kita bertaqwa, maka Allah akan memberi kita rezeki dari arah-arah yang tidak terduga sama sekali:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama berusaha meningkatkan ketaqwaan di sisi Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan sebaik-baiknya, sekaligus mengajak keluarga kita untuk mengerjakannya juga. Semua itu seyogyanya kita laksanakan dengan sikap penuh kesabaran dan ketabahan.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
إنَّ أَحْسَنَ الْكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ اَلْمَلِكِ الْعَلاَّمِ. وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. وَإِذَاقُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58). بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِىْ الأيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ لِىْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ.
Teks Khotbah ke-dua :
اَلْحَمْدُ ِللهِ ثُمَّ الْحَمْدُ ِللهِ. لَهُ الْحَمْدُ - سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى - كَمَا يُحِبُّ وَيَرْضَى، حَمْدًا نَلْقَى بِهِ أَجْرَى وَيَمْحُوْا بِهِ اللهُ عَنَّا وِزْراً. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ التَّامَانِ اْلأَكْمَلاَنِ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ، إِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَقَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ إِلَى جَنَّاتٍ نَعِيْمٍ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ اَلصَّادِقِ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ أَجْمَعِيْنَ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ الله الصَّالِحِيْنَ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا، وَاُمِرْنَا بِذَلِكَ اِرْشَادًا لَنَا وَتَعْلِيْمًا، فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: إِنَّ الله وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. فَي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَتَرَضَّوْا عَلَى الصَّحَابَةِ الْكِرَامِ، مَنْ خَصَّ مِنْهُمْ بِالذِّكْرِ ذَوِي الْقَدْرِ الْعَلِي وَالْمَقَامِ الْجَلِيْلِ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَلَى سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أَمِيْن:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ، اِنَكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالاِيْمَانِ وِلاَتَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا، اِنَّكَ رَؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَللَّهُمَّ اصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ اَمْرِنَا، وَاصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَاصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا. وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكُ عِيْشَةً هَنِيْئَةً، وَمِيْتَةً سَوِيَّةً، وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍ وَلاَ فَاضِحٍ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَالله .اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغِي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فاَذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمَ، وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُالله أَجَلُّ وَ اَكْبَرُ. أقِمِ الصَّلاَة.
Mari kita bersama-sama mengucapkan syukur Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita; kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kita dapat melaksanakan shalat jum'at pada hari ini. Kami berwasiat kepada diri kami sendiri dan juga kepada para jama'ah sekalian untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Pada kesempatan ini, kami bermaksud untuk membahas tentang rezeki berdasarkan keterangan-keterangan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kata-kata yang menyangkut “rezeki” di dalam Al-Qur’an berjumlah 122 kata. Apabila kita membacanya dengan teliti, Insya Allah, kita akan menemukan hal-hal penting terkait dengan masalah rezeki. Pada dasarnya Allah memberi kita rezeki yang baik-baik saja.
وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
Ambil contoh, kita setiap hari makan nasi; dan kita tahu bahwa nasi itu bergizi sehingga berguna untuk menambah energy untuk bekerja maupun beribadah. Demikian halnya dengan air putih, lauk-pauk, sayur-mayur dan buah-buahan yang kita makan pun pada dasarnya bermanfaat bagi tubuh. Selain baik, rezeki yang kita nikmati harus halal.
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا
Nasi yang kita makan sehari-hari memang baik atau bergizi; namun cara memperoleh nasi itu juga harus halal. Sehingga Islam melarang orang mencari makan dengan cara-cara haram, seperti mencuri, riba, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan rezeki tidak terbatas pada makanan saja, melainkan juga pakaian, rumah, kendaraan, dan lain-lain. Misalnya ada orang memiliki rumah yang bagus, sehingga nyaman untuk ditinggali; di sisi lain, dia membangun rumah tadi dari hasil korupsi atau cara-cara yang haram. Maka perbuatan yang demikian itu dilarang oleh Allah, karena sifatnya tidak halal.
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Allah telah member rezeki kepada kita, lantas apakah kita diam, ngganggur, tidak bekerja? Ternyata dalam Surat Al-‘Ankabut: 17 disebutkan:
فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ
Ayat ini jelas-jelas memerintahkan kita untuk mencari rezeki dengan sungguh-sungguh. Selain bekerja dengan sungguh-sungguh, hal kedua yang perlu kita laksanakan adalah berdo’a; sebagaimana do’a Nabi Isa AS:
وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Setelah kita mendapatkan rezeki, lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Al-Qur’an memerintahkan kita untuk bersyukur:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ
Selain beryukur melalui ucapan, kita juga dituntut untuk bersyukur melalui perbuatan. Bagaimana caranya? Lagi-lagi Al-Qur’an member solusi melalui ayat:
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
Ayat di atas memerintahkan kita untuk bershodaqoh – baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan –. Maka dari itu, apabila kita berinfaq pada masjid, kemudian nama kita disebut pada saat pengumuman; yang demikian itu termasuk shodaqoh علانية (terang-terangan) yang juga dianjurkan ayat tadi.
Hal yang paling penting di sini adalah niatnya, yaitu ikhlash karena Allah, dengan mengharapkan pahala di akhirat kelak.
وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Anjuran infaq atau shodaqoh tidak hanya ditujukan kepada kaum muslimin yang kaya saja, melainkan yang miskin juga memiliki hak untuk berinfaq. Inilah yang dinyatakan dalam Surat Ath-Thalaq: 7
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Pada saat berinfaq atau bershodaqoh, seharusnya kita tidak bersikap bakhil; yakinlah bahwa apapun yang kita infaq-kan, Allah akan menggantinya. Itulah yang dijanjikan oleh Allah dalam Surat Saba’: 39
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
Memang rezeki yang diberikan kepada manusia itu berbeda-beda; ada orang yang sangat kaya, kaya, miskin, dan sangat miskin. Semua itu memang kehendak Allah SWT:
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
Dalam tafsir Jalalain disebutkan:
عالماً ببواطنهم وظواهرهم فيرزقهم على حسب مصالحهم.
Seandainya seluruh manusia dijadikan kaya oleh Allah SWT, niscaya akan semakin banyak kemaksiatan yang terjadi di muka bumi ini.
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ
Hal lain yang patut kita pahami adalah kekayaan maupun kemiskinan bukanlah cerminan dari kemulyaan seseorang. Allah SWT berfirman:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ. وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Ayat di atas mencela orang yang rezekinya disempitkan, kemudian dia berprasangka bahwa Allah sedang menghinanya. Maka dari itu, jika saat ini kita berposisi sebagai orang kaya, janganlah berprasangka kita ini mulya di sisi Allah; demikian halnya, jika saat ini kita berposisi sebagai orang miskin, janganlah berprasangka kita ini hina di sisi Allah. Karena status kaya dan miskin tidak ada hubungannya dengan status kemulyaan di sisi Allah.
Kita semua tahu bahwa kemulyaan seorang insan di sisi Allah hanya dinilai dari kualitas ketaqwaannya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Memang benar, jika kita bertaqwa, maka Allah akan memberi kita rezeki dari arah-arah yang tidak terduga sama sekali:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama berusaha meningkatkan ketaqwaan di sisi Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan sebaik-baiknya, sekaligus mengajak keluarga kita untuk mengerjakannya juga. Semua itu seyogyanya kita laksanakan dengan sikap penuh kesabaran dan ketabahan.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
إنَّ أَحْسَنَ الْكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ اَلْمَلِكِ الْعَلاَّمِ. وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. وَإِذَاقُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58). بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِىْ الأيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ لِىْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ.
Teks Khotbah ke-dua :
اَلْحَمْدُ ِللهِ ثُمَّ الْحَمْدُ ِللهِ. لَهُ الْحَمْدُ - سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى - كَمَا يُحِبُّ وَيَرْضَى، حَمْدًا نَلْقَى بِهِ أَجْرَى وَيَمْحُوْا بِهِ اللهُ عَنَّا وِزْراً. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ التَّامَانِ اْلأَكْمَلاَنِ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ، إِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَقَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ إِلَى جَنَّاتٍ نَعِيْمٍ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ اَلصَّادِقِ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ أَجْمَعِيْنَ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ الله الصَّالِحِيْنَ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا، وَاُمِرْنَا بِذَلِكَ اِرْشَادًا لَنَا وَتَعْلِيْمًا، فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: إِنَّ الله وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. فَي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَتَرَضَّوْا عَلَى الصَّحَابَةِ الْكِرَامِ، مَنْ خَصَّ مِنْهُمْ بِالذِّكْرِ ذَوِي الْقَدْرِ الْعَلِي وَالْمَقَامِ الْجَلِيْلِ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَلَى سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أَمِيْن:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ، اِنَكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالاِيْمَانِ وِلاَتَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا، اِنَّكَ رَؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَللَّهُمَّ اصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ اَمْرِنَا، وَاصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَاصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا. وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكُ عِيْشَةً هَنِيْئَةً، وَمِيْتَةً سَوِيَّةً، وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍ وَلاَ فَاضِحٍ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَالله .اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغِي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فاَذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمَ، وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُالله أَجَلُّ وَ اَكْبَرُ. أقِمِ الصَّلاَة.
No comments:
Post a Comment