MAKALAH
AL-KINDI DAN FILSAFAT
(Sebuah Telaah Biografi Filosof Muslim Pertama dan Pemikiran serta Karyanya)
Mata Kuliah : Filsafat Islam
Dosen
Pembimbing :
Ustadz Mutamakin,
M.Fil
Disusun oleh :
Ghulam Syahril
Mubarok (2009. 01. 0138)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY AL-HIKAM MALANG
2011
I.
Pendahuluan
Masyarakat dunia
menyebut atau memanggilnya Al-Kindi. Ya, Al-Kindi ialah salah satu tokoh muslim
yang memiliki banyak konstribusi dalam berbagai bidang keilmuan. Lebih
khususnya dalam khazanah keilmuan filsafat Islam. Banyak tokoh filsafat di
dunia ini yang mengakuinya, bahwa Al-Kindi lah seorang perintis filsafat murni dalam
dunia Islam. Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim pertama, karena dialah
orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat.[1]
Dia merupakan tokoh yang paling dominan dalam
cakrawala ilmu pengetahuan Zaman Pertengahan, dan salah seorang ilmuwan Muslim
terbesar di bidang fisika. Selain itu, dia juga seorang astrolog, filosof,
matematikawan, alkimiawan, ahli optik, dan teoritikus musik. Dari ratusan
karyanya, 15 membahas meteorologi, beberapa tentang gaya berat, masalah pasang
surut, ilmu optik, dan ilmu tentang refleksi cahaya.[2]
Al-Kindi merupakan
orang pertama yang memproses minyak wangi secara kimiawi. Minyak wangi telah
mengalami perkembangan pesat hingga sekarang, dan menjadi industri yang
menjanjikan. Banyak merk minyak wangi yang sekarang lebih populer dengan
sebutan parfum, dijual ke pasaran dengan harapan dibeli oleh para konsumen.
Selain menemukan minyak wangi, Al-Kindi juga memiliki banyak penemuan. Dalam
bidang teknologi, Al-Kindi menghasilkan perhiasan, kaca, dan alat perang. Dalam
bidang arsitektur, ia merancang jembatan, mesin perang, terowongan, dan
bangunan lainnya di daerah yang ditinggalinya.[3]
Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim
pertama karena dialah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat.
Hingga abad ke-2 H/7 M, pengetahuan filsafat masih didominasi oleh orang-orang
Kristen Suriah. Selain dikenal sebagai seorang penerjemah, Al-Kindi juga
menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Bahkan dikenal sebagai pemikir
muslimArab pertama yang menghubungkan dan menyelaraskan filsafat dan agama.[4]
II.
Pembahasan
A.
Keluarga
Al-Kindi (Kuffah, 185
H/801 M Baghdad, 256 H/869 M). Seorang filsuf besar pertama Arab dan Islam. Nama
lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin
Muhammad bin al-Asy’ats bin Qais al-Kindi. Nama Al-Kindi berasal dari nama
salah satu suku Arab yang besar sebelum Islam, yaitu suku Kindah. Ayahnya
bernama Ibnu as-Sabah, pernah menjabat sebagai gubernur Kufah pada masa
al-Mahdi (775-785) dan Harun ar-Rasyid (785-809). Kakeknya, al-Asy’ats bin
Qais, dikenal sebagai sahabat Nabi Nabi SAW. Kalau ditelusuri Al-Kindi juga
keturunan Ya’rib bin Qathan yang berasal dari daerah Arab bagian selatan dan
dikenal sebagai raja di daerah Kindah.[5]
B.
Pendidikan
Pendidikan Al-Kindi
pada waktu kecil tidak banyak diketahui. Ada riwayat yang menerangkan bahwa
Al-Kindi pernah belajar di Basrah dan Baghdad. Ia termasuk cerdas, menguasai
bahasa Yunani dan bahasa Suryani di samping bahasa Arab, suatu kelebihan yang
jarang dimiliki orang pada masa itu. Ia hidup pada masa pemerintahan Dinasti
Abbasiyah, yaitu masa pemerintahan al-Amin (809-813), al-Ma’mun (813-833),
al-Mu’tasim (833-842), al-Wasiq (842-847), dan al-Mutawakkil (847-861).
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Al-Kindi menyebabkan dirinya diangkat sebagai
guru dan tabib kerajaan.[6]
C. Karya Tulis
Ada yang mengatakan bahwa
“Al-Kindi, tercatat menghasilkan 265 karya judul kitab, yang terbagi ke dalam
17 disiplin keilmuan; 22 kitab mengenai filsafat, 19 kitab tentang astronomi,16
kitab tentang astrologi, 7 kitab tentang musik, 11 kitab tentang matematika, 22
kitab tentang nomor, 22 kitab mengenai ilmu obat-obatan, 21 kitab tentang ilmu
politik, 33 kitab tentang fisika, 9 kitab logika, dan sisanya mengenai berbagi
cabang ilmu lainnya.”[7]
Di sisi lain ada yang mengungkapkan bahwa, Dia
(Al-Kindi) menulis empat buku mengenai penggunaan nomor-nomor Hindu. Dia
membuat dan merevisi sejumlah terjemahan karya Yunani ke dalam bahasa Arab. Dia
menulis sejumlah risalat tentang permata dan batu mulia.[8]
Abu Yusuf Al-Kindi di kalangan Islam pada umumnya
dikenal sebagai ahli filsafat (filosof) muslim pertama. Tetapi Al-Kindi
sebenarnya bukan hanya seorang pemikir atau filosof, tetapi juga ilmuwan muslim
yang menghasilkan karya dan penemuan-penemuan ilmiah awal dalam perkembangan
ilmu di seluruh dunia. Karya-karya otentik Al-Kindi berjumlah 200 naskah,
terdiri dari berbagai bidang; sejak dari masalah obat, hingga soal fisik atau
jasmani manusia. Beberapa karyanya itu diterjemahkan dalam bahasa Latin dan
Yahudi.[9]
Tanpa harus mempertentangkan ketepatan berapa banyak
karya tulis Al-Kindi 265 judul karya atau 200 naskah menurut Azyumardi Azra,
Al-Kindi tetap menjadi tokoh yang produktifitas menulisnya terbilang luar
biasa. Mungkin kita hampir sulit membayangkan apakah bisa dilakukan di zaman
kini.
Terkait 200 naskah menurut Azyumardi Azra juga
disebutkan Syed Ameer Ali lewat bukunya The Spirit of Islam. Syed Ameer Ali
(1849-1928) yang lahir di Persia menuliskan, “Al-Kindi menulis dua ratus karya
mengenai berbagai bidang ilmu pengetahuan, mulai dari aritmatika, geometri,
filsafat, meteorologi, optik, dan kedokteran. Ia sangat menguasai bahasa Yunani
dan Suryani.
Menurut versi
Ibnu Al-Nadhim dalam al-Fihrits, ada sekitar 231 tulisan Al-Kindi yang membahas
berbagai macam ilmu pengetahuan. Sekali lagi, kita tidaak perlu
mempertentangkan ketepatan jumlah karya Al-Kindi. Yang jelas Al- Kindi telah
menulis karya sampai 200-an. Fakta lain yang perlu juga diketahui dari Al-Kindi
adalah perihal penemuan-penemuannya.
Azyumardi Azra di atas telah menyebut bahwa Al-Kindi
juga merupakan ilmuwan muslim yang menghasilkan karya dan penemuan-penemuan
ilmiah awal dalam perkembangan ilmu di seluruh dunia.[10]
Dari berbagai penemuan, Al-Kindi bisa dikatakan sebagai penemu minyak wangi. 105
Tokoh Penemu&Perintis Dunia berikut ini bisa menjadi acuan, “Salah satu
hasil temuannya di bidang kimia yang cukup populer adalah minyak wangi.[11]
D. Pemikiran
Sebagai filosof muslim pertamakali yang mengenalkan filsafat
ke dalam dunia Islam, sebagaimana yang telah dikutip oleh Subur Wijaya dalam
makalahnya yang berjudul Konstribusi Filusuf Muslim Terhadap Pemikiran Barat
Modern, Al-Kindi berpendapat bahwa jiwa merupakan sesuatu yang tidak tersusun,
ia memiliki arti penting, dan bersifat sempurna, serta mulia.[12] Al-Kindi
juga mengatakan jika subtansi ruh berasal dari subtansi Tuhan. Di sisi lain, ia
menuturkan bahwa hubungan ruh dengan Tuhan sama dengan hubungan cahaya dengan
matahari yang keduanya tak bisa dipisahkan.
Tidak hanya itu, filosof muslim yang masih memiliki keturunan
dari gubernur itu pun mengemukakan bahwa jiwa mempunyai sifat spiritual,
ilahiyah, dan terpisah serta berbeda dengan jasad.[13]
Jadi dari pendapat itu, penulis mengatakan jiwa mampu menghasilkan sifat
spiritual dan ilahiyah, yang memang hal itu sama-sama absurd tidak terlihat
oleh kasat mata. Sesuatu yang tak terlihat terkadang bersumber dari sesuatu
yang tak terlihat pula. Sebagaimana jiwa yang menghasilkan sifat spiritual dan
ilahiyah.
III.
Penutupan
Dari penjelasan di atas, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa Al-Kindi merupakan salah satu tokoh Islam yang
paling berpengaruh dalam dunia. Baik masa hidupnya maupun saat ini, lantaran
dengan banyak disiplin ilmu yang bisa diampu. Tidak hanya itu, Al-Kindi juga
memberikan banyak konstribusi melalui karya ciptanya baik melalui buku-buku
yang ditulisnya ataupun alat-alat yang diciptakannya.
Daftar Pustaka
Jamil.
Ahmad. 2003, Seratus Muslim Terkemuka. Jakarta: Pustaka Firdaus. Cetakan
VIII
Azra.
Azyumardi, 2002, Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas, dan Aktor
Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cetakan I
Margono&Kamilah,
2008, The Spirit of Islam. Yogya: Penerbit Navila. Cetakan I
Asti&Junaidi
Abdul Muis, 2009, 105 Penemu&Perintis Dunia. Yogyakarta: Narasi. Cetakan
I
Nasution. Harun, 1992, Ensiklopedi Islam. Jakarta: CV
Djambatan
[1]Harun Nasution,
“Ensiklopedi Islam” 1992 (Jakarta: CV Djambatan). Hal. 70
[2]Jamil Ahmad, “Seratus
Muslim Terkemuka” 2003. (Jakarta: Penerbit Pustaka Firdaus). Hal. 162-165
[3] Asti
dan Junaidi Abdul Munif, “105 Tokoh Penemu&Perintis Dunia” 2009
(Yogyakarta: Penerbit Narasi). Hal. 37
[9] Prof.
DR. Azyumardi Azra. Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas, dan
Aktor Sejarah, 2002 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama). Hal. 355
[11] Asti dan Junaidi Abdul Muis, “105
Penemu&Perintis Dunia”, 2009 (Yogyakarta: Narasi). Hal. 37-39
No comments:
Post a Comment