PENGORGANISASIAN
DAKWAH DAN SISTEM PENGORGANISASIAN DAKWAH
BAB I
PENDAHULUAN
Allah SWT telah mengajarkan
manusia berbagai macam ilmu pengetahuan, baik sifatnya quraniyah maupun kauniyah.
Semua manusia, baik muslim maupun non muslim mendapat hak yang sama untuk
mendapatkan pengetahuan.
Demikian pula ilmu organisasi
dan management adalah merupakan karunia Allah juga, yang diberikan
kepada para hambanya yang mau memperhatikan sunnatullah dan ciptaan-Nya
di alam raya ini. Organisasi dan manajemen telah menjadi bagian yang menyatu
dalam kehidupan modern. Dengan memanfaatkan seseorang atau lembaga, insya
Allah dapat bekerja mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Demikian
pula, dengan mengimplementasikan prinsip-prinsipnya secara benar dapat
mengantisipasi perkembangan lembaga mereka yang tumbuh semakin besar. Manusia
modern telah mengaplikasikan dalam berbagai kegiatan, baik yang bertujuan
komersial maupun sosial dan nyata-nyata telah memberi banyak sumbangan bagi
kemajuan lembaga mereka.
Kita tahu, bahwa ilmu
organisasi dan manajemen tumbuh secara terstruktur di dunia Barat dan kemudian
berkembang ke seluruh dunia, terutama Jepang. Mengingat mereka kebanyakan umat
non muslim, maka diperlukan seleksi atas keilmuan ini. Meskipun begitu, tidak
ada salahnya bila kita mau mengadopsi, asal tidak bertentangan dengan
nilai-nilai syariat Islam. Diakui atau tidak, umat Islam telah memanfaatkannya.
Dalam kajian ini, penulis
hanya membahas pengorganisasian (organizing) yang merupakan salah satu
organ POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Dalam
pengorganisasian membutuhkan sistem yang lebih spesifik, yang akan membahas
bagaimana perumusan kerja, penetapan tugas, perincian kegiatan, dll. Hal ini
tidak hanya berlaku pada organisasi komersial saja, bahkan dakwah bagi manusia
modern pun memerlukan manajemen dengan pengorganisasian yang baik. Agar tujuan
dan sasaran dakwah bisa lebih mengena secara efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi Dakwah
Istilah organisasi berasal
dari bahasa latin organum, yang berarti alat, bagian, unsur, unit,
anggota atau badan. Secara definisi, organisasi adalah unit sosial yang sengaja
dibangun atau distrukturkan untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
Menurut Drs. EK Imam Munawir,
organisasi adalah merupakan kerja sama di antara beberapa orang untuk mencapai
suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja. Yang menjadi
ikatan kerja sama dalam organisasi adalah tercapainya tujuan secara efektif dan
efisien. [2]Dakwah
adalah suatu kegiatan mengajak dan menyeru umat manusia agar berada di jalan
Allah (sistem Islami) yang sesuai fitrah dan ke- hanif-annya
secara integral, baik melalui kegiatan lisan, tulisan atau kegiatan nalar dan
perbuatan. Hal ini ditujukan sebagai upaya muslim dalam mengejawantahkan nilai-nilai
kebaikan dan kebenaran prinsipil yang universal, serta berupaya mencegah dan
menjauhkan hal-hal yang memang secara fitri ditolak dan diingkari oleh nurani
demi terwujudnya khair al ummah.[3]
Dari definisi tersebut dapat diambil pengertian, bahwa organisasi dakwah adalah
merupakan wadah kerjasama untuk menanamkan kebaikan dan kebenaran prinsipil
yang universal yang dilakukan dan mencegah hal-hal yang secara fitri ditolak
dan diingkari oleh dua orang atau lebih yang memiliki keterkaitan untuk
mencapai tujuan bersama.
B. Pengorganisasian (Organizing) Dakwah
Pengorganisasian (organizing)
merupakan pengaturan segala perangkat dan sumber daya sedemikian rupa sehingga
merupakan satu kesatuan organisasi yang harmonis dan dikelola untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian dakwah berorientasi pada tujuan
umum organisasi dakwah dan diimplementasikan dengan dukungan seluruh faktor
manajemen, seperti: moral, manusia, material, mesin, uang, metode, dan
perangkat keras maupun lunaknya.
Proses pengorganisasian dakwah
memiliki berbagai pengertian. Istilah pengorganisasian dapat digunakan untuk
menunjukkan hal-hal berikut ini.
1. Cara organisasi
dakwah merancang suatu upaya dakwah yang efektif sesuai dengan sumber daya dan
sumber dana yang dimiliki.
2. Bagaimana organisasi
dakwah mengelompokkan atau mengategorisasikan kegiatan-kegiatannya berdasarkan
pertimbangan tertentu.
3. Cara organisasi
dakwah dalam membagi tugas-tugas dakwah yang harus dilaksanakan. [4]
C. Sistem Pengorganisasian Dakwah.
Sistem pengorganisasian dakwah
meliputi berbagai rangkaian kegiatan yang bermula pada orientasi atas tujuan yang
akan dicapai dan berakhir pada saat kerangka organisasi yang tercipta
terlengkapi dengaa prosedur dan metode kerja, kewenangan, personalia, serta
peralatan yang diperlukan. Sistem tersebut sebagai berikut:
- Perumusan Kerja.
Sebagai dasar
utama dari penyusunan organisasi, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan
lengkap, baik mengenai bidang, ruang lingkup sasaran, keahlian atau ketrampilan
serta peralatan yang diperlukan, jangka waktu maupun cara pencapaiannya yang
terbaik. Dari tujuan yang telah dirumuskan ditarik kesimpulan tentang susunan,
corak maupun ukuran besar kecilnya organisasi dakwah yang harus disusun.
Endang
Saifuddin Anshari, MA, menyatakan, ” tujuan organisasi perjuangan Islam
haruslah sesuai dengan tuntutan Islam sebagai dasar perjuangan. Rumusan
mengenai tujuan organisasi Islam boleh berlainan yang satu dengan yang lainnya,
namun haruslah sejalan dengan tujuan Islam itu sendiri.” [5]pendapat
ini agaknya perlu diperhatikan para aktivis organisasi dakwah.
Sebagai
contoh kita mengambil suatu rumusan tujuan organisasi dakwah dengan bunyi: ”
Terbinanya umat Islam yang beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka
mengabdi kepada Allah untuk mencapai keridhaannya”. Nampak bahwa tujuan
organisasi tersebut memiliki keselarasan dengan firman Allah di dalam al-Quran
surah al Dzariyaat; 56. disamping itu rumusan tujuan tersebut mengandung tiga
unsur yang dinamis, yaitu : iman, ilmu, dan amal, sehingga dapat memberikan
dorongan positif bagi anggotanya.
Tujuan
organisasi (ultimate goal) terdapat dalam anggaran dasar. Tujuan organisasi
dakwah harus disosialisasikan kepada para anggotanya, sehingga mereka mengerti
apa tujuannya berorganisasi. Untuk menjamin agar aktivitas organisasi selalu
berorientasi pada tujuan, sebaiknya setiap pengurus dan anggota hafal di luar
kepala atas teks tujuan tersebut. Tujuan organisasi biasanya juga digunakan
sebagai dasar pada surat-surat keputusan, dicantumkan dalam proposal kegiatan,
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun pedoman organisasi dan lain
sebagainya.
- Penetapan Tugas Pokok.
Tugas pokok
merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan organisasi dakwah. Banyak sedikitnya tugas pokok tergantung
besar kecilnya organisasi. Penetapan tugas pokok harus berorientasi pada
tujuan, menjadi landasan bagi penyelenggaraan semua kegiatan serta mampu
menyahuti kebutuhan gerak organisasi.
- Perincian Kegiatan.
Perincian
kegiatan merupakan daftar acuan kerja sebagai penjabaran tugas pokok secara
operasional. Perincian kerja organisasi dakwah harus disusun lengkap dan
terperinci sehingga mampu memberikan panduan bagi pengurus terutama dalam
kegiatan rutin organisasi.
- Pengelompokan Kegiatan Dalam Fungsi-Fungsi.
Kegiatan
organisasi dakwah yang harus dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok
adalah sangat banyak. Kegiatan-kegiatan tersebut ada yang berhubungan erat satu
dengan yang lainnya, dan dapat dibedakan secara jelas. Kegiatan-kegiatan yang
erat hubungannya satu sama lain masing-masing dikelompokkan menjadi satu yang
disebut dengan ”fungsi”. Pengelompokan dalam fungsi-fungsi dilakukan
berdasarkan tujuan horisontal dan vertikal yang selanjutnya menjadi dasar dalam
proses hierarki dan departementasi organisasi dalam bidang-bidang kerja.
- Departementasi.
Menurut
Drs. Sutarto, ” yang dimaksud dengan departementasi adalah aktivitas untuk
menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau
fungsi tertentu. Fungsi adalah sekelompok aktivitas sejenis berdasarkan
kesamaan sifatnya atau pelaksanaannya.
Departementasi
merupakan tindakan pemilahan atau pemecahan fungsi-fungsi menjadi satuan-satuan
organisasi dalam bentuk bagian, bidang departemen, ataupun seksi. Dalam
penyusunan satuan organisasi perlu di perhatikan :
a. Setiap satuan
organisasi memiliki satu fungsi utama yang sejenis.
b. Pemilahan satuan
tugas berdasarkan pertimbangan hierarki dan koordinasi.
c. Satuan organisasi
memiliki fleksibilitas bagi pengembangan organisasi.
d. Setiap satuan
organisasi memiliki hak, wewenang, tanggung jawab, tugas, fungsi, personil dan
fasilitas sesuai dengan kedudukannya.
- Penetapan Otoritas Organisasi.
Setiap
personil pengurus satuan organisasi memiliki otoritas sesuai dengan jabatannya.
Otoritas (wewenang) adalah kekuasaan untuk bertindak memberi perintah dan
mengambil keputusan dalam rangka melaksanakan amanah organisasi. Otoritas
diberikan sesuai dengan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.
- Staffing (Pengisian Personil)
Pada
prinsipnya organisasi adalah merupakan pengaturan orang-orang untuk mencapai
tujuan, karena itu pengaruh ”faktor manusia” besar sekali dalam keberhasilan
atau kegagalan organisasi dakwah mencapai tujuannya.
Staffing adalah penempatan orang-orang yang sesuai
keahliannya pada satuan organisasi yang telah disusun. Disini
berlaku prinsip ”the right man on the right place” dan ”the right man
behind the right gun” dengan maksud menempatkan orang pada posisi dan
jabatan pengurus organisasi dakwah yang tepat. Pembentukan struktur organisasi yang baik dalam
proses departementasi harus diimbangi dengan pemilihan personil pengurus yang
bekualitas, baik kualitas iman, ilmu, intelektualitas, maupun keterampilannya.
Keterampilan
yang dibutuhkan personil yang ditempatkan meliputi technical skill, human
skill, dan conceptional skill. Untuk pengurus pada level bawah,
menengah dan atas berbeda porsinya. Semakin tinggi posisinya dalam hierarki
organisasi semakin dituntut kemampuan konsepsional. Demikian pula semakin
rendah posisinya semakin dituntut teknis opersionalnya.
- Fasilitating (Pemberian Fasilitas)
Tindakan
selanjutnya dalam pengorganisasian lembaga dakwah adalah memberi fasilitas
berupa perlengkapan dan peralatan organisasi, baik finansial, material, maupun
yang lainnya. Prinsip yang harus diikuti adalah bahwa pemberian fasilitas
kepada pengurus harus cukup tersedia sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan
tujuan organisasi. Dengan tersedianya fasilitas yang baik insya Allah pengurus
organisasi dakwah akan dapat bekerja sesuai dengan harapan anggota.[6]
STUDI KASUS MATERI BASIC`TRAINNING REMAS
AL KAUTSAR
1. MATERI
Sholat berjamaah
|
2. TUJUAN
2.1. Peserta memahami maksud
dari tujuan pelaksanaan sholat berjamaah
2.2. Peserta memahami tata
cara penyelenggaraan sholat berjamaah.
|
3. POKOK-POKOK BAHASAN
3.1. Pemahaman tentang
memakmurkan masjid dengan sholat berjamaah.
3.2. Pemahaman tentang
tuntutan Rasulullah dalam menegakkan sholat berjamaah.
3.3. Pemahaman tentang tata
cara melaksanakan sholat berjamaah.
|
4. TARGET
4.1. Peserta memahami
pentingnya sholat berjamaah dan tata caranya.
4.2.
Peserta (laki-laki) tergugah hatinya untuk melaksanakan sholat fardu
berjamaah di masjid.
|
5. METODE
5.1. Ceramah.
5.2. Tanya Jawab.
5.3. Penugasan.
|
6. SUSUNAN PANITIA BASIC TRAINING
A. PANITIA PENGARAH
Ketua : A. Mustofa
Anggota : Hadiyatullah
B. PANITIA PELAKSANA
Ketua : Suhadi
Sekretaris : Mukadi
Bendahara : Soepriyana
Seksi Acara
Ketua : Ma’sum
Anggota : Abdul Kholik, Abdul Aziz
husain, Heru Santosa
Seksi Dana
Ketua : Mas’ud
Anggota : Endang Kurniawan, M.
Yunus, As’ari
Seksi Perlengkapan
Ketua : Marjono
Anggota : Ahmad Said, Syamsul
Maarif, Sundakir
Seksi Konsumsi
Ketua : Muthi’ Masfu’ah
Anggota : Mikyal Suyuti, Krisni
Handayani, Lasminah.
|
7. FASILITATING
7.1. Note book, LCD projector dan screen
7.2. Meja panelis
7.3. Mimbar sambutan
7.4. Meja MC
7.5. Tempat duduk pria /
wanita
7.6. Meja penerimaan tamu
pria / wanita dan pintu masuk
7.7. Pintu keluar pria /
wanita
|
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Organisasi memiliki banyak
pengertian, namun tidak berseberangan. Antara satu pengertian dengan yang
lainnya saling mendukung karena adanya kesamaan karakter dan tinjauannya. Arti
secara umum organisasi adalah unit sosial yang sengaja dibangun atau
distrukturkan untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun pengorganisasian (organizing)
adalah aplikasi dari organisasi itu sendiri. Yang merupakan salah satu unsur
dari manajemen yang tergabung dalam POAC (Planning, Organizing, actuating,
controlling). Pengorganisasian dalam arti umum adalah merupakan pengaturan
segala perangkat dan sumber daya sedemikian rupa sehingga merupakan satu
kesatuan organisasi yang harmonis dan dikelola untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pengorganisasian dakwah berorientasi pada tujuan umum organisasi
dakwah dan diimplementasikan dengan dukungan seluruh faktor manajemen, seperti:
moral, manusia, material, mesin, uang, metode, dan perangkat keras maupun lunaknya.
Sistem pengorganisasian
meliputi berbagai rangkaian kegiatan yang bermula pada orientasi atas tujuan
yang akan dicapai dan berakhir pada saat kerangka organisasi yang tercipta
terlengkapi dengan prosedur dan metode kerja, kewenangan, personalia serta
peralatan yang diperlukan. Diantaranya adalah perumusan kerja, penetapan tugas
pokok, perincian kegiatan, pengelompokkan kegiatan dalam fungsi-fungsi,
departementasi, penetapan otoritas organisasi, staffing, dan staffing.
B. DAFTAR RUJUKAN
1. Danim,Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah,
cet.I (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).
2. Siswanto,
Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, cet. I (Jakarta: Pustaka Al Kautsar,
2005)
3. Muhyiddin,
Asep. Metode Pengembangan Dakwah, cet.I (Bandung: CV Pustaka Setia Bandung,
2002)
4.
Anshari,Endang Saefuddin. Wawasan Islam (Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam dan
Umatnya), edisi I (Jakarta: CV Rajawali, 1991)
[1] Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, cet.I (Jakarta: Bumi Aksara,
2006) hal: 117
[2] Siswanto, Panduan Praktis Organisasi
Remaja Masjid, cet. I (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2005) hal: 80
[3] Asep Muhyiddin, Metode Pengembangan
Dakwah, cet.I (Bandung: CV Pustaka Setia Bandung, 2002) hal: 23
[4] Ibid, hal: 135
[5] Endang Saefuddin Anshari. Wawasan
Islam (Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam dan Umatnya), edisi I (Jakarta: CV
Rajawali, 1991) hal: 241
[6] Op. cit. Siswanto, hal : 107-109
No comments:
Post a Comment